SINGARAJA – Pengambilan sampel swab massal di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula yang rencananya dilakukan kemarin (13/5) tertunda.
Tim medis kesulitan menemukan sasaran yang akan menjalani sampel swab. Sebab ada ketakutan di masyarakat, mereka yang menjalani pengambilan sampel swab,
harus segera menjalani karantina di tempat yang disiapkan pemerintah. Alhasil pemerintah memutuskan menunda sehari pelaksanaan pengambilan sampel swab.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, tim medis di Dinas Kesehatan Buleleng bersama kecamatan dan desa, berupaya melakukan pendekatan pada warga.
Sehingga mereka bersedia menjalani pengambilan sampel swab. Suyasa menyatakan, mereka yang diambil sampel swabnya, bukan berarti positif covid-19 atau sempat kontak dengan orang yang positif Covid-19.
Pengambilan sampel itu justru dilakukan secara acak. Hal itu dilakukan, guna memastikan di Bondalem tak lagi terjadi penyebaran virus covid-19 secara massif.
“Saat akan di-swab, ada beban psikis dan rasa khawatir di warga ini. Tapi kami sudah melakukan pendekatan bersama aparat desa, relawan, dan satgas gotong royong.
Sampai siang ini, sudah ada 50 orang yang siap menjalani pengambilan sampel swab. Ini kami upayakan akan terus bertambah,” kata Suyasa.
Lebih lanjut Suyasa mengatakan, analisa ilmiah dengan pendekatan epidemiologi, memang membutuhkan setidaknya 200 orang sebagai relawan pengambilan sampel swab.
Sehingga pihaknya berupaya jumlah yang mengikuti sampel swab massal, makin bertambah. “Jadi ketika nanti sudah bersih
(tidak ada yang positif saat swab massal), tanggal 17 kita bisa declare kami buka (karantina). Kalau belum, kami akan tracing lagi,” imbuhnya.