33.2 C
Jakarta
12 September 2024, 15:06 PM WIB

Mahasiswa Hukum Putra Komisaris Polisi Tewas Bunuh Diri

RadarBali.com – I Made Dwi Pradana, 20, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Warmadewa (Unwar) tiba-tiba ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Debes Gang VI Nomor 12, Taman Sari,  Delod Peken, Tabanan, Kamis sekitar Pukul 07.00 (16/11).

Mahasiswa semester VI ini tewas gantung diri di dalam kamarnya. Belum jelas alasan korban mengakhiri hidupnya.

Ayah korban  I Nyoman Nika Arta, 53, langsung shock ketika mengetahui putranya tewas bunuh diri.

Anggota Polri yang bertugas di Bagian Logistik Polda Bali ini terkejut ketika ditelepon yang menyebutkan Dwi meninggal dunia. “Waktu ditelepon, saya sudah di kantor. Ditelepon disuruh pulang,” kata Nika.

Anggota polisi dengan pangkat komisaris polisi ini mengaku tidak tahu alasan anaknya nekat melakukan tindakan bunuh diri.

Dia malah menjelaskan, anaknya dikenal periang. Suka bercanda dan akrab dengan siapa saja.  Sehari sebelum ditemukan meninggal, Dwi juga biasa saja makan sate bersama keluarga.

Bahkan, pagi hari sebelum ditemukan tewas, korban membeli nasi ke pasar. “Tapi dua hari sebelumnya, terlihat seperti bingung.

Tapi tidak jelas persoalannya karena tidak cerita. Apakah terkait tugas kampus, sepertinya tidak,” terangnya. Ibu korban terus menangis.

I Kadek Edi Saputra, paman korban menambahkan, dia mengaku ditelepon Luh Putu Herlina, istrinya yang menyuruh segera pulang.

Namun, ia tidak tahu alasan mengapa dipaksa pulang. “Sampai di rumah sudah banyak polisi. Di sana saya baru tahu,” jelas Edi.

Dia menceritakan, Dwi ditemukan tewas  istrinya, Herlina, yang baru pulang dari mengantar anaknya ke mengikuti olahraga di Lapangan Alit Saputra, Dangin Carik.

Biasanya Dwi mengantar-jemput anaknya sekolah dan kali ini tidak bisa karena mendengar habis kecelakaan. Istrinya pun penasaran, lalu menanyakan kepada ibu korban, Ni Putu Sri Suryati.

Saat dijawab Dwi ada di dalam kamar, Herlina memanggil dan mengetuk pintu kamar. Ternyata, pintu kamar terkunci. Karena tidak ada jawaban, Herlina pun mengintip dari jendela.

Ia terkejut sebab Dwi dalam kondisi tergantung di tembok. Kaca jendela pun dipecahkan, dan pintu didobrak. Keributan ini membuat warga sekitarnya berdatangan.

“Setelah dilaporkan ke kepolisian, lalu diturunkan,” terangnya. Korban pun dibawa ke RSUD Tabanan dan dipastikan telah meninggal dunia.

Kapolsek Tabanan Kompol I Gede Made Surya Atmaja memastikan korban meninggal dunia karena murni bunuh diri. Namun, hingga kemarin belum dipastikan permasalahan apa yang membuat korban nekat bunuh diri. 

RadarBali.com – I Made Dwi Pradana, 20, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Warmadewa (Unwar) tiba-tiba ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Debes Gang VI Nomor 12, Taman Sari,  Delod Peken, Tabanan, Kamis sekitar Pukul 07.00 (16/11).

Mahasiswa semester VI ini tewas gantung diri di dalam kamarnya. Belum jelas alasan korban mengakhiri hidupnya.

Ayah korban  I Nyoman Nika Arta, 53, langsung shock ketika mengetahui putranya tewas bunuh diri.

Anggota Polri yang bertugas di Bagian Logistik Polda Bali ini terkejut ketika ditelepon yang menyebutkan Dwi meninggal dunia. “Waktu ditelepon, saya sudah di kantor. Ditelepon disuruh pulang,” kata Nika.

Anggota polisi dengan pangkat komisaris polisi ini mengaku tidak tahu alasan anaknya nekat melakukan tindakan bunuh diri.

Dia malah menjelaskan, anaknya dikenal periang. Suka bercanda dan akrab dengan siapa saja.  Sehari sebelum ditemukan meninggal, Dwi juga biasa saja makan sate bersama keluarga.

Bahkan, pagi hari sebelum ditemukan tewas, korban membeli nasi ke pasar. “Tapi dua hari sebelumnya, terlihat seperti bingung.

Tapi tidak jelas persoalannya karena tidak cerita. Apakah terkait tugas kampus, sepertinya tidak,” terangnya. Ibu korban terus menangis.

I Kadek Edi Saputra, paman korban menambahkan, dia mengaku ditelepon Luh Putu Herlina, istrinya yang menyuruh segera pulang.

Namun, ia tidak tahu alasan mengapa dipaksa pulang. “Sampai di rumah sudah banyak polisi. Di sana saya baru tahu,” jelas Edi.

Dia menceritakan, Dwi ditemukan tewas  istrinya, Herlina, yang baru pulang dari mengantar anaknya ke mengikuti olahraga di Lapangan Alit Saputra, Dangin Carik.

Biasanya Dwi mengantar-jemput anaknya sekolah dan kali ini tidak bisa karena mendengar habis kecelakaan. Istrinya pun penasaran, lalu menanyakan kepada ibu korban, Ni Putu Sri Suryati.

Saat dijawab Dwi ada di dalam kamar, Herlina memanggil dan mengetuk pintu kamar. Ternyata, pintu kamar terkunci. Karena tidak ada jawaban, Herlina pun mengintip dari jendela.

Ia terkejut sebab Dwi dalam kondisi tergantung di tembok. Kaca jendela pun dipecahkan, dan pintu didobrak. Keributan ini membuat warga sekitarnya berdatangan.

“Setelah dilaporkan ke kepolisian, lalu diturunkan,” terangnya. Korban pun dibawa ke RSUD Tabanan dan dipastikan telah meninggal dunia.

Kapolsek Tabanan Kompol I Gede Made Surya Atmaja memastikan korban meninggal dunia karena murni bunuh diri. Namun, hingga kemarin belum dipastikan permasalahan apa yang membuat korban nekat bunuh diri. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/