28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:19 AM WIB

Waspada! Hujan Lebat, Hulu Longsor, Hilir Banjir, Akses Jalan Terputus

RadarBali.com – Intensitas hujan yang terus menerus mengguyur hampir di seluruh Jembrana menyebabkan sejumlah kawasan longsor dan banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, Selasa (17/10) menerima laporan longsor di dua lokasi dan banjir.

Meski tidak ada korban jiwa, longsor terparah terjadi di Banjar Pangkung Lubang, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, karena menyebabkan akses jalan terputus.

Sedangkan longsor di Banjar Pangkung Jangu Kangin, Desa Pohsanten, yang juga di wilayah Mendoyo.

Longsor yang terjadi ini diduga diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi pada Senin malam (16/10) hingga Selasa dini hari kemarin (17/10).

Sehingga sekitar pukul 23.00 malam, membuat tebing setinggi 20 meter di Banjar Pangkung Lubang longsor dan menutup akses jalan.

Sekitar 300 warga di dua banjar, yakni banjar Pangkung Lubang Kaja dan Pangkung Apit terisolasi. Longsor juga membuat tiang listrik roboh sehingga menyebabkan putusnya aliran listrik ke dua banjar ini.

Kepala Desa Pergung I Ketut Wimantra mengatakan, longsor yang menutup akses jalan satu-satunya bagi warga ini sangat mengganggu aktivitas warga.

Selain itu, anak sekolah juga terpaksa libur karena tidak bisa ke sekolah.”Dampaknya jelas, karena ini jalur utama, ya akhirnya masyarakat dua banjar terisolasi bahkan anak-anak tidak bisa sekolah,” jelasnya.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana mengatakan, setelah mendapat laporan longsor, pihaknya langsung mengerahkan personel untuk membersihkan material jalan. Alat berat juga didatangkan agar proses membersihkan bisa lebih cepat.

“Dari Dua lokasi longsor, lokasi ini terparah. Karena menutup akses jalan, sedangkan lokasi di Pohsanten sudah diatasi juga oleh beberapa personel,” jelasnya.

Selain menggunakan alat berat dan petugas BPBD Jembrana, personel kepolisian dari Polres Jembrana juga dikerahkan untuk membersihkan sisa material longsor.

Kapolres Jembrana AKBP Priyanto Priyo Hutomo mengatakan, karena longsor menutup akses jalan warga, personel yang dikerahkan sebanyak 20 orang untuk membantu membersihkan agar jalan segera terbuka.

Selain longsor, banjir juga terjadi di Banjar Samblong, Kelurahan Sangkarangung, Kecamatan Jembrana, pada Senin malam sekitar pukul 22.30.

Banjir selain merendam puluhan rumah warga juga merendam sekitar 50 hektare lahan pertanian padi dan palawija.

Hingga Selasa pagi kemarin (17/10), tingginya air yang menggenangi perumahan dan lahan pertanian setinggi 1 meter lebih.

Dari 20 rumah warga yang tergenang banjir ditempat ini yang terparah dialami oleh 7 kepala keluarga dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter masuk ke dalam rumah warga.

Sehingga warga terpaksa mengungsi ke balai subak.” Padahal tidak hujan, tiba-tiba banjir datang langsung tinggi,” kata Komang Wiartini, 33, warga Banjar Samblong ditemui di pengungsian.

Meski air sudah mulai surut, perempuan yang sedang hamil ini masih ingin bertahan di pengungsian sementara, karena khawatir datang banjir susulan bersama warga lain. 

“Ini ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir ini, banjir merendam rumah kami,” ujarnya. Salah satu pengungsi, Gede Wartama, 34, menambahkan, banjir yang datang kali ini datang secara tiba-tiba.

Warga tidak menyangka akan terjadi banjir, karena waktu itu di daerahnya tidak ada hujan. Karena itu, tidak banyak barang yang bisa dibawa ke pengungsian, sejumlah barang di rumahnya sudah terendam banjir dan ada juga terbawa banjir.

Para pengungsi banjir ini, kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, saat terjadi banjir sudah dilakukan evakuasi.

Bantuan sembako juga sudah diberikan pada pengungsi. ”Sekarang masih proses membersihkan lumpur di lokasi banjir,” terangnya.

Mantan Camat Pekutatan ini menambahkan, pada musim hujan ini sejumlah titik rawan longsor dan banjir. Akibat kondisi tanah yang labil setelah kemarau.

Di antaranya, di Kecamatan Pekutatan  daerah yang rawan longsor di Desa Pengragoan, Manggisari, Asahduren dan Gumrih rawan banjir.

Kecamatan Mendoyo rawan longsor terjadi di Yeh Sumbul, Penyaringan, Pergung dan Pohsanten. Kecamatan Jembrana hanya satu lokasi, yakni di Kelurahan Dauh Waru.

Sedangkan di Kecamatan Negara, di Desa Berangbang dan Kaliakah. Kecamatan Melaya rawan longsor di Manistutu, Sumbersari, Candikusuma dan Warnasari.

“Kami sudah mengimbau warga yang tinggal di daerah berbukti untuk waspada, terutama ketika terjadi hujan,”terangnya.

RadarBali.com – Intensitas hujan yang terus menerus mengguyur hampir di seluruh Jembrana menyebabkan sejumlah kawasan longsor dan banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, Selasa (17/10) menerima laporan longsor di dua lokasi dan banjir.

Meski tidak ada korban jiwa, longsor terparah terjadi di Banjar Pangkung Lubang, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, karena menyebabkan akses jalan terputus.

Sedangkan longsor di Banjar Pangkung Jangu Kangin, Desa Pohsanten, yang juga di wilayah Mendoyo.

Longsor yang terjadi ini diduga diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi pada Senin malam (16/10) hingga Selasa dini hari kemarin (17/10).

Sehingga sekitar pukul 23.00 malam, membuat tebing setinggi 20 meter di Banjar Pangkung Lubang longsor dan menutup akses jalan.

Sekitar 300 warga di dua banjar, yakni banjar Pangkung Lubang Kaja dan Pangkung Apit terisolasi. Longsor juga membuat tiang listrik roboh sehingga menyebabkan putusnya aliran listrik ke dua banjar ini.

Kepala Desa Pergung I Ketut Wimantra mengatakan, longsor yang menutup akses jalan satu-satunya bagi warga ini sangat mengganggu aktivitas warga.

Selain itu, anak sekolah juga terpaksa libur karena tidak bisa ke sekolah.”Dampaknya jelas, karena ini jalur utama, ya akhirnya masyarakat dua banjar terisolasi bahkan anak-anak tidak bisa sekolah,” jelasnya.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana mengatakan, setelah mendapat laporan longsor, pihaknya langsung mengerahkan personel untuk membersihkan material jalan. Alat berat juga didatangkan agar proses membersihkan bisa lebih cepat.

“Dari Dua lokasi longsor, lokasi ini terparah. Karena menutup akses jalan, sedangkan lokasi di Pohsanten sudah diatasi juga oleh beberapa personel,” jelasnya.

Selain menggunakan alat berat dan petugas BPBD Jembrana, personel kepolisian dari Polres Jembrana juga dikerahkan untuk membersihkan sisa material longsor.

Kapolres Jembrana AKBP Priyanto Priyo Hutomo mengatakan, karena longsor menutup akses jalan warga, personel yang dikerahkan sebanyak 20 orang untuk membantu membersihkan agar jalan segera terbuka.

Selain longsor, banjir juga terjadi di Banjar Samblong, Kelurahan Sangkarangung, Kecamatan Jembrana, pada Senin malam sekitar pukul 22.30.

Banjir selain merendam puluhan rumah warga juga merendam sekitar 50 hektare lahan pertanian padi dan palawija.

Hingga Selasa pagi kemarin (17/10), tingginya air yang menggenangi perumahan dan lahan pertanian setinggi 1 meter lebih.

Dari 20 rumah warga yang tergenang banjir ditempat ini yang terparah dialami oleh 7 kepala keluarga dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter masuk ke dalam rumah warga.

Sehingga warga terpaksa mengungsi ke balai subak.” Padahal tidak hujan, tiba-tiba banjir datang langsung tinggi,” kata Komang Wiartini, 33, warga Banjar Samblong ditemui di pengungsian.

Meski air sudah mulai surut, perempuan yang sedang hamil ini masih ingin bertahan di pengungsian sementara, karena khawatir datang banjir susulan bersama warga lain. 

“Ini ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir ini, banjir merendam rumah kami,” ujarnya. Salah satu pengungsi, Gede Wartama, 34, menambahkan, banjir yang datang kali ini datang secara tiba-tiba.

Warga tidak menyangka akan terjadi banjir, karena waktu itu di daerahnya tidak ada hujan. Karena itu, tidak banyak barang yang bisa dibawa ke pengungsian, sejumlah barang di rumahnya sudah terendam banjir dan ada juga terbawa banjir.

Para pengungsi banjir ini, kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, saat terjadi banjir sudah dilakukan evakuasi.

Bantuan sembako juga sudah diberikan pada pengungsi. ”Sekarang masih proses membersihkan lumpur di lokasi banjir,” terangnya.

Mantan Camat Pekutatan ini menambahkan, pada musim hujan ini sejumlah titik rawan longsor dan banjir. Akibat kondisi tanah yang labil setelah kemarau.

Di antaranya, di Kecamatan Pekutatan  daerah yang rawan longsor di Desa Pengragoan, Manggisari, Asahduren dan Gumrih rawan banjir.

Kecamatan Mendoyo rawan longsor terjadi di Yeh Sumbul, Penyaringan, Pergung dan Pohsanten. Kecamatan Jembrana hanya satu lokasi, yakni di Kelurahan Dauh Waru.

Sedangkan di Kecamatan Negara, di Desa Berangbang dan Kaliakah. Kecamatan Melaya rawan longsor di Manistutu, Sumbersari, Candikusuma dan Warnasari.

“Kami sudah mengimbau warga yang tinggal di daerah berbukti untuk waspada, terutama ketika terjadi hujan,”terangnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/