25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 4:02 AM WIB

Klaim BPJS Tak Kunjung Cair, Kegiatan RS Negara Terganggu

RadarBali.com –  Beberapa kegiatan  di RSU Negara terganggu lantaran klaim dari Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai pelaksana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih menunggak.

Menurut informasi, klaim BPJS yang masih menunggak itu yakni untuk bulan September. Klaim yang ditunggak BPJS itu juga cukup besar yakni hampir mencapai Rp 3 miliar.

Semestinya klaim untuk bulan September itu sudah terbayar paling lambat pada 10 Nopember. Namun, klaim yang sangat dibutuhkan oleh RSU Negara itu hingga Jumat (17/11) belum dibayar.

Selain BPJS yang masih ngutang klaim, program JKBM yang sudah diganti JKN juga menunggak. Tunggakan klaim JKBM itu juga cukup besar yakni mencapai Rp 3.9 miliar.

Tunggakan klaim program kesehatan pemprov Bali itu yakni untuk tahun 2016. Klaim sebesar Rp 3,9 miliar tersebut seharusnya sudah terbayarkan bulan Oktober, namun hingga sekarang klaim tersebut belum juga dibayarkan oleh Dinas Kesehatan Bali.

Akibat keterlambatan pembayaran klaim dari BPJS dan JKBM itu beberapa kegiatan termasuk pembayaran jasa pelayanan untuk dokter dan perawat sebesar Rp. 1,1 miliar setiap bulanya terpaksa diundur pembayarannya.

“Memang ada keterlambatan, tetapi baru seminggu dan saya kira tidak masalah,” ujar Direktur RSUD Negara, Made Dwipayana, Jumat (17/11) kemarin.

Menurut Dwipayana, klaim untuk bulan September memang baru diajukan pada 20 Oktober dan saat ini masih dalam proses.

Dwipayana juga mengakui kalau RSU Negara masih punya piutang di JKBM sebesar Rp 3,9 miliar.

 “Klaim JKBM itu juga masih berproses memang sampai saat ini belum dibayarkan. Mudah-mudahan segara bisa dibayarkan,”ungkapnya.

Sementara itu kepala BPJS Cabang Jembrana Ni Luh Mastami mengatakan, untuk pembayaran klaim di RSU Negara masih menunggu dana dari pusat.

Keterlambatan pembayaran klaim itu diduga karena ada defisit anggaran yang dialami BPJS. Defisit ini terjadi lantaran

tidak seimbangnya klaim dari rumah sakit dengan iuran yang didapat akibat banyaknya peserta yang menunggak iuran setiap bulannya.

“Kami di cabang hanya menungu kucuran dana dari pusat. Telatnya hanya beberapa hari. Jika sudah ada dana pasti langsung kami bayar,” jelasnya.

RadarBali.com –  Beberapa kegiatan  di RSU Negara terganggu lantaran klaim dari Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai pelaksana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) masih menunggak.

Menurut informasi, klaim BPJS yang masih menunggak itu yakni untuk bulan September. Klaim yang ditunggak BPJS itu juga cukup besar yakni hampir mencapai Rp 3 miliar.

Semestinya klaim untuk bulan September itu sudah terbayar paling lambat pada 10 Nopember. Namun, klaim yang sangat dibutuhkan oleh RSU Negara itu hingga Jumat (17/11) belum dibayar.

Selain BPJS yang masih ngutang klaim, program JKBM yang sudah diganti JKN juga menunggak. Tunggakan klaim JKBM itu juga cukup besar yakni mencapai Rp 3.9 miliar.

Tunggakan klaim program kesehatan pemprov Bali itu yakni untuk tahun 2016. Klaim sebesar Rp 3,9 miliar tersebut seharusