27.2 C
Jakarta
2 Mei 2024, 8:33 AM WIB

Menhub: Kubutambahan Paling Ideal, Pusat Pertimbangkan Luas Lahan

KUBUTAMBAHAN – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan bandara akan dibangun di Bali Utara. Keberadaan bandara di Bali Utara diharapkan bisa mendukung keberadaan Bandara Ngurah Rai.

Hal itu diungkapkan Menhub saat meninjau lokasi pembangunan bandara di Dusun Ampel gading, Desa Kubutambahan, Minggu (30/12/2018).

Dalam peninjauan itu Menhub juga didampingi Gubernur Bali Wayan Koster. Konsultan perencana sempat menyodorkan tiga alternatif lokasi pembangunan.

Masing-masing Desa Celukan Bawang, Desa Sumberkima, dan Desa Kubutambahan. “Dari tiga lokasi itu saya kira Kubutambahan yang paling cocok. Ini sudah hasil studinya begitu,” kata Budi.

Alasannya, lahan yang tersedia cukup luas. Selain itu lahannya non produktif. Keberadaan tempat ibadah juga sedikit, sehingga bisa menekan potensi masalah sosial saat proses pembebasan lahan dan pembangunan bandara.

Setelah meninjau lokasi, Budi juga berjanji akan menerbitkan izin penetapan lokasi (Penlok) dalam waktu dekat. “Dalam waktu tiga sampai empat bulan kedepan. Sejak hari ini,” ucapnya.

Dia juga menyebutkan, pembangunan akan menggunakan skema kerjasama antara pemerintah dengan swasta. Skema itu diharapkan mempercepat proses pembangunan bandara.

“Setelah penlok, langsung KPBU (Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha). Sehingga bisa segera terealisasi,” tandasnya. 

KUBUTAMBAHAN – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan bandara akan dibangun di Bali Utara. Keberadaan bandara di Bali Utara diharapkan bisa mendukung keberadaan Bandara Ngurah Rai.

Hal itu diungkapkan Menhub saat meninjau lokasi pembangunan bandara di Dusun Ampel gading, Desa Kubutambahan, Minggu (30/12/2018).

Dalam peninjauan itu Menhub juga didampingi Gubernur Bali Wayan Koster. Konsultan perencana sempat menyodorkan tiga alternatif lokasi pembangunan.

Masing-masing Desa Celukan Bawang, Desa Sumberkima, dan Desa Kubutambahan. “Dari tiga lokasi itu saya kira Kubutambahan yang paling cocok. Ini sudah hasil studinya begitu,” kata Budi.

Alasannya, lahan yang tersedia cukup luas. Selain itu lahannya non produktif. Keberadaan tempat ibadah juga sedikit, sehingga bisa menekan potensi masalah sosial saat proses pembebasan lahan dan pembangunan bandara.

Setelah meninjau lokasi, Budi juga berjanji akan menerbitkan izin penetapan lokasi (Penlok) dalam waktu dekat. “Dalam waktu tiga sampai empat bulan kedepan. Sejak hari ini,” ucapnya.

Dia juga menyebutkan, pembangunan akan menggunakan skema kerjasama antara pemerintah dengan swasta. Skema itu diharapkan mempercepat proses pembangunan bandara.

“Setelah penlok, langsung KPBU (Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha). Sehingga bisa segera terealisasi,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/