NEGARA – Pascameningkatnya kasus gigitan anjing positif rabies sebulan terakhir, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Selasa (18/6), melakukan penyisiran setiap desa untuk melakukan vaksin hewan penular rabies (HPR).
Vaksinasi ini menyasar HPR yang tercecer saat vaksin masal sebelumnya.
Berdasarkan data dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan – Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, populasi HPR di Jembrana tercatat sebanyak 42.090 ekor.
Dari jumlah tersebut, tercatat sudah 39.081 ekor anjing yang sudah tervaksin saat vaksinasi massal beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Keswan – Kesmavet I Wayan Widarsa mengatakan, guna mencegah penularan rabies di Jembrana, HPR belum tervaksin mulai kemarin hingga akhir bulan Juni ini melaksanakan penyisiran vaksinasi rabies.
Penyisiran vaksinasi rabies ini difokuskan pada anjing atau HPR yang belum tervaksin yakni sebanyak 3.009 ekor dari total HPR di Jembrana.
“Penyisiran vaksinasi rabies ini untuk mencegah adanya hewan penular rabies yang belum tervaksin sehingga rentan akan tertular rabies, “jelasnya, usai vaksinasi di Kelurahan Banjar Tengah.
Widarsa menambahkan, vaksinasi di Kelurahan Banjar Tengah ini dilakukan lagi karena 9 Juni lalu ada anjing yang positif rabies.
Padahal sebelumnya, sudah dilakukan vaksin masal di kelurahan tersebut, namun saat vaksinasi masal bulan mei, anjing yang menggigit warga dan positif rabies tersebut terlepas sehingga tidak dapat vaksin.
“Kita melakukan vaksinasi ini untuk mengurangi penyebaran rabies lewat vaksinasi ini,” ujarnya.
Kasus gigitan HPR di Jembrana, dari bulan Januari hingga Mei 2019 tercatat 1.258 kasus.
Dari data jumlah kasus gigitan anjing tersebut, terdapat tujuh kasus gigitan positif anjing rabies. Terbaru terjadi pada tangal 9 Juni 2019 di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara.