29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:26 AM WIB

Kekeringan di Hutan Bali Barat Meluas, Ini Respons TNBB…

NEGARA – Musim kemarau yang panjang tidak hanya menyebabkan kekeringan di areal persawahan, tapi juga Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Beberapa titik konservasi mengalami kekeringan seperti di Gelungkori, Gilimanuk, Candi Bakungan dan sekitarnya.

Seperti di Monumen Lintas Laut, Cekik, Lampu Merah, Teluk Kelor, Palengkong, dan Pulau Menjangan. Kekeringan ini menyebabkan binatang penghuni TNBB sering keluar untuk mencari makan di pinggir jalan utama maupun ke pantai untuk minum.

Selain banyak kelompok kera yang selama ini memilih mencari makan di pinggir jalan, dengan menunggu lemparan makanan dari penguna jalan, hewan lainya juga mulai keluar. Seperti menjangan, kancil dan biawak.

Kasubag TU Balai TNBB Wiryawan mengatakan, Jalan Raya Jurusan Denpasar –Gilimanuk yang masuk wilayah TNBB maupun jalur Cekik-Singaraja memang merupakan jalur lintasan satwa.

Di jalur-jalur tersebut sudah dipasangi papan imbauan kepada penguna jalan agar mereka berhati-hati saat melintas.

“Jalan yang masuk kawasan TNBB memang wilayah lintasan satwa. Kita sudah memasng papan himbauan di beberapa

titik rawan lintasan satwa agar penguna jalan berhati-hati sehinga tidak menabrak satwa yang melintas,” ungkapnya.

Begitupula di titik-titik rawan kebakaran saat musim kemarau terutama yang pernah terbakar.

Selain itu TNBB juga melakukan antisipasi baik pencegahan maupun penanggulangan salah satunya dengan patroli rutin pencegahan kebakaran serta membentuk kelompok masyarakat peduli api  (pokmas MPA).

“Kami juga bekerjasama dengan Balai Perubahan Iklim dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan(PPI Karhutla di Denpasar.

Juga disiagakan personil regu pemadam karhutla yang siap jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan.

“Kita juga menyediakan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan seperti mesin pompa, mobil, motor, jet shooter, gepyok, personal use dan lainya,” jelasnya.

NEGARA – Musim kemarau yang panjang tidak hanya menyebabkan kekeringan di areal persawahan, tapi juga Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Beberapa titik konservasi mengalami kekeringan seperti di Gelungkori, Gilimanuk, Candi Bakungan dan sekitarnya.

Seperti di Monumen Lintas Laut, Cekik, Lampu Merah, Teluk Kelor, Palengkong, dan Pulau Menjangan. Kekeringan ini menyebabkan binatang penghuni TNBB sering keluar untuk mencari makan di pinggir jalan utama maupun ke pantai untuk minum.

Selain banyak kelompok kera yang selama ini memilih mencari makan di pinggir jalan, dengan menunggu lemparan makanan dari penguna jalan, hewan lainya juga mulai keluar. Seperti menjangan, kancil dan biawak.

Kasubag TU Balai TNBB Wiryawan mengatakan, Jalan Raya Jurusan Denpasar –Gilimanuk yang masuk wilayah TNBB maupun jalur Cekik-Singaraja memang merupakan jalur lintasan satwa.

Di jalur-jalur tersebut sudah dipasangi papan imbauan kepada penguna jalan agar mereka berhati-hati saat melintas.

“Jalan yang masuk kawasan TNBB memang wilayah lintasan satwa. Kita sudah memasng papan himbauan di beberapa

titik rawan lintasan satwa agar penguna jalan berhati-hati sehinga tidak menabrak satwa yang melintas,” ungkapnya.

Begitupula di titik-titik rawan kebakaran saat musim kemarau terutama yang pernah terbakar.

Selain itu TNBB juga melakukan antisipasi baik pencegahan maupun penanggulangan salah satunya dengan patroli rutin pencegahan kebakaran serta membentuk kelompok masyarakat peduli api  (pokmas MPA).

“Kami juga bekerjasama dengan Balai Perubahan Iklim dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan(PPI Karhutla di Denpasar.

Juga disiagakan personil regu pemadam karhutla yang siap jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan.

“Kita juga menyediakan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran hutan seperti mesin pompa, mobil, motor, jet shooter, gepyok, personal use dan lainya,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/