Sampah rumah tangga bisa saja jadi masalah banyak orang. Tetapi bukan bagi Suarnayasa.
Sampah yang biasa mencemari lingkungan justru ia sulap menjadi pupuk dengan nilai ekonomi tinggi.
M.BASIR, Jembrana
Nama aslinya I Made Suarnayasa. Tapi orang banyak yang memanggilnya Dek Na.
Bagi sebagian orang, nama Dek Na bukanlah nama asing. Ia dikenal sebagai pengrajin barang bekas atau sampah.
Salah satu karya yang sudah dikenal luas hingga ke seluruh Indonesia adalah kerajinan dari koran bekas yang dibuat berbagai macam peralatan rumah tangga seperti tempat tisu, nampan, frame foto hingga bokor.
Pria yang aktif sebagai pendamping orang dengan HIV Aids (ODHA) ini mengenalkan alat mengolah sampah organik menjadi pupuk cair organik yang disebut tabung ajaib.
Alatnya sederhana, hanya dengan tabung terbuat dari plastik untuk menampung sampah organik.
Di dasar tabung diberi penyekat antara sampah dan cairan.
“Modalnya tidak banyak, ratusan ribu sudah bisa buat sendiri. Tapi manfaatnya banyak,” ungkapnya.
Tabung ajaib buatannya yang sudah digeluti sejak 2015 itu, hingga saat ini sudah ribuan tabung yang terjual ke seluruh pelosok negeri, bahkan hingga ke Papua.
Padahal, tabung ajaib ini bisa dibuat sendiri dengan biaya yang cukup murah.
“Cara buatnya sangat mudah dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Cara kerja dari tabung ajaib ini juga cukup sederhana.
Contohnya dari satu tabung dengan kapasitas 50 liter, jika konsisten dengan 1,5 kilogram sampah selama empat bulan akan menghasilkan 20 liter lebih pupuk cair organik.
Pupuk cair organik yang sudah dihasilkan dari tabung ajaibnya sejak 2015 lalu sudah terjual ribuan botol kemasan 250 ml ke seluruh Indonesia.
Setelah sampah organik sudah tidak mengeluarkan cairan pupuk organik lagi, lanjutnya, residu atau sisa dari sampah bisa digunakan untuk pupuk kompos.
Sehingga, tabung ajaib ini bisa dipraktikkan di rumah tangga untuk mengurangi sampah dari rumah tangga, terutama sampah organik.
Meski awal belajar membuat tabung ajaib ini tanpa belajar alias otodidak, Dek Na tidak mempermasalahkan jika ada yang ingin meniru membuat tabung ajaib.
“Saya belajarnya otodidak, tapi kalau ada yang meniru dengan senang hati saya izinkan,” pungkasnya.