SINGARAJA – Perusahaan Daerah Swatantra diminta melakukan diversifikasi usaha. Kini perusahaan dianggap terlalu fokus pada sektor jasa sewa kendaraan.
Sehingga sektor usaha lain justru diabaikan. Sebenarnya, PD Swatantra merupakan perusahaan daerah tertua di Buleleng.
Perusahaan ini diketahui sudah berdiri sejak 12 April 1969 lalu. Meski berusia paling tua, kondisi perusahaan tak selalu sehat.
Bahkan, sempat megap-megap karena tak mampu bayar gaji karyawan. Sebenarnya inti bisnis perusahaan ini adalah mengelola lahan perkebunan dan pertanian.
Namun, usaha bisnis ini tak mampu menunjang perusahaan. Sejak 2013, perusahaan kemudian merambah usaha jasa sewa kendaraan bermotor.
Bila pada tahun-tahun sebelumnya PD Swatantra selalu norog, pada tahun 2018 lalu perusahaan sudah mampu menyetor pendapatan sebesar Rp 491 juta ke kas daerah.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, perusahaan kini harus mulai memikirikan diversifikasi usaha.
Perusahaan tak bisa lagi mengandalkan sektor jasa sewa kendaraan dan usaha perkebunan saja. Namun harus sudah melirik sektor UMKM.
“Saya ingin PD Swatantra melakukan diversifikasi. Jasa sewa kan sudah jalan nih. Sekarang harus lihat sektor produksi.
Sehingga dia menjadi leader UKM kita,” kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat ditemui di Lobi Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng.
Lebih lanjut Bupati Agus mengatakan, diversifikasi itu akan menjadi tantangan terbesar dirut baru.
Ia meminta agar PD Swatantra menjadi badan usaha yang menyerap produk-produk pertanian dan UKM yang ada di Buleleng.
“UKM kita yang kesulitan pasar, harus difasilitasi lewat PD Swatantra. Jadi perusahaan memfasilitasi izin,
entah itu izin kemenkes, BPOM, dan label tetek bengek lainnya. Jadi sektor perdagangan kita bisa benar-benar bersinergi,” katanya.
Bupati Agus berjanji akan menunjuk dirut baru pada Senin (17/2) mendatang. Mengingat kini Dirut PD Swatantra Ketut Siwa sudah memasuki masa pensiun.
Ia pun mengingatkan pada dirut baru, harus menunjukkan kinerja cemerlang dalam setahun masa kepemimpinan.
“Saya akan lihat kinerjanya selama setahun pertama. Kalau usahanya tidak on the track, saya ganti dengan yang lain,” tukas Suradnyana.