TABANAN – Sebanyak 15 warga asal Gunung Sari, Lombok Barat memilih untuk mengungsi ke Tabanan. Tepatnya di Banjar Bantas Bale Agung Desa Bantas Selemadeg Timur.
Keputusan untuk memilih mengungsi sementara ke Tabanan karena kekhawatiran gempa yang terus menerus terjadi di daerah Lombok.
“Meski belum ada perintah untuk mengungsi dari pemerintah ke daerah lain. Kami tetap memilih mengungsi. Karena di Lombok terus terjadi gempa susulan,” ujar Kadek Yogiani. .
Dikatakan perempuan berusia 30 tahun ini, dirinya ke Bali bersama suaminya dan keluarga yang berjumlah 15 orang.
“Saya juga warga sini, hanya menikah ke Lombok Barat. Ini rumah orang tua saya,” ucap Yogiani kepada Jawa Pos Radar Bali.
Dirinya hanya pindah untuk sementara ke Bali sambil menunggu kondisi di pulau Lombok kondunsif. Selama di Lombok sejak terjadi keadaan terus genting dan rasa panik.
Yogiani dan keluarga tidur di luar rumah. Kasian anak-anak yang masih kecil. Trauma masih membekas. “Jadi sampai kondisi aman, baru kami kembali ke Lombok,” ungkapnya.
Saat gempa terjadi beruntung keluarga semuanya selamat. Hanya saja suami saat itu sedang bekerja mengelola hotel dan villa di Gili Trawangan, Lombok Utara.
Sedangkan dirinya tinggal di Lombok Barat. Bersukur saat terjadi gempa sumai juga selamat
“Gempa pertama 29 Juli masih bertahan. Setelahnya terjadi gempa 7 skala ricter kemudian adanya informasi akan terjadi tsunami membuat saya
dan keluarga khawatir. Apalagi gempa susulan masih sering terjadi sehingga was-was kalau tetap ada di sana,” tuturnya.
Saat ini suasana di Lombok masih belum aman. Sementara di Gili Trawangan lokasi tempat suaminya bekerja.
Bangunannya banyak yang rusak akibat gempa. Untuk sementara operasional hotel dan villa di Gili Trawangan dihentikan, setidaknya sampai 15 September nanti.
Apalagi saat ini Gili Trawangan tidak boleh menerima tamu. “Saat ini ditutup dulu untuk wisatawan sampai kondisi kondusif. Setelah benar-benar kondusif, baru akan kami pulang kembali,” pungkasnya.