NUSA DUA-Aksi demonstrasi dari Aliansi Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB di perempatan lampu merah BTDS, Nusa Dua, Minggu (14/10) siang berlangsung panas dan nyaris ricuh.
Kericuhan saat aksi demo terjadi sesaat setelah sejumlah aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja berupaya membubarkan aksi mereka.
Bahkan, aksi saling dorong sempat terjadi antara puluhan demonstran dengan aparat.
Beruntung, meski sempat saling dorong, aksi demo yang sempat membuat jalanan sedikit macet berlangsung aman.
Koordinator Gerakan Rakyat Menentang IMF-WB, Mohammad Ali dikonfirmasi usai aksi, mengatakan, aksi ini sebagai bentuk sikap politik terhadap hasil baru pertemuan tahunan IMF-WB.
Dimana menjelang penutupan, pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali disebut hanya menghasilkan rencana baru kejahatan mereka dengan menggelontorkan utang baru bagi pemerintah.
“Utang tersebut adalah investasi asing untuk mempercepat perampokan terhadap kekayaan alam dan membuat kemiskinan semakin memburuk,” katanya
Lebih lanjut, Ali juga menyebut bahwa pemerintahan Joko Widodo justru memberi tempat bagi IMF dan Bank Dunia untuk merampok dan memiskinkan rakyat sebagai hasil baru yang disepakati dalam pertemuan tahunnannya kali ini.
Dengan kata lain, pemerintah kian menunjukkan secara terbuka sebagai kekuasaan yang anti terhadap demokrasi dan menebar teror terhadap rakyatnya dengan menindas rakyat yang menentang perampokan IMF dan Bank Dunia.
“Buktinya adalah dengan melarang kegiatan Gerakan Rakyat Menentang IMF-Bank Dunia yang tergabung dalam People’s Global Conference (PGC) Against IMF-World bank,” tambah Ali.
Lanjut dia, pemerintah juga telah menindas rakyat Bali lewat larangan dan aturan yang membuat rakyat Bali kehilangan pendapatannya dan hak berdemokrasi selama acara IMF dan Bank Dunia berlangsung beberapa hari ini.