33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:40 PM WIB

SMPN 8 Singaraja Ditunjuk Jadi Lokasi Pengembangan Sekolah Model

SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng menyiapkan SMPN 8 Singaraja menjadi sekolah model.

Sekolah ini diharapkan menjadi sekolah rujukan, dalam pengembangan proses pembelajaran maupun penyusunan kurikulum.

Pemerintah sengaja memilih SMPN 8 Singaraja sebagai sekolah rujukan. Sebab sekolah tersebut merupakan sekolah yang baru berdiri. Selain itu sekolah baru mengantongi status akreditasi B.

Kepala Disdikpora Buleleng Gde Dharmaja mengatakan, pihaknya sudah menyusun rencana kerja untuk pengembangan sekolah model tersebut.

Proses pengembangan itu akan memakan waktu selama empat tahun, mulai dari tahun 2020 hingga 2024 mendatang.

“Kami menyebutnya dengan istilah light house school programme. Sehingga nanti kualitas lulusan yang dihasilkan terus

mengalami peningkatan. Kami juga sudah bekerjasama dengan pihak ketiga, untuk pengembangan ini,” kata Dharmaja.

Dalam program pengembangan itu, pemerintah menargetkan memiliki lulusan berkualitas seperti yang dihasilkan di SMAN Bali Mandara (Smanbara).

Hanya saja, sekolah tersebut tidak menerapkan pola asrama seperti yang dilakukan di Smanbara. Nantinya kurikulum lebih ditekankan pada hal-hal yang mengarah pada sains dan Bahasa Inggris.

Selain itu, ada beberapa kurikulum muatan lokal yang akan dikembangkan sebagai soft skill siswa.

“Muatan lokal masih kami rumuskan. Karena SMPN 8 itu ada di wilayah pariwisata, kemungkinan muatan lokalnya tidak jauh-jauh dari hal itu,” imbuh Dharmaja.

Untuk tahap awal, kata Dharmaja, pemerintah akan melakukan standarisasi kualitas tenaga pendidik di sekolah tersebut.

Salah satu syarat yang ditetapkan yakni guru-guru maupun tenaga administrasi di sana harus menguasai Bahasa Inggris. Bahkan standar TOEFL yang diberikan mencapai 550.

Selain itu pemerintah juga harus memenuhi kebutuhan guru di sekolah tersebut. Pemerintah mengaku masih membutuhkan delapan orang guru serta empat orang tenaga administrasi.

“Segera kami rekrut. Termasuk mereka ini harus memenuhi standar Bahasa Inggris itu,” katanya lagi.

Sekadar diketahui, SMPN 8 Singaraja merupakan salah satu dari tiga SMP negeri baru yang didirikan Disdikpora Buleleng dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Sekolah itu terletak di Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng. Sekolah itu tadinya dibangun untuk menampung siswa-siswa

dari Desa Kalibukbuk, Desa Anturan, Desa Pemaron, dan Desa Tukadmungga yang tak kebagian sekolah karena penerapan sistem zonasi.

Belakangan siswa dari Desa Kaliasem dan Kayuputih Melaka juga turut mendaftar ke sekolah tersebut. Hingga kini tercatat ada 22 rombongan dengan 666 orang siswa di sekolah tersebut.

SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng menyiapkan SMPN 8 Singaraja menjadi sekolah model.

Sekolah ini diharapkan menjadi sekolah rujukan, dalam pengembangan proses pembelajaran maupun penyusunan kurikulum.

Pemerintah sengaja memilih SMPN 8 Singaraja sebagai sekolah rujukan. Sebab sekolah tersebut merupakan sekolah yang baru berdiri. Selain itu sekolah baru mengantongi status akreditasi B.

Kepala Disdikpora Buleleng Gde Dharmaja mengatakan, pihaknya sudah menyusun rencana kerja untuk pengembangan sekolah model tersebut.

Proses pengembangan itu akan memakan waktu selama empat tahun, mulai dari tahun 2020 hingga 2024 mendatang.

“Kami menyebutnya dengan istilah light house school programme. Sehingga nanti kualitas lulusan yang dihasilkan terus

mengalami peningkatan. Kami juga sudah bekerjasama dengan pihak ketiga, untuk pengembangan ini,” kata Dharmaja.

Dalam program pengembangan itu, pemerintah menargetkan memiliki lulusan berkualitas seperti yang dihasilkan di SMAN Bali Mandara (Smanbara).

Hanya saja, sekolah tersebut tidak menerapkan pola asrama seperti yang dilakukan di Smanbara. Nantinya kurikulum lebih ditekankan pada hal-hal yang mengarah pada sains dan Bahasa Inggris.

Selain itu, ada beberapa kurikulum muatan lokal yang akan dikembangkan sebagai soft skill siswa.

“Muatan lokal masih kami rumuskan. Karena SMPN 8 itu ada di wilayah pariwisata, kemungkinan muatan lokalnya tidak jauh-jauh dari hal itu,” imbuh Dharmaja.

Untuk tahap awal, kata Dharmaja, pemerintah akan melakukan standarisasi kualitas tenaga pendidik di sekolah tersebut.

Salah satu syarat yang ditetapkan yakni guru-guru maupun tenaga administrasi di sana harus menguasai Bahasa Inggris. Bahkan standar TOEFL yang diberikan mencapai 550.

Selain itu pemerintah juga harus memenuhi kebutuhan guru di sekolah tersebut. Pemerintah mengaku masih membutuhkan delapan orang guru serta empat orang tenaga administrasi.

“Segera kami rekrut. Termasuk mereka ini harus memenuhi standar Bahasa Inggris itu,” katanya lagi.

Sekadar diketahui, SMPN 8 Singaraja merupakan salah satu dari tiga SMP negeri baru yang didirikan Disdikpora Buleleng dalam kurun waktu empat tahun terakhir.

Sekolah itu terletak di Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng. Sekolah itu tadinya dibangun untuk menampung siswa-siswa

dari Desa Kalibukbuk, Desa Anturan, Desa Pemaron, dan Desa Tukadmungga yang tak kebagian sekolah karena penerapan sistem zonasi.

Belakangan siswa dari Desa Kaliasem dan Kayuputih Melaka juga turut mendaftar ke sekolah tersebut. Hingga kini tercatat ada 22 rombongan dengan 666 orang siswa di sekolah tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/