NEGARA – Hujan deras yang turun di wilayah Jembrana kemarin malam tidak sampai memicu terjadinya banjir, namun hujan lebat itu disertai angin puting beliung.
Akibatnya, angin ngelinus itu mengakibatkan sejumlah kerusakan. Dilaporkan, empat bangunan hancur karena puting beliung.
Angin puting beliung itu mulai terjadi sejak sore. Diawali hujan deras turun, tidak lama kemudian di wilayah kelurahan Pendem, Jembrana muncul angin puting beliung sekitar pukul 17.00.
Angin yang berputar dengan suara gemuruh itu kemudian menyapu rumah milik I Ketut Semo, 44. Akibat sapuan angin puting beliung itu bangunan dapur buruh harian di jalan Jalan Putih, Lingkungan Pendem, atapnya hancur.
Beruntung saat atap dapur berhamburan tidak ada orang didalamnya sehingga tidak ada korban. Setelah menyapu rumah Semo, angin puting beliung itu berlalu.
Namun, sekitar satu jam kemudian atau pukul 18.00 angin puting beliung itu kembali muncul di lingkungan Pancardawa, Pendem.
Sapuan angin tersebut membuat pohon mangga besar yang tumbuh di halaman SD 1 Pendem dahannya patah dan menimpa kantin sekolah.
Akibatnya sebagain atap dan kerangka kayu bangunan kantin sekolah itu ambrol.
Setelah menumbangkan pohon mangga yang menimpa kantin SD 1 Pendem, angin puting beliung itu kemudian menyapu daput milik I Ketut Tirta,31, yang membuat atap dapur dari genteng itu beterbangan.
Bangunan dapur berdinding gedek itu juga roboh. “Atap dapur saya habis disapu angin yang datang tiba-tiba itu. Lalu banguananya roboh dan dengan dibantu warga bisa didirikan kembali,” ujar Tirta.
Setelah menghancurkan atap dapur Tirta, angin puting beliung itu menyapu rumah tinggal sekaligus dapur milik Nengah Dandra, 56.
Banguan semi permanen beratap asbes milik buruh itu sempat terangkat dan melayang kemudian terhempas ke tanah dan roboh.
“Angin seperti pusaran datang sangat cepat lalu menggulung dan mengangkat rumah saya, setelah diangkat kemudian langsung jatuh ke tanah dan ambruk,” ujar Dandra.
Dari empat bangunan terdampak angin puting beliung itu rumah Dandra yang mengalami kerusakan paling parah dan tidak bisa ditiempati lagi.
Bencana tersebut oleh Lurah Pendem Putu Mahardika dilaporkan ke BPBD. Tim BPBD yang dipimpin Kalak I Ketut Eko Susilo Artha Permana, kemudian turun untuk melakukan pendataan kerusakan dan memberikan bantuan.
Mereka juga bergotong-royong membersihkan puing-puing reruntuhan banguan serta pohon yang tumbang.
“Dari pendataan kami tidak ada korban luka-luka. Hanya kerugian material mulai Rp.1 juta sampai Rp.10 juta dan yang paling parah adalah rumah Nengah Dandra,” ujar Eko Susilo.
Untuk sementara BPBD juga memberikan bantuan darurat diantaranya terpal, peralatan masak, sembako, dan obat-obatan serta selimut.
“Semua korban kami berikan bantuan darurat. Untuk bantuan selanjutnya kami akan laporkan dahulu,” pungkasnya.