29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:13 AM WIB

Terungkap…Keris untuk Takuti Pelayat Itu Diambil dari Kamar Suci

RadarBali.com  –  Rumah duka di Kelurahan Beratan, Buleleng, tempat Putu Sumarsana alias Ngekngok, 23, mengamuk Jumat kemarin (13/10) terlihat cukup ramai dipenuhi sanak kerabat.

Menariknya, ternyata rumah Ngekngok yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ini, bersebelahan dengan rumah duka.

Tuan rumah, Kadek Sumartina, 44, kepada Jawa Pos Radar Bali menuturkan secara detail kejadian mencekam Rabu malam (11/10) itu.

“Suasananya waktu itu sangat mencekam. Bahkan ada seorang ibu-ibu (pelayat) sempat pingsan,” ungkap Sumartima.

Pria yang ahli di bidang instalasi listrik ini mengatakan, sekitar pukul 20.15, Ngekngok datang pertama kali dengan raut muka menantang.

Tanpa membawa senjata, Ngekngok kemudian masuk ke rumah sambil menantang. “Nyen wanen dini? (siapa yang berani disini?),” kata Sumartina menirukan gaya Ngekngok.

Sumartina sejatinya tak begitu akrab dengan Ngekngok, namun dengan orang tua Ngekngok tentunya cukup akrab.

Terlebih rumahnya hanya bersebelahan tembok  saja. Meski jarang mengobrol dengan Ngekngok, Sumartina mengaku tak pernah ada masalah.

Nah, usai menantang para pelayat yang datang namun tak mendapatkan tanggapan, Ngekngok pun balik ke rumah. Tak berapa lama lagi, Ngekngok kembali lagi ke rumah duka dan menantang kembali para tamu.

“Nyen paling wanen dini? Mai lawan awake (siapa paling berani disini? Sini lawan saya),” kata Ngekngok lagi seperti ditirukan Sumartina.

Tak ada yang mengubris, Ngekngok pun mulai mengamuk. Kursi plastik pun ditendangnya hingga ke atas tenda, kemudian meja-meja pun diberantakin.

Karena situasi semakin buruk, Sumartina akhirnya bangun dan menyuruh para perempuan yang ada di sekitar itu untuk masuk ke dalam rumah.

Namun, keponakan-keponakan Sumartina yang cowok pun tak bisa di tahan. Para keponakan ini mendekati si Ngekngok.

Saat itu, Sumartina sempat menahan semua keponakannya tersebut. Sayangnya ada satu yang lolos. Ngekngok dan keponakan Sumartina pun sempat adu mulut. Tapi tidak ada aksi perkelahian.

Dalam keadaan terdesak, Ngekngok kembali ke rumahnya. Di rumahnya, Ngekngok sempat teriak-teriak tak jelas. 

Nah, entah ada angin apa, Ngekngok kemudian lari ke kamar suci mengambil dua bilah keris dan kemudian kembali ke rumah Sumartina.

Namun saat itu, semua orang yang ada di rumah duka tersebut sudah dimasukan ke dalam ruangan dan di kunci dari dalam.

“Saya lihat dia (Ngekngok) bawa dua keris. Maka dari itu saya masukan semua orang ke dalam ruangan,” terangnya.

Ngekngok terlihat beringas. Dalam situasi seperti itu, I Putu Sedana, 60 sempat dianiaya oleh Ngekngok sehingga mengalami luka adanya bekas cekikkan pada leher, lecet di siku kiri dan memar di kepala.

Sedana kemudian dibawa ke RSUD Buleleng untuk berobat dan di visum. Nah, satu jam kemudian, kakak Ngekngok akhirnya datang ke rumah duka dan memarahi kelakuan adiknya itu.

Ngekngok kepada kakaknya mengaku di keroyok di rumah duka itu sebelumnya. Karena hal itulah dia datang membawa senjata.

Beruntung, kakaknya tersebut berhasil menasehati Ngekngok untuk kembali ke rumah dan menaruh senjata yang dibawa.

Tak lama waktu berselang, datang pihak kepolisian dengan bersenjata lengkap yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Kota Singaraja.

