28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 19:47 PM WIB

Tragis! Dihantam Gelombang, Selerek Nelayan Jembrana Tenggelam, Untung

RadarBali.com – Sembilan orang nelayan nyaris menjadi korban keganasan gelombang di Selat Bali.

Beruntung, meski perahu selerek mereka tenggelam di tengah Selat Bali, namun kesembilan nelayan itu berhasil menyelamatkan diri.

Informasi yang dihimpun kesembilan nelayan yakni Pauji, 50, dan Ami Ayuk, 52, asal Banjar  Munduk Asem, Cupel; Madek,45, Samsul, 46, Gepeng, 44, dan  Enok, 45, semuanya asal Desa Pengembengan; Ali, 46, dan Swandik, 45, keduanya asal Banjar Kedunen, Pengambengan serta Didik, 47, asal Banjar  Kepah, Tuwed, Melaya.

Sebelum insiden, mereka berangkat melaut Selasa (15/8) sekitar pukul 15.00 menggunakan perahu selerek Alam Jaya milik H Toni yang dikemudikan Pauji.

Perahu dengan empat mesin tersebut berangkat melaut dari Pelabuhan TPI untuk menjaring ikan layang dan tongkol.

Perahu selerek itu berangkat bersama satu perahu selerek pasangannya yang berisi 25 orang nelayan.

Namun, setelah perjalanan sekitar tiga mil dari TPI atau berada di tengah-tengah Selat Bali, tiba-tiba gelombang besar dan tinggi sekitar tiga meter datang menghantam perahu selerek yang kayunya sudah tua dan rapuh.

Akibatnya bagian depan perahu bocor dan perahan mulai karam. Para nelayan itu berusaha menambal perahu yang bocor dengan kain dan menguras lambung perahu dan membuang 8 jerigen masing-masing berisi 25 liter, tapi gagal.

Pasalnya, perahu semakin miring kekiri. Mereka lalu mengambil  beberapa bambu digunakan sebagai rakit darurat.

Tak lama kemudian, tiba-tiba ombak tinggi kembali datang dan menyapu selerek ini sehingga membuatnya terbalik hingga akhirnya tenggelam sekitar pukul 17.00.

Beruntung, mereka bisa berenang sehingga selamat. “Saat itu angin kencang dan gelombang tinggi,” ujar Saharudin, 50, nelayan yang ikut di perahu selerek satunya.

Saat kejadian sembilan temannya berenang dan mereka kemudian ditolong naik ke perahu. Usai mengevakuasi 9 orang rekannya, selerek pengangkut jaring ini kemudian mencoba menyelamatkan solar dari selerek yang tenggelam.

“Kami sempat mengikat ekor perahu yang tenggelam itu. Namun, karena gelombang besar ekor perahu itu putus,” ujarnya. Setelah itu mereka kembali dan pukul 19.00 sampai di daratan.

Wakapolres Jembrana Kompol Wimboko mengatakan, sembilan nelayan yang perahunya tenggelam selamat. Namun kerugian yang dialami sekitar Rp.150 juta.

RadarBali.com – Sembilan orang nelayan nyaris menjadi korban keganasan gelombang di Selat Bali.

Beruntung, meski perahu selerek mereka tenggelam di tengah Selat Bali, namun kesembilan nelayan itu berhasil menyelamatkan diri.

Informasi yang dihimpun kesembilan nelayan yakni Pauji, 50, dan Ami Ayuk, 52, asal Banjar  Munduk Asem, Cupel; Madek,45, Samsul, 46, Gepeng, 44, dan  Enok, 45, semuanya asal Desa Pengembengan; Ali, 46, dan Swandik, 45, keduanya asal Banjar Kedunen, Pengambengan serta Didik, 47, asal Banjar  Kepah, Tuwed, Melaya.

Sebelum insiden, mereka berangkat melaut Selasa (15/8) sekitar pukul 15.00 menggunakan perahu selerek Alam Jaya milik H Toni yang dikemudikan Pauji.

Perahu dengan empat mesin tersebut berangkat melaut dari Pelabuhan TPI untuk menjaring ikan layang dan tongkol.

Perahu selerek itu berangkat bersama satu perahu selerek pasangannya yang berisi 25 orang nelayan.

Namun, setelah perjalanan sekitar tiga mil dari TPI atau berada di tengah-tengah Selat Bali, tiba-tiba gelombang besar dan tinggi sekitar tiga meter datang menghantam perahu selerek yang kayunya sudah tua dan rapuh.

Akibatnya bagian depan perahu bocor dan perahan mulai karam. Para nelayan itu berusaha menambal perahu yang bocor dengan kain dan menguras lambung perahu dan membuang 8 jerigen masing-masing berisi 25 liter, tapi gagal.

Pasalnya, perahu semakin miring kekiri. Mereka lalu mengambil  beberapa bambu digunakan sebagai rakit darurat.

Tak lama kemudian, tiba-tiba ombak tinggi kembali datang dan menyapu selerek ini sehingga membuatnya terbalik hingga akhirnya tenggelam sekitar pukul 17.00.

Beruntung, mereka bisa berenang sehingga selamat. “Saat itu angin kencang dan gelombang tinggi,” ujar Saharudin, 50, nelayan yang ikut di perahu selerek satunya.

Saat kejadian sembilan temannya berenang dan mereka kemudian ditolong naik ke perahu. Usai mengevakuasi 9 orang rekannya, selerek pengangkut jaring ini kemudian mencoba menyelamatkan solar dari selerek yang tenggelam.

“Kami sempat mengikat ekor perahu yang tenggelam itu. Namun, karena gelombang besar ekor perahu itu putus,” ujarnya. Setelah itu mereka kembali dan pukul 19.00 sampai di daratan.

Wakapolres Jembrana Kompol Wimboko mengatakan, sembilan nelayan yang perahunya tenggelam selamat. Namun kerugian yang dialami sekitar Rp.150 juta.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/