RadarBali.com – Tertidur hampir 55 tahun, Gunung Agung mulai menunjukkan geliat. Terpantau sebulan terakhir terjadi gempa vulkanik maupun tektonik sebanyak 99 kali.
Bahkan, berdasar laporan Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu (13/9) kemarin tercatat 7 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 2-6 mm dan lama gempa 12-23 detik.
Empat kali gempa dangkal dengan amplitudo 3-6 mm dengan lama gempa 7 – 13 detik. Dan sekali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 6 mm, dan lama gempa 37 detik.
Berdasar tingkat kegempaan, Badan Geologi menganalisis terjadi peningkatan yang mengindikasikan adanya peretakan di dalam tubuh gunung api yang diakibatkan oleh tekanan fluida magmatik.
Hal itu diperkuat dengan keterangan para pendaki yang melihat embusan solfatara dari dalam kawah gunung pada 13 September, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
“Berdasar hasil data visual dan instrumental, aktivitas Gunung Agung cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan probabilitas terjadinya letusan meningkat, meski kejadiannya tidak dapat dipastikan,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kasbani, Kamis (14/9).