29.7 C
Jakarta
19 April 2024, 19:49 PM WIB

Bengkel Sering Sepi, Garap Peluang Lain sebagai Pemandu Pendaki Gunung

PANDEMI covid-19 benar-benar menghantam semua lini. Sektor otomotif yang lesu ditambah daya beli masyarakat yang menurun, pun berimbas pada bengkel-bengkel perawatan dan perbaikan mobil di kota Denpasar.

 

Tak sedikit pemilik usaha bengkel yang mengeluh. Sebab, mobil maupun motor jarang masuk bengkel. “ Situasi ini sudah berlangsung sejak awal pandemi,” kata Nyoman Sudiadnyana,49, pemilik bengkel GPS (Gede Payu Sumerta) yang berlokasi di Jalan Pucuk Bang Gang Kuncup, Banjar Tangtu, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, saat ditemui Kamis (16/12).

 

Nyoman Sudiadnyana mengatakan, sebelum pandemi dia bisa mengerjakan atau merestorasi mobil bersama anaknya Gede Payu Sumerta 2-3 unit dalam sebulan. Pengerjaanya meliputi cat, las dan modifikasi kaki-kaki. “ Saat pandemi, kadang sebulan dapat 1 unit. Kadang-kadang tidak ada sama sekali,” ujar pria asal Karangasem ini.

 

Kendati bengkel cat miliknya acap sepi, itu tak membuat Nyoman Sudiadnyana putus asa. Dia melihat peluang lain. Memanfaatkan jaringan pertemanan yang luas, Sudiadnyana mengawal warga maupun wisatawan domestik mendaki Gunung Agung. “ Karena saya juga hobi mendaki, sekalian bisa buat tambahan di situasi sulit ini dengan menjadi pemandu para pendaki. Sekali tracking ke Gunung Agung lumayan, “ jelas suami Wayan Subur Arini, 52, ini.

 

Sudiadnyana menambahkan, tariff sekali tracking ke Gunung Agung Rp 1,2 juta. “ Jasa pemandu dengan tariff Rp 1,2 juta itu untuk satu grup yang berisi empat orang pendaki,” bebernya.

 

Dia berharap pandemi segera berakhir dan kehidupan kembali normal. “ Terpenting melihat anak-anak kembali ke sekolah, dan kami orang tua kembali fokus bekerja,” pungkas ayah Gede Payu Sumerta dan Made Egar Canda Sastra.

 

 

 

PANDEMI covid-19 benar-benar menghantam semua lini. Sektor otomotif yang lesu ditambah daya beli masyarakat yang menurun, pun berimbas pada bengkel-bengkel perawatan dan perbaikan mobil di kota Denpasar.

 

Tak sedikit pemilik usaha bengkel yang mengeluh. Sebab, mobil maupun motor jarang masuk bengkel. “ Situasi ini sudah berlangsung sejak awal pandemi,” kata Nyoman Sudiadnyana,49, pemilik bengkel GPS (Gede Payu Sumerta) yang berlokasi di Jalan Pucuk Bang Gang Kuncup, Banjar Tangtu, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, saat ditemui Kamis (16/12).

 

Nyoman Sudiadnyana mengatakan, sebelum pandemi dia bisa mengerjakan atau merestorasi mobil bersama anaknya Gede Payu Sumerta 2-3 unit dalam sebulan. Pengerjaanya meliputi cat, las dan modifikasi kaki-kaki. “ Saat pandemi, kadang sebulan dapat 1 unit. Kadang-kadang tidak ada sama sekali,” ujar pria asal Karangasem ini.

 

Kendati bengkel cat miliknya acap sepi, itu tak membuat Nyoman Sudiadnyana putus asa. Dia melihat peluang lain. Memanfaatkan jaringan pertemanan yang luas, Sudiadnyana mengawal warga maupun wisatawan domestik mendaki Gunung Agung. “ Karena saya juga hobi mendaki, sekalian bisa buat tambahan di situasi sulit ini dengan menjadi pemandu para pendaki. Sekali tracking ke Gunung Agung lumayan, “ jelas suami Wayan Subur Arini, 52, ini.

 

Sudiadnyana menambahkan, tariff sekali tracking ke Gunung Agung Rp 1,2 juta. “ Jasa pemandu dengan tariff Rp 1,2 juta itu untuk satu grup yang berisi empat orang pendaki,” bebernya.

 

Dia berharap pandemi segera berakhir dan kehidupan kembali normal. “ Terpenting melihat anak-anak kembali ke sekolah, dan kami orang tua kembali fokus bekerja,” pungkas ayah Gede Payu Sumerta dan Made Egar Canda Sastra.

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/