DENPASAR – Maestro perupa Bali I Made Wianta telah meninggal dunia kemarin. Kepergian almarhum masih membekas di mata para sahabat. Tak terkecuali bagi Yuda Bantono.
Menurut Yuda, Made Wianta adalah perupa yang visioner, kreatifnya tanpa batas dan selalu gelisah terhadap hal-hal yang menyangkut dirinya dimana ia berada. Tidak hanya tentang Bali.
“Saya beberapa kali bersamanya mendampingi proyek-proyek seninya baik di Bali, Indonesia, Asia maupun Eropa.
Wianta bukan saja teman, tapi guru yang baik mengajari saya terhadap hal-hal yang berhubungan den seni rupa,” ucap Yuda.
Sang Maestro itu disebutnya sebagai orang yang sangat keras dan tegas terhadap prinsip berkesenian. Berkeseniannya selalu berdasarkan konsep, ditelaah dengan penelitian.
Seringkali Yuda diutus membantu riset proyek seninya, dan mengirim sampai ke Basel Swiss, misalnya, hanya untuk meneliti perubahan gambaran air dari pagi sampai malam.
Yuda bersahabat dengan Wianta sejak mengerjakan proyeknya Art and Peace 10 Desember 1999. Selanjutnya memanage puluhan proyek-proyeknya sampai akhir hayatnya dan bahkan proyek Rhein River tahun depan.