SINGARAJA – Musim kemarau yang tiba lebih awal pada tahun ini, berdampak pada kebutuhan air bersih di Buleleng.
Saat ini dua desa di Kecamatan Tejakula, terancam mengalami krisis air bersih. Suplai air bersih masih belum mencukupi kebutuhan warga setempat.
Kondisi itu dialami di Desa Les dan Desa Penuktukan. Selama ini kedua desa itu mengandalkan sumber air bersih dari Desa Belantih, Kecamatan Kintamani. Namun karena musim kemarau, debit air yang masuk ke warga pun menurun.
Sementara pasokan air bersih dari PDAM Buleleng juga terbatas. Saat ini instalasi air bersih PDAM Buleleng hanya mencakup wilayah Desa Pacung, Desa Julah, Desa Bondalem, dan Desa Tejakula.
Selain itu PDAM juga melayani sebagian air bersih di Desa Sambirenteng. Kemarin, prajuru di Desa Adat Les, mendatangi Rumah Jabatan Bupati Buleleng.
Wewidangan desa adat ini mencakup wilayah Desa Les dan Desa Penuktukan. Prajuru menemui Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, meminta penanggulangan masalah air bersih di kawasan mereka.
Para prajuru didampingi Camat Tejakula Nyoman Widiartha. Para prajuru kemudian melakukan pertemuan bersama Bupati Agus Suradnyana.
Dalam pertemuan itu juga hadir Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna dan Anggota DPRD Buleleng Ketut Wirsana.
Usai pertemuan, Camat Widiartha mengungkapkan, kebutuhan air bersih, terutama air minum di dua desa itu memang sangat mendesak.
Mengingat air bersih merupakan kebutuhan mendasar warga. Sebenarnya, bila tak terdampak pandemi covid-19, pemerintah akan membangun sumur bor di Desa Penuktukan.
Namun, pandemi Covid-19 memaksa anggaran yang terpasang digeser ke program penanggulangan dan pencegahan covid.
“Mungkin untuk jangka pendek kami harap bisa disiagakan mobil tangki yang khusus melayani Desa Penuktukan dan Desa Les ini. Jadi saat butuh air, bisa langsung disuplai,” kata Widiartha.
Sementara itu Bupati Agus Suradnyana menyatakan segera mengutus tim teknis dari PDAM Buleleng serta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng.
Tim ini akan menyelesaikan permasalahan air bersih untuk jangka panjang. “Senin saya akan turun langsung ke lokasi bersama tim teknis. Nanti sekalian mengukur berapa kebutuhan air di sana.
Saya harap masyarakat bisa bersabar dulu. Jangan sampai gara-gara masalah air bersih akhirnya berselisih paham,” kata Agus.
Menurutnya, ada beberapa alternatif solusi yang akan diambil pemerintah. Diantaranya penambahan reservoar untuk membagi air bersih di kedua desa tersebut.
Selain itu pemerintah akan mengkaji opsi penambahan sumur bor, baik di wilayah Les maupun Penuktukan.
Apabila dibutuhkan pompa, rencananya akan menggunakan instalasi panel surya, sehingga beban operasional menjadi lebih murah.