BAKTISERAGA – Pantai Penimbangan terus disinggahi penyu yang akan bertelur. Dalam dua pekan terakhir, sudah tiga ekor penyu yang singgah di Pantai Penimbangan dan bertelur di pesisir.
Penyu-penyu diprediksi akan terus datang ke pantai, hingga beberapa bulan mendatang. Terakhir seekor penyu lekang (Lepidochelys olivacea) bertelur di pantai ini.
Penyu mulai mendarat di pantai pada pukul 23.54, Sabtu (14/4) malam. Butuh waktu cukup lama bagi penyu ini memilih lokasi yang ideal.
Penyu akhirnya mulai bertelur pada pukul 00.39 Minggu (15/4) dini hari dan kembali ke laut pada pukul 00.51 dini hari.
Total ada 49 butir telur penyu yang dihasilkan. Penyu itu lantas dipindahkan ke bak penangkaran milik Pokmaswas Pantai Penimbangan, untuk ditetaskan dan kemudian dilepas ke alam bebas.
Dari hasil pengamatan tim konservasi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, penyu yang bertelur pada Minggu dini hari itu, masih tergolong muda.
Penyu diduga baru belajar bertelur, sehingga ditemukan beberapa telur yang abnormal. Dosen Jurusan Kelautan Undiksha
Gede Iwan Setiabudi mengatakan, dari data jejak penyu yang bertelur itu memiliki panjang sekitar 46 centimeter.
Ukuran itu menunjukkan indukan penyu masih relatif muda. Usianya diperkirakan baru 30-40 tahun. Pada usia tersebut, penyu betina biasanya baru belajar bertelur.
Penyu yang baru belajar bertelur memiliki ukuran telur yang relatif lebih kecil ketimbang penyu kebanyakan. Ditambah lagi ada beberapa telur yang abnormal dan dipastikan tidak bisa menetas.
“Kami temukan empat butir telur yang abnormal karena hanya mengandung putih telur saja. Tidak ada kuningnya, atau embrionya tidak ada.
Jadi, tidak mungkin bisa tumbuh. Kalau sudah berpengalaman, telur yang abnormal itu sangat rendah,” jelas Iwan.
Sementara itu Koordinator Relawan Save Penyu Pokmaswas Pantai Penimbangan, Putu Dedy Yastika mengungkapkan, sejak ditemukan penyu yang bertelur dua pekan lalu, kini relawan rutin melangsungkan ronda.
Setiap hari relawan mengatur jadwal piket, dan memantau areal pantai mengawasi penyu yang menepi untuk bertelur.
Menurutnya, relawan harus melakukan ronda guna mengantisipasi serangan predator yang memangsa telur penyu.
Predator itu pun bermacam-macam, mulai dari reptile seperti ular, hingga hewan mamalia seperti anjing dan kucing.
“Kalau tidak dijaga malah nanti telurnya dimangsa predator. Kami juga takut ada orang-orang tidak bertanggungjawab.
Bukannya diselamatkan, bisa-bisa penyu dan telurnya dicuri. Makanya kami lakukan ronda, demi kelestarian penyu,” katanya.
Hingga kini tercatat ada 306 butir telur penyu yang telah diselamatkan. Kini ratusan telur penyu itu diletakkan di bak penangkaran untuk proses penetasan. Diperkirakan telur-telur itu sudah menetas dalam 60 hari mendatang.