33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:36 PM WIB

Ditemukan Terombang-ambing di Laut, Siswanto: Saya Harus Bertahan

ANTURAN – Sempat dilaporkan hilang, Siswanto, 50, nelayan asal Banjar Dinas Yeh Anakan, Desa Banjarasem, ditemukan dalam kondisi selamat.

Pria paro baya itu ditemukan dalam kondisi terombang-ambing di tengah laut, di atas perahunya yang sudah terbalik karena terhempas gelombang.

Ditemui di Pos Polair Anturan, Siswanto mengaku naas yang menimpa dirinya karena faktor alam. Ia mengaku melaut sejak pukul 06.00 Minggu pagi.

Saat rekan-rekannya kembali ke pantai, ia memilih bertahan di tengah laut karena belum berhasil mendapat ikan barang seekor.

Sekitar pukul 14.00 Minggu siang, angin dan gelombang makin kencang. Ia pun memilih kembali pulang. Namun naas, hembusan angin saat itu sangat kencang dan memengaruhi tinggi gelombang.

Siswanto menyebut tinggi gelombang saat itu mencapai 3-4 meter. Dua mesin tempel dengan kekuatan masing-masing 5,5 PK serta 13 PK juga kewalahan melawan gelombang tinggi.

Akhirnya tongkat pengendali kemudi di perahunya patah karena dihempas gelombang. Tak pelak perahunya terombang-ambing tanpa kendali di tengah lautan.

Arus pun menyeret ia ke arah timur laut. Rupanya kesialan yang menimpa Siswanto belum selesai. Gelombang tinggi merusak cadik perahu dan menghempas perahu hingga terbalik.

“Saya hanya duduk di atas sampan sampai jam 08.00 pagi tadi (Senin, Red). Kalau licin, jatuh ke laut ya naik lagi. Pikiran saya ya pokoknya harus bertahan sudah. Kalau bertahan, pasti ditemukan sama teman-teman saya,” kata Siswanto.

Ia pun mengaku sempat memilih pasrah karena bantuan tak kunjung datang. Apalagi kondisi fisiknya semakin lemah.

“Saya tawakal saja, biar Tuhan yang atur. Syukurnya saya ada yang menolong dan masih ditemukan kondisi sehat walafiat,” imbuhnya.

Menurut Siswanto, ini bukan pertama kalinya ia gagal kembali ke pantai. Hingga kini ia sudah tiga kali gagal kembali ke pantai, dan beruntungnya tetap berhasil kembali dengan selamat.

Kasat Polair Polres Buleleng AKP Putu Aryana membenarkan bahwa pihaknya menerima informasi nelayan hilang pada Minggu malam.

Aryana mengatakan, kondisi laut utara Buleleng pada Minggu siang memang cukup berbahaya. Karena angin bertiup cukup kencang sehingga berpengaruh pada tinggi gelombang.

“Memang kemarin (Minggu, Red) itu cuaca kelihatan cerah. Tapi di tengah laut itu angin kencang dan gelombang tinggi.

Kami himbau pada nelayan, kalau memang sudah ada tanda-tanda cuaca memburuk, lebih baik kembali ke pantai saja, tidak bertahan di tengah laut. Sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” kata Aryana. 

ANTURAN – Sempat dilaporkan hilang, Siswanto, 50, nelayan asal Banjar Dinas Yeh Anakan, Desa Banjarasem, ditemukan dalam kondisi selamat.

Pria paro baya itu ditemukan dalam kondisi terombang-ambing di tengah laut, di atas perahunya yang sudah terbalik karena terhempas gelombang.

Ditemui di Pos Polair Anturan, Siswanto mengaku naas yang menimpa dirinya karena faktor alam. Ia mengaku melaut sejak pukul 06.00 Minggu pagi.

Saat rekan-rekannya kembali ke pantai, ia memilih bertahan di tengah laut karena belum berhasil mendapat ikan barang seekor.

Sekitar pukul 14.00 Minggu siang, angin dan gelombang makin kencang. Ia pun memilih kembali pulang. Namun naas, hembusan angin saat itu sangat kencang dan memengaruhi tinggi gelombang.

Siswanto menyebut tinggi gelombang saat itu mencapai 3-4 meter. Dua mesin tempel dengan kekuatan masing-masing 5,5 PK serta 13 PK juga kewalahan melawan gelombang tinggi.

Akhirnya tongkat pengendali kemudi di perahunya patah karena dihempas gelombang. Tak pelak perahunya terombang-ambing tanpa kendali di tengah lautan.

Arus pun menyeret ia ke arah timur laut. Rupanya kesialan yang menimpa Siswanto belum selesai. Gelombang tinggi merusak cadik perahu dan menghempas perahu hingga terbalik.

“Saya hanya duduk di atas sampan sampai jam 08.00 pagi tadi (Senin, Red). Kalau licin, jatuh ke laut ya naik lagi. Pikiran saya ya pokoknya harus bertahan sudah. Kalau bertahan, pasti ditemukan sama teman-teman saya,” kata Siswanto.

Ia pun mengaku sempat memilih pasrah karena bantuan tak kunjung datang. Apalagi kondisi fisiknya semakin lemah.

“Saya tawakal saja, biar Tuhan yang atur. Syukurnya saya ada yang menolong dan masih ditemukan kondisi sehat walafiat,” imbuhnya.

Menurut Siswanto, ini bukan pertama kalinya ia gagal kembali ke pantai. Hingga kini ia sudah tiga kali gagal kembali ke pantai, dan beruntungnya tetap berhasil kembali dengan selamat.

Kasat Polair Polres Buleleng AKP Putu Aryana membenarkan bahwa pihaknya menerima informasi nelayan hilang pada Minggu malam.

Aryana mengatakan, kondisi laut utara Buleleng pada Minggu siang memang cukup berbahaya. Karena angin bertiup cukup kencang sehingga berpengaruh pada tinggi gelombang.

“Memang kemarin (Minggu, Red) itu cuaca kelihatan cerah. Tapi di tengah laut itu angin kencang dan gelombang tinggi.

Kami himbau pada nelayan, kalau memang sudah ada tanda-tanda cuaca memburuk, lebih baik kembali ke pantai saja, tidak bertahan di tengah laut. Sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” kata Aryana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/