28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:38 AM WIB

Kasus Positif Melonjak Sejak New Normal, Ternyata Ini Pemicunya

SINGARAJA – Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyebut, lonjakan kasus positif sangat berpeluang terjadi di masa new normal.

Hal ini terjadi lantaran harus dilakukannya rileksasi di sejumlah sektor oleh pemerintah. Kebijakan penyekatan yang dilakukan gugus tugas, tak bisa dilanjutkan lagi.

Sebab bila dilanjutkan, hal itu akan bertentangan dengan kebijakan rileksasi yang dilakukan oleh pusat dan provinsi.

“Walau tanpa riset, fenomenanya memang diprediksi akan terjadi peningkatan. Setelah terjadi peningkatan kasus, kami lakukan penelusuran.

Ternyata sumbernya dari aktifitas bepergian. Jadi interaksi antar daerah semakin meningkat. Orang biasa bepergian ke zona hijau, zona kuning, bahkan zona merah sekali pun. Kalau dulu kan masih membatasi diri,” jelas Suyasa.

Dengan fenomena terkini, Suyasa tak menampik ada potensi kapasitas ruang isolasi di seluruh Buleleng akan penuh. Sehingga gugus tugas juga menyiapkan skema rujukan.

“Kalau laju kasusnya bisa ditekan, kebutuhan kita sudah cukup. Tapi kalau terus terjadi lonjakan tinggi, ya memang harus dirujuk ke provinsi.

 Besok kami akan lakukan rapat lagi dengan provinsi dan kami sampaikan kondisi yang ada,” demikian Suyasa.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 224 kasus.

Dari 224 kasus itu, sebanyak 153 orang telah dinyatakan sembuh dan 2 orang lainnya meninggal dunia. Kini masih ada 69 orang yang masih menjalani perawatan.

Dari 69 orang yang dirawat, sebanyak 6 orang dirawat di RS Pratama Giri Emas, 24 orang dirawat di RSUD Buleleng,

seorang dirawat di RS KDH BROS Singaraja, seorang lainnya dirawat di RS Kertha Usada, dan 37 orang lainnya menjalani isolasi mandiri. 

SINGARAJA – Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyebut, lonjakan kasus positif sangat berpeluang terjadi di masa new normal.

Hal ini terjadi lantaran harus dilakukannya rileksasi di sejumlah sektor oleh pemerintah. Kebijakan penyekatan yang dilakukan gugus tugas, tak bisa dilanjutkan lagi.

Sebab bila dilanjutkan, hal itu akan bertentangan dengan kebijakan rileksasi yang dilakukan oleh pusat dan provinsi.

“Walau tanpa riset, fenomenanya memang diprediksi akan terjadi peningkatan. Setelah terjadi peningkatan kasus, kami lakukan penelusuran.

Ternyata sumbernya dari aktifitas bepergian. Jadi interaksi antar daerah semakin meningkat. Orang biasa bepergian ke zona hijau, zona kuning, bahkan zona merah sekali pun. Kalau dulu kan masih membatasi diri,” jelas Suyasa.

Dengan fenomena terkini, Suyasa tak menampik ada potensi kapasitas ruang isolasi di seluruh Buleleng akan penuh. Sehingga gugus tugas juga menyiapkan skema rujukan.

“Kalau laju kasusnya bisa ditekan, kebutuhan kita sudah cukup. Tapi kalau terus terjadi lonjakan tinggi, ya memang harus dirujuk ke provinsi.

 Besok kami akan lakukan rapat lagi dengan provinsi dan kami sampaikan kondisi yang ada,” demikian Suyasa.

Sekadar diketahui, saat ini secara kumulatif kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Buleleng mencapai 224 kasus.

Dari 224 kasus itu, sebanyak 153 orang telah dinyatakan sembuh dan 2 orang lainnya meninggal dunia. Kini masih ada 69 orang yang masih menjalani perawatan.

Dari 69 orang yang dirawat, sebanyak 6 orang dirawat di RS Pratama Giri Emas, 24 orang dirawat di RSUD Buleleng,

seorang dirawat di RS KDH BROS Singaraja, seorang lainnya dirawat di RS Kertha Usada, dan 37 orang lainnya menjalani isolasi mandiri. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/