Ngekngok kemudian berhasil diamankan petugas di rumahnya tanpa perlawanan.

RadarBali.com  –  Rumah duka di Kelurahan Beratan, Buleleng, tempat Putu Sumarsana alias Ngekngok, 23, mengamuk Jumat kemarin (13/10) terlihat cukup ramai dipenuhi sanak kerabat.

Menariknya, ternyata rumah Ngekngok yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ini, bersebelahan dengan rumah duka.

Tuan rumah, Kadek Sumartina, 44, kepada Jawa Pos Radar Bali menuturkan secara detail kejadian mencekam Rabu malam (11/10) itu.

“Suasananya waktu itu sangat mencekam. Bahkan ada seorang ibu-ibu (pelayat) sempat pingsan,” ungkap Sumartima.

Pria yang ahli di bidang instalasi listrik ini mengatakan, sekitar pukul 20.15, Ngekngok datang pertama kali dengan raut muka menantang.

Tanpa membawa senjata, Ngekngok kemudian masuk ke rumah sambil menantang. “Nyen wanen dini? (siapa yang berani disini?),” kata Sumartina menirukan gaya Ngekngok.

Sumartina sejatinya tak begitu akrab dengan Ngekngok, namun dengan orang tua Ngekngok tentunya cukup akrab.

Terlebih rumahnya hanya bersebelahan tembok  saja. Meski jarang mengobrol dengan Ngekngok, Sumartina mengaku tak pernah ada masalah.

Nah, usai menantang para pelayat yang datang namun tak mendapatkan tanggapan, Ngekngok pun balik ke rumah. Tak berapa lama lagi, Ngekngok kembali lagi ke rumah duka dan menantang kembali para tamu.

“Nyen paling wanen dini? Mai lawan awake (siapa paling berani disini? Sini lawan saya),” kata Ngekngok lagi seperti ditirukan Sumartina.

Tak ada yang mengubris, Ngekngok pun mulai mengamuk. Kursi plastik pun ditendangnya hingga ke atas tenda, kemudian meja-meja pun diberantakin.

Karena situasi semakin buruk, Sumartina akhirnya bangun dan menyuruh para perempuan yang ada di sekitar itu untuk masuk ke dalam rumah.

Namun, keponakan-keponakan Sumartina yang cowok pun tak bisa di tahan. Para keponakan ini mendekati si Ngekngok.

Saat itu, Sumartina sempat menahan semua keponakannya tersebut. Sayangnya ada satu yang lolos. Ngekngok dan keponakan Sumartina pun sempat adu mulut. Tapi tidak ada aksi perkelahian.

Dalam keadaan terdesak, Ngekngok kembali ke rumahnya. Di rumahnya, Ngekngok sempat teriak-teriak tak jelas. 

Nah, entah ada angin apa, Ngekngok kemudian lari ke kamar suci mengambil dua bilah keris dan kemudian kembali ke rumah Sumartina.

Namun saat itu, semua orang yang ada di rumah duka tersebut sudah dimasukan ke dalam ruangan dan di kunci dari dalam.

“Saya lihat dia (Ngekngok) bawa dua keris. Maka dari itu saya masukan semua orang ke dalam ruangan,” terangnya.

Ngekngok terlihat beringas. Dalam situasi seperti itu, I Putu Sedana, 60 sempat dianiaya oleh Ngekngok sehingga mengalami luka adanya bekas cekikkan pada leher, lecet di siku kiri dan memar di kepala.

Sedana kemudian dibawa ke RSUD Buleleng untuk berobat dan di visum. Nah, satu jam kemudian, kakak Ngekngok akhirnya datang ke rumah duka dan memarahi kelakuan adiknya itu.

Ngekngok kepada kakaknya mengaku di keroyok di rumah duka itu sebelumnya. Karena hal itulah dia datang membawa senjata.

Beruntung, kakaknya tersebut berhasil menasehati Ngekngok untuk kembali ke rumah dan menaruh senjata yang dibawa.

Tak lama waktu berselang, datang pihak kepolisian dengan bersenjata lengkap yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Kota Singaraja.

Ngekngok kemudian berhasil diamankan petugas di rumahnya tanpa perlawanan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/