29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:44 AM WIB

Kepala Mantan Kelian Desa Dikepruk, Luka Berdarah-darah, Polisi Bilang

SINGARAJA – Entah masalah apa yang melanda Made Subakti, 64, warga Banjar Dinas Sema, Desa Sangsit.

Pria yang juga mantan Kelian Desa Pakraman Sangsit Dauh Yeh itu, tiba-tiba menjadi korban keprok kepala. Belum diketahui secara pasti motif dari kejadian tersebut.

Aksi keprok kepala itu terjadi sekitar pukul 11.00 siang, di wilayah Banjar Dinas Peken, Desa Sangsit.

Saat itu korban Subakti hendak bertamu ke rumah Komang Swastika, salah seorang prajuru di desa pakraman.

Sampai depan rumah Swastika, korban pun berusaha memanggil Swastika. “Pagarnya seperti dikunci dari dalam.

Makanya saya panggil-panggil dari luar pagar. Karena tidak ada yang menjawab, akhirnya saya parkir motor di depan pagar,” tutur Subakti saat ditemui di RSU Kertha Usada, Singaraja.

Saat turun dari motor, tiba-tiba pelaku Gede Ariawan, 38, keluar dari luar rumah sambil mengacungkan sebilah potongan besi. Kebetulan rumah Gede Ariawan dengan Komang Swastika berhadap-hadapan.

Pelaku Ariawan langsung menghantam kepala korbannya berkali-kali, hingga terjatuh. Saat itu ubun-ubun korban disebut sudah mengeluarkan darah segar.

Dalam kondisi seperti itu, korban berusaha meminta tolong. Hingga akhirnya warga melarikan korban ke Puskesmas Sawan I hingga kemudian dirujuk ke RSU Kertha Usada.

Akibatnya korban Subakti mengalami luka robek sepanjang 10 centimeter pada bagian kepala. Selain itu ia juga mengalami luka lebam di sekujur tubuh.

Subakti pun mengaku tak tahu pasti penyebab pelaku menyerang dirinya. “Saya tidak pernah ada masalah sama dia.

Biasanya kalau dia bengong di bale banjar, minta uang, ya saya kasih Rp 10 ribu. Makanya saya nggak habis pikir,” katanya.

Sementara itu Kapolsek Sawan AKP I Ketut Wisnaya yang dikonfirmasi terpisah, membenarkan kejadian tersebut.

Terkait motif pelaku melakukan aksi keprok kepala pada korban, Wisnaya mengaku belum bisa memberikan jawaban sebab masih dalam tahap pengembangan.

“Saat ini masih penanganan dan penyelidikan lebih lanjut terkait motif kejadiannya. Kami masih berusaha mencari tahu kejiwaan pelaku ini seperti apa,” kata Wisnaya. 

SINGARAJA – Entah masalah apa yang melanda Made Subakti, 64, warga Banjar Dinas Sema, Desa Sangsit.

Pria yang juga mantan Kelian Desa Pakraman Sangsit Dauh Yeh itu, tiba-tiba menjadi korban keprok kepala. Belum diketahui secara pasti motif dari kejadian tersebut.

Aksi keprok kepala itu terjadi sekitar pukul 11.00 siang, di wilayah Banjar Dinas Peken, Desa Sangsit.

Saat itu korban Subakti hendak bertamu ke rumah Komang Swastika, salah seorang prajuru di desa pakraman.

Sampai depan rumah Swastika, korban pun berusaha memanggil Swastika. “Pagarnya seperti dikunci dari dalam.

Makanya saya panggil-panggil dari luar pagar. Karena tidak ada yang menjawab, akhirnya saya parkir motor di depan pagar,” tutur Subakti saat ditemui di RSU Kertha Usada, Singaraja.

Saat turun dari motor, tiba-tiba pelaku Gede Ariawan, 38, keluar dari luar rumah sambil mengacungkan sebilah potongan besi. Kebetulan rumah Gede Ariawan dengan Komang Swastika berhadap-hadapan.

Pelaku Ariawan langsung menghantam kepala korbannya berkali-kali, hingga terjatuh. Saat itu ubun-ubun korban disebut sudah mengeluarkan darah segar.

Dalam kondisi seperti itu, korban berusaha meminta tolong. Hingga akhirnya warga melarikan korban ke Puskesmas Sawan I hingga kemudian dirujuk ke RSU Kertha Usada.

Akibatnya korban Subakti mengalami luka robek sepanjang 10 centimeter pada bagian kepala. Selain itu ia juga mengalami luka lebam di sekujur tubuh.

Subakti pun mengaku tak tahu pasti penyebab pelaku menyerang dirinya. “Saya tidak pernah ada masalah sama dia.

Biasanya kalau dia bengong di bale banjar, minta uang, ya saya kasih Rp 10 ribu. Makanya saya nggak habis pikir,” katanya.

Sementara itu Kapolsek Sawan AKP I Ketut Wisnaya yang dikonfirmasi terpisah, membenarkan kejadian tersebut.

Terkait motif pelaku melakukan aksi keprok kepala pada korban, Wisnaya mengaku belum bisa memberikan jawaban sebab masih dalam tahap pengembangan.

“Saat ini masih penanganan dan penyelidikan lebih lanjut terkait motif kejadiannya. Kami masih berusaha mencari tahu kejiwaan pelaku ini seperti apa,” kata Wisnaya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/