25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 8:10 AM WIB

Kontraktor Pasar Seni Sukawati Minta Maaf, Soal Pecaruan Bilang Begini

GIANYAR – Pembangunan Pasar Seni Sukawati di Banjar Dlod Tangluk kacau. Ada 8 Kepala Keluarga (KK) menuntut ganti rugi atas sejumlah kerusakan yang diakibatkan pembangunan pasar.

Kerusakannya beragam. Mulai dari tembok roboh, kamar mandi bocor hingga kios warga rusak terkena dampak pembangunan Pasar Seni Sukawati.

Proyek Manajer PT Putra Jaya Andalan, Kamarudin, menyatakan, sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Mulai dari PUPR dan Disperindag.

“Minimal harus identifikasi dulu. Banyak itu, batas proyek kami rumah ada yang pecah ada yang apa. Identifikasi dulu, kalau saya sendiri kan nggak enak. Mohon dibantu,” ujar Kamarudin.

Dari hasil koordinasi itu, sempat ada usulan, untuk dilakukan ruwatan atau pecaruan secara menyeluruh di masing-masing rumah.

“Itu kemarin sudah dibicarakan dengan rapat Disperindag. Infonya yang mecaru dan Melaspas dilakukan Pemda langsung,” jelasnya.

Pihaknya juga meminta maaf atas kerusakan yang terjadi akibat proyek. “Sebelumnya kami minta maaf juga kalau selama pelaksanaan,

secara langsung tidak langsung mengganggu aktivitas. Buat resah, polusi. Atas nama kontraktor dan mewakili teman lapangan mohon maaf,” ujarnya.

Untuk ganti rugi, pihaknya mengaku punya tanggungjawab pemeliharaan bangunan pasar seni selama setahun. “Maka saya akan tepati janji saya. Maunya perbaiki langsung, biar nggak bertele-tele,” pungkasnya.

Sementara itu, Perbekel Sukawati, Dewa Gede Dwi Putra, menyatakan pertemuan ini sudah kedua kalinya bersama pihak kontraktor.

“Pertemuan pertama, menyangkut warga yang terdampak dari pembangunan. Sepakat diperbaiki. Sekarang akan memverifikasi apa-apa kerusakan yang terjadi,” ujar Dewa Gede Dwi Putra.

Pihak perbekel selaku penengah mengaku pertemuan pertama dan kedua ini berlangsung di kantor desa.

“Dari awal komitmen. Bagi pimpinan proyek atau pelaksana wajib memperbaiki warga masyarakat yang terdampak dari pembangunan. Sekarang janji turun, rumah A apa rusak, rumah B apa rusak,” tegasnya.

Perbekel menegaskan, jika kedatangan 8 KK warga bukan demo atau tuntutan. “Biar gak salah, ini bukan demo. Ini sudah sepakat pertemuan sekarang,” pungkasnya. 

GIANYAR – Pembangunan Pasar Seni Sukawati di Banjar Dlod Tangluk kacau. Ada 8 Kepala Keluarga (KK) menuntut ganti rugi atas sejumlah kerusakan yang diakibatkan pembangunan pasar.

Kerusakannya beragam. Mulai dari tembok roboh, kamar mandi bocor hingga kios warga rusak terkena dampak pembangunan Pasar Seni Sukawati.

Proyek Manajer PT Putra Jaya Andalan, Kamarudin, menyatakan, sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Mulai dari PUPR dan Disperindag.

“Minimal harus identifikasi dulu. Banyak itu, batas proyek kami rumah ada yang pecah ada yang apa. Identifikasi dulu, kalau saya sendiri kan nggak enak. Mohon dibantu,” ujar Kamarudin.

Dari hasil koordinasi itu, sempat ada usulan, untuk dilakukan ruwatan atau pecaruan secara menyeluruh di masing-masing rumah.

“Itu kemarin sudah dibicarakan dengan rapat Disperindag. Infonya yang mecaru dan Melaspas dilakukan Pemda langsung,” jelasnya.

Pihaknya juga meminta maaf atas kerusakan yang terjadi akibat proyek. “Sebelumnya kami minta maaf juga kalau selama pelaksanaan,

secara langsung tidak langsung mengganggu aktivitas. Buat resah, polusi. Atas nama kontraktor dan mewakili teman lapangan mohon maaf,” ujarnya.

Untuk ganti rugi, pihaknya mengaku punya tanggungjawab pemeliharaan bangunan pasar seni selama setahun. “Maka saya akan tepati janji saya. Maunya perbaiki langsung, biar nggak bertele-tele,” pungkasnya.

Sementara itu, Perbekel Sukawati, Dewa Gede Dwi Putra, menyatakan pertemuan ini sudah kedua kalinya bersama pihak kontraktor.

“Pertemuan pertama, menyangkut warga yang terdampak dari pembangunan. Sepakat diperbaiki. Sekarang akan memverifikasi apa-apa kerusakan yang terjadi,” ujar Dewa Gede Dwi Putra.

Pihak perbekel selaku penengah mengaku pertemuan pertama dan kedua ini berlangsung di kantor desa.

“Dari awal komitmen. Bagi pimpinan proyek atau pelaksana wajib memperbaiki warga masyarakat yang terdampak dari pembangunan. Sekarang janji turun, rumah A apa rusak, rumah B apa rusak,” tegasnya.

Perbekel menegaskan, jika kedatangan 8 KK warga bukan demo atau tuntutan. “Biar gak salah, ini bukan demo. Ini sudah sepakat pertemuan sekarang,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/