33.3 C
Jakarta
25 November 2024, 13:09 PM WIB

Stok Logistik Posko Induk Tejakula Menipis, Hanya Tersisa Beras

RadarBali.com – Stok makanan bagi para pengungsi Gunung Agung, kini mulai menipis. Kini stok makanan yang dinyatakan dalam kondisi aman di Posko Induk Logistik Tejakula, hanya beras.

Itu pun karena mendapat pasokan secara kontinu dari Kementerian Sosial. Sebenarnya kondisi pasokan logistik berupa beras di posko induk relatif aman.

Masalah justru terjadi pada logistik non beras. Sebut saja telur, sarden, mie instan, serta sayur mayur. Dari hari ke hari, pasokan semakin menipis.

Bahkan stok telur, kini benar-benar habis. Padahal beberapa pekan lalu suplai logistik ini terbilang melimpah.

Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang mengakui kondisi tersebut. Menurutnya beberapa pasokan logistik sudah tandas beberapa hari lalu.

Terutama stok telur yang paling sering diminta pengungsi. Telur misalnya, kini hanya tersisa 29 krat. Sementara dus, tersisa tujuh dus lagi.

Selama ini pasokan itu hanya mengandalkan bantuan dari donatur. “Telur, sayur, dan bumbu dapur itu sudah tipis. Suplai logistik seperti itu kan hanya mengandalkan donatur saja. Kalau beras, aman. Karena dibantu Kementerian Sosial,” kata Gede Komang.

Ia pun maklum jika kondisi pasokan itu semakin menipis. Lantaran kini tak setiap hari ada orang yang bisa menyalurkan sumbangan ke pos logistik.

Meski demikian ia tetap mengupayakan bantuan kepada para donatur dan sejumlah komunitas yang bekerjasama dengan Dinas Sosial Buleleng.

Selain itu Dinsos Buleleng juga akan mengajukan bantuan permakanan kepada Kementerian Sosial.

“Kami akan usulkan ke Kemensos. Dari donatur juga tetap kami upayakan. Sekarang memang intensitas yang nyumbang menurun. Wajar juga, tidak mungkin setiap hari orang bisa nyumbang,” imbuhnya.

Asal tahu saja, ketika awal gelombang pengungsi, jumlah donatur yang menyalurkan bantuan ke posko pengungsian, mencapai lebih dari 50 donatur per hari.

Apalagi pada akhir pekan, jumlah donatur mengular dari pagi hingga malam hari. Kini jumlah donatur hanya berkisar antara dua sampai tiga kelompok per hari.

Hal itu pun mempengaruhi kondisi logistik non beras di posko induk.

RadarBali.com – Stok makanan bagi para pengungsi Gunung Agung, kini mulai menipis. Kini stok makanan yang dinyatakan dalam kondisi aman di Posko Induk Logistik Tejakula, hanya beras.

Itu pun karena mendapat pasokan secara kontinu dari Kementerian Sosial. Sebenarnya kondisi pasokan logistik berupa beras di posko induk relatif aman.

Masalah justru terjadi pada logistik non beras. Sebut saja telur, sarden, mie instan, serta sayur mayur. Dari hari ke hari, pasokan semakin menipis.

Bahkan stok telur, kini benar-benar habis. Padahal beberapa pekan lalu suplai logistik ini terbilang melimpah.

Kepala Dinas Sosial Buleleng, Gede Komang mengakui kondisi tersebut. Menurutnya beberapa pasokan logistik sudah tandas beberapa hari lalu.

Terutama stok telur yang paling sering diminta pengungsi. Telur misalnya, kini hanya tersisa 29 krat. Sementara dus, tersisa tujuh dus lagi.

Selama ini pasokan itu hanya mengandalkan bantuan dari donatur. “Telur, sayur, dan bumbu dapur itu sudah tipis. Suplai logistik seperti itu kan hanya mengandalkan donatur saja. Kalau beras, aman. Karena dibantu Kementerian Sosial,” kata Gede Komang.

Ia pun maklum jika kondisi pasokan itu semakin menipis. Lantaran kini tak setiap hari ada orang yang bisa menyalurkan sumbangan ke pos logistik.

Meski demikian ia tetap mengupayakan bantuan kepada para donatur dan sejumlah komunitas yang bekerjasama dengan Dinas Sosial Buleleng.

Selain itu Dinsos Buleleng juga akan mengajukan bantuan permakanan kepada Kementerian Sosial.

“Kami akan usulkan ke Kemensos. Dari donatur juga tetap kami upayakan. Sekarang memang intensitas yang nyumbang menurun. Wajar juga, tidak mungkin setiap hari orang bisa nyumbang,” imbuhnya.

Asal tahu saja, ketika awal gelombang pengungsi, jumlah donatur yang menyalurkan bantuan ke posko pengungsian, mencapai lebih dari 50 donatur per hari.

Apalagi pada akhir pekan, jumlah donatur mengular dari pagi hingga malam hari. Kini jumlah donatur hanya berkisar antara dua sampai tiga kelompok per hari.

Hal itu pun mempengaruhi kondisi logistik non beras di posko induk.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/