PENARUKAN – Bangkai penyu hijau ditemukan terdampar di Pantai Penarukan, pagi kemarin (13/7). Diduga penyu itu sudah mati sekitar seminggu sebelum ditemukan. Mirisnya, dari hasil pembedahan para akademisi, diduga penyu itu mati karena tersedak sampah plastik.
Penyu itu ditemukan terdampar sekitar pukul 07.00 pagi. Saat itu petugas Polisi Perairan Polres Buleleng tengah melakukan patroli di sekitar Pantai Penarukan.
Saat itu polisi mencium bau bangkai di sekitar lokasi. Setelah dicari, ternyata bau itu bersumber dari bangkai penyu yang teronggok di tepi pantai.
Polisi pun langsung berkoordinasi dengan tim akademisi dari jurusan kelautan dan perikanan di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Dari hasil pemeriksaan para akademisi, penyu itu diketahui berasal dari jenis hijau (Chelonia mydas).
Hasil pemeriksaan morfologi menunjukkan bahwa karapas (cangkang, Red) penyu memiliki panjang 46 centimeter dengan lebar 44 centimeter.
Merujuk pengukuran tersebut, penyu diperkirakan masuk dalam kategori penyu remaja dengan usia antara 25-40 tahun.
Tim dari Undiksha langsung melakukan nekropsi (pembedahan) pada bangkai penyu itu. Saat dibedah, akademisi menemukan plastik pada kerongkongan penyu itu.
Plastik tersebut juga menyumbat suplai makanan yang semestinya masuk ke tubuh penyu.
“Setelah kami lakukan nekropsi, sepertinya penyu ini tersedak plastik. Jadi ada plastik yang terjebak di kerongkongan dan makanannya tidak bisa lewat.
Ini jadi kemungkinan utama penyebab kematian penyu,” kata Gede Iwan Setiabudi, dosen Jurusan Perikanan dan Kelautan Undiksha Singaraja.
Terkait dengan terdamparnya bangkai penyu itu, Iwan mengatakan, hal tersebut mungkin saja terjadi. Menurut Iwan, selama ini perairan utara Pulau Bali memang menjadi perlintasan penyu.
Baik itu penyu hijau maupun penyu lekang. Bahkan penyu lekang sudah acap kali bersarang di pesisir utara Pulau Bali. Namun hingga kini belum ada sarang penyu hijau yang ditemukan di utara Bali.