29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:43 AM WIB

Serangan Siber Kian Masif, Akun Tiga Pejabat Buleleng Dikloning

SINGARAJA – Aksi serangan siber kepada para pejabat di Kabupaten Buleleng kian masif saja. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tiga orang pejabat di Buleleng menjadi sasaran aksi kloning alias penggandaan akun.

Masalah itu telah diadukan pada aparat kepolisian. Sejak sepekan terakhir, serangan siber pada pejabat Buleleng kian masif saja.

Awalnya Sekkab Buleleng Gede Suyasa yang jadi sasaran kloning akun WhatsApp. Belakangan akun media sosial milik Kepala Dinas Kebudayaan Gede Dody Sukma yang jadi sasaran aksi peretasan.

Belakangan pada Sabtu (14/11) aksi kloning akun WhatsApp menimpa tiga orang pejabat Buleleng. Aksi itu terjadi hampir bersamaan.

Mereka yang dikloning akunnya ialah Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman Putra, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Buleleng Komang Sumertajaya, dan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana.

Kepala Dinas Sosial Buleleng yang dihubungi kemarin mengaku ada yang mencoba menggandakan akun WhatsApp miliknya.

Modus yang dilakukan, penipu memasang foto profil yang sama. Namun nomor ponsel yang digunakan, berbeda dengan nomor ponsel milik Kariaman.

“Alasannya mau minta pulsa. Ini kan sudah berujung pada aksi penipuan. Sudah saya informasikan juga kepada rekan-rekan saya, agar diabaikan,” kata Kariaman.

Hal serupa juga dialami Kepala Kesbangpol Komang Sumertajaya. “Saya kemarin pagi itu kan sedang ada di Kantor Agama. Kemudian ada staf telepon, tanya apa saya minta kiriman pulsa.

Saya bilang tidak, karena sedang ada acara di Kantor Agama. Kemudian saya dikirimin screenshot. Itu kan sudah jelas aksi penipuan,” kata Sumertajaya.

Sementara itu Kepala Dinas Kominfo Buleleng I Ketut Suweca yang dihubungi terpisah mengatakan, masalah itu sudah ditangani Satgas Cyber Insident Response (CIRT).

Begitu menerima laporan, pihaknya langsung berusaha melakukan pengamanan akun. Sehinga tidak terjadi penggandaan akun lanjutan.

“Pengamanan otentifikasi dua langkah, sudah kami lakukan. Jadi tidak mudah diretas dan dikloning akunnya,” kata Suweca.

Lebih lanjut Suweca mengatakan, pihaknya sudah mengadukan masalah itu pada Satuan Reskrim Polres Buleleng.

Tim dari polres juga telah melakukan koordinasi dengan tim cyber crime di Polda Bali, guna melakukan proses pelacakan lebih lanjut.

“Masalahnya ketika kami lacak, nomornya itu sudah tidak aktif lagi. Jadi agak sulit mengetahui posisi si penipu ini posisinya dimana. Kalau nomornya masih aktif, itu bisa dilakukan pelacakan,” jelasnya.

Mengantisipasi masalah serupa, Suweca mengaku sudah meminta para pejabat melakukan pengamanan akun. Sehingga tidak terjadi masalah penggandaan akun maupun peretasan media sosial.

Asal tahu saja, sejak dua bulan terakhir, bukan kali ini saja peretasan dan penggandaan akun terjadi.

Sebelumnya akun milik Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Ni Made Rousmini dan Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta juga menjadi sasaran serupa. 

SINGARAJA – Aksi serangan siber kepada para pejabat di Kabupaten Buleleng kian masif saja. Dalam waktu yang hampir bersamaan, tiga orang pejabat di Buleleng menjadi sasaran aksi kloning alias penggandaan akun.

Masalah itu telah diadukan pada aparat kepolisian. Sejak sepekan terakhir, serangan siber pada pejabat Buleleng kian masif saja.

Awalnya Sekkab Buleleng Gede Suyasa yang jadi sasaran kloning akun WhatsApp. Belakangan akun media sosial milik Kepala Dinas Kebudayaan Gede Dody Sukma yang jadi sasaran aksi peretasan.

Belakangan pada Sabtu (14/11) aksi kloning akun WhatsApp menimpa tiga orang pejabat Buleleng. Aksi itu terjadi hampir bersamaan.

Mereka yang dikloning akunnya ialah Kepala Dinas Sosial Buleleng I Putu Kariaman Putra, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Buleleng Komang Sumertajaya, dan Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana.

Kepala Dinas Sosial Buleleng yang dihubungi kemarin mengaku ada yang mencoba menggandakan akun WhatsApp miliknya.

Modus yang dilakukan, penipu memasang foto profil yang sama. Namun nomor ponsel yang digunakan, berbeda dengan nomor ponsel milik Kariaman.

“Alasannya mau minta pulsa. Ini kan sudah berujung pada aksi penipuan. Sudah saya informasikan juga kepada rekan-rekan saya, agar diabaikan,” kata Kariaman.

Hal serupa juga dialami Kepala Kesbangpol Komang Sumertajaya. “Saya kemarin pagi itu kan sedang ada di Kantor Agama. Kemudian ada staf telepon, tanya apa saya minta kiriman pulsa.

Saya bilang tidak, karena sedang ada acara di Kantor Agama. Kemudian saya dikirimin screenshot. Itu kan sudah jelas aksi penipuan,” kata Sumertajaya.

Sementara itu Kepala Dinas Kominfo Buleleng I Ketut Suweca yang dihubungi terpisah mengatakan, masalah itu sudah ditangani Satgas Cyber Insident Response (CIRT).

Begitu menerima laporan, pihaknya langsung berusaha melakukan pengamanan akun. Sehinga tidak terjadi penggandaan akun lanjutan.

“Pengamanan otentifikasi dua langkah, sudah kami lakukan. Jadi tidak mudah diretas dan dikloning akunnya,” kata Suweca.

Lebih lanjut Suweca mengatakan, pihaknya sudah mengadukan masalah itu pada Satuan Reskrim Polres Buleleng.

Tim dari polres juga telah melakukan koordinasi dengan tim cyber crime di Polda Bali, guna melakukan proses pelacakan lebih lanjut.

“Masalahnya ketika kami lacak, nomornya itu sudah tidak aktif lagi. Jadi agak sulit mengetahui posisi si penipu ini posisinya dimana. Kalau nomornya masih aktif, itu bisa dilakukan pelacakan,” jelasnya.

Mengantisipasi masalah serupa, Suweca mengaku sudah meminta para pejabat melakukan pengamanan akun. Sehingga tidak terjadi masalah penggandaan akun maupun peretasan media sosial.

Asal tahu saja, sejak dua bulan terakhir, bukan kali ini saja peretasan dan penggandaan akun terjadi.

Sebelumnya akun milik Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Ni Made Rousmini dan Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta juga menjadi sasaran serupa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/