GIANYAR – Renovasi pasar Bona yang terbakar 2018 lalu akan mendapat dana Rp 3 miliar pada 2020.
Jumlah itu jauh lebih kecil jika dibandingkan anggaran pembangunan rumah jabatan (rumjab) bupati. Rumjab dianggarkan Rp 21 miliar tahun depan.
Anggaran yang diberikan untuk pasar itu juga menyusut dari rencana awal. Mulanya, pasar Bona akan disuntik dana Rp 6 miliar pada 2018. Namun, hingga Desember ini pasar Bona tak kunjung dapat perbaikan.
Bendesa Desa Pekraman Bona, I Gusti Nyoman Yasa, yang juga Anggota Fraksi PDIP DPRD Gianyar mengaku masyarakat tidak menuntut terkait anggaran pasar itu.
“Tidak harus itu. Kalau segitu diberikan iya segitu saja kami terima,” ujar I Gusti Nyoman Yasa kemarin.
Lantaran dana minim, maka masyarakat pun akan meratakan sendiri bangunan sisa kebakaran.
“Iya, nanti kami bersama masyarakat swadaya untuk meratakan bangunan yang telah menjadi puing-puing itu,” ujarnya.
Selain karena anggaran yang diberikan terbatas, upaya meratakan sendiri supaya ada peran masyarakat dalam pembangunan pasar.
“Agar ada pertisipasi masyarakat. Biar tidak semua dibebankan ke pemerintah, biar tidak sedikit-sedikit pemerintah,” teranfnya.
Kata dia, peran masyarakat dalam pembangunan juga penting. “Penting untuk mendukung program pemerintah,” pungkasnya.
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar telah menyusun rencana renovasi Pasar Umum Bona, pada APBD Induk 2020.
Rancangan APBD telah diserahkan ke DPRD Gianyar. Dalam KUA-PPAS, Disperindag menyusun anggaran sebesar Rp 3 miliar.
Peruntukannya meliputi, pembangunan 21 unit bangunan kios dan 40 unit bangunan los. Dari 40 unit bangunan los ini, tujuh unit diperuntukan sebagai los basah atau los tempat pedagang daging.