33.3 C
Jakarta
25 November 2024, 14:03 PM WIB

SADIS! Usai Tusuk Botak Hingga Tewas, Kelet Masih Sempat Cuci Tangan

RadarBali.com– Tersangka pembunuhan Ketut Mahardika alias Kelet yang menghabisi nyawa Gede Mahardika alias De Botak, ternyata berdarah dingin.

Pasca menusuk korban, tersangka masih sempat mencuci tangan menggunakan air keran. Selain itu tangan tersangka juga sempat diobati oleh salah seorang saksi yang baru terungkap ke publik.

Fakta-fakta itu terungkap setelah polisi melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan, pagi kemarin. Rekonstruksi dilakukan di dua lokasi.

Yakni di sebuah rumah yang ada di Jalan Pulau Belitung, serta di Jalan Pulau Sulawesi, Kelurahan Kampung Baru.

Rekonstruksi menghadirkan tersangka dan para saksi. Sementara peran korban, digantikan oleh seorang peran pengganti.

Proses rekonstruksi itu mendapat perhatian publik. Puluhan masyarakat yang penasaran berusaha mendekat.

Lokasi rekonstruksi dijaga ketat oleh 80 orang personil gabungan dari Polsek Kota Singaraja dan Polres Buleleng.

Penjagaan ketat sengaja dilakukan, karena dikhawatirkan ada aksi balas dendam dari rekan-rekan korban. Total ada 24 adegan yang dilakukan dalam proses rekonstruksi.

Mulai dari kedatangan korban De Botak, proses cek cok, penusukan, hingga korban De Botak ditemukan bersimbah darah di Jalan Pulau Sulawesi dan diangkut ke RSUD Buleleng.

Dalam rekonstruksi, terungkap bahwa sempat terjadi cek cok dan adu mulut antara korban dengan tersangka di dalam kamar suci.

Pada adegan kesembilan, tersangka sempat menghunuskan sebilah pedang. Antara tersangka dan korban kemudian terlibat aksi rebutan pedang, hingga mengakibatkan telapak tangan tersangka terluka.

Pada adegan kesebelas, tersangka mulai mengayungkan pedang ke punggung korban. Adegan ke-12 tersangka mengayungkan pedang ke bagian belakang kepala, dan adegan ke-13 menusukkan pedang ke perut sebelah kiri korban.

Pasca kejadian itu, korban pun melarikan diri. Setelah kejadian itu, tersangka sempat mencuci tangannya di air keran yang terdapat di depan rumah, untuk membasuh luka.

Salah seorang saksi, yakni Sakdyah yang tinggal di rumah tersangka, sempat mengobati luka pada telapak tangan tersangka.

Usai diobati tersangka sempat meletakkan kembali pedang ke kamar suci. Tersangka lantas pergi keluar rumah.

Saksi Sakdyah sempat mengambil pedang itu dan menyembunyikannya di dapur, karena takut rekan-rekan korban akan datang dan melakukan aksi balas dendam.

Adegan rekonstruksi lantas diakhiri dengan proses evakuasi korban ke RSUD Buleleng. Kapolsek Kota Singaraja Kompol A.A. Wiranata Kusuma mengatakan, proses rekonstruksi dilakukan untuk memperkuat kejadian sebenarnya.

Sehingga dalam proses persidangan, fakta-fakta hukum bisa dilihat lebih riil. Sejauh ini, Wiranata mengungkap tidak ada fakta baru. Semuanya masih terkait dengan narkotika.

“Nanti Kasat Narkoba yang mengembangkan, karena semua kaitannya ada masalah narkoba,” kata Wiranata.

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil penyelidikan polisi menyebutkan bahwa tersangka Kelet membunuh korban De Botak, karena motif narkotika.

Polisi menyebut korban sempat meminta uang kepada tersangka untuk membeli shabu-shabu. Saat itu tersangka hanya memberikan uang Rp 200 ribu kepada korban, hingga menyebabkan keduanya adu mulut.

RadarBali.com– Tersangka pembunuhan Ketut Mahardika alias Kelet yang menghabisi nyawa Gede Mahardika alias De Botak, ternyata berdarah dingin.

Pasca menusuk korban, tersangka masih sempat mencuci tangan menggunakan air keran. Selain itu tangan tersangka juga sempat diobati oleh salah seorang saksi yang baru terungkap ke publik.

Fakta-fakta itu terungkap setelah polisi melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan, pagi kemarin. Rekonstruksi dilakukan di dua lokasi.

Yakni di sebuah rumah yang ada di Jalan Pulau Belitung, serta di Jalan Pulau Sulawesi, Kelurahan Kampung Baru.

Rekonstruksi menghadirkan tersangka dan para saksi. Sementara peran korban, digantikan oleh seorang peran pengganti.

Proses rekonstruksi itu mendapat perhatian publik. Puluhan masyarakat yang penasaran berusaha mendekat.

Lokasi rekonstruksi dijaga ketat oleh 80 orang personil gabungan dari Polsek Kota Singaraja dan Polres Buleleng.

Penjagaan ketat sengaja dilakukan, karena dikhawatirkan ada aksi balas dendam dari rekan-rekan korban. Total ada 24 adegan yang dilakukan dalam proses rekonstruksi.

Mulai dari kedatangan korban De Botak, proses cek cok, penusukan, hingga korban De Botak ditemukan bersimbah darah di Jalan Pulau Sulawesi dan diangkut ke RSUD Buleleng.

Dalam rekonstruksi, terungkap bahwa sempat terjadi cek cok dan adu mulut antara korban dengan tersangka di dalam kamar suci.

Pada adegan kesembilan, tersangka sempat menghunuskan sebilah pedang. Antara tersangka dan korban kemudian terlibat aksi rebutan pedang, hingga mengakibatkan telapak tangan tersangka terluka.

Pada adegan kesebelas, tersangka mulai mengayungkan pedang ke punggung korban. Adegan ke-12 tersangka mengayungkan pedang ke bagian belakang kepala, dan adegan ke-13 menusukkan pedang ke perut sebelah kiri korban.

Pasca kejadian itu, korban pun melarikan diri. Setelah kejadian itu, tersangka sempat mencuci tangannya di air keran yang terdapat di depan rumah, untuk membasuh luka.

Salah seorang saksi, yakni Sakdyah yang tinggal di rumah tersangka, sempat mengobati luka pada telapak tangan tersangka.

Usai diobati tersangka sempat meletakkan kembali pedang ke kamar suci. Tersangka lantas pergi keluar rumah.

Saksi Sakdyah sempat mengambil pedang itu dan menyembunyikannya di dapur, karena takut rekan-rekan korban akan datang dan melakukan aksi balas dendam.

Adegan rekonstruksi lantas diakhiri dengan proses evakuasi korban ke RSUD Buleleng. Kapolsek Kota Singaraja Kompol A.A. Wiranata Kusuma mengatakan, proses rekonstruksi dilakukan untuk memperkuat kejadian sebenarnya.

Sehingga dalam proses persidangan, fakta-fakta hukum bisa dilihat lebih riil. Sejauh ini, Wiranata mengungkap tidak ada fakta baru. Semuanya masih terkait dengan narkotika.

“Nanti Kasat Narkoba yang mengembangkan, karena semua kaitannya ada masalah narkoba,” kata Wiranata.

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil penyelidikan polisi menyebutkan bahwa tersangka Kelet membunuh korban De Botak, karena motif narkotika.

Polisi menyebut korban sempat meminta uang kepada tersangka untuk membeli shabu-shabu. Saat itu tersangka hanya memberikan uang Rp 200 ribu kepada korban, hingga menyebabkan keduanya adu mulut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/