NEGARA – Musim kemarau panjang yang terjadi bukan saja membuat warga di beberapa wilayah kesulitan air.
Hutan di kawasan Bali Barat juga mengering dan membuat binatang penghuninya keluar berteduh. Kekeringan yang terjadi hamper disemua wilayah termasuk di kawasan Taman nasional Bali Barat (TNBB).
Di beberapa titik kawasan konservasi yang mengering seperti di Gelungkori, Gilimanuk, Candi Bakungan dan sekitarnya, Monumen Lintas Laut, Cekik, Lampu Merah, Teluk Kelor, Palengkong dan Pulau Menjangan.
Lantaran hutan mengering, selain titik-titik itu rawan terbakar, juga membuat binatang penghuninya kekurangan pakan dan minum.
Sehingga beberapa binatang penghuni TNBB sering keluar untuk mencari makan di pinggir jalan utama mapun ke pantai untuk minum.
Selain banyak kelompok kera yang selama ini memilih mencari makan di pinggir jalan, dengan menunggu lemparan makanan dari penguna jalan, hewan lainya juga mulai keluar.
Seperti menjangan, kancil dan biawak. Hewan-hewan penghuni TNBB itu biasanya kjeluar pada malam hari untuk mencari rerumputan maupun tumbuhan lain yang masih hijau di pinggir jalan.
Selain itu banyak juga yang menyebrang untuk mencari minum di pinggir laut.”Beberapa kali saya melihat menjangan dan kancil
mencari rumput dipinggir jalan pada malam hari. Kadang-kadang ada yang menyeberang,” ujar Ngurah salah satu warga.
Keluarnya hewan penghuni hutan itu juga membahayakan lalulintas. Sebab dijalur yang cukup padat lalulintas itu rawan tertabrak kendaraan yang meintas.
“Beberapa hari lalu ada biawak yang tertabrak kendaraan. Yang paling sering tertabrak adalah kera,” ujar Agus, warga lainya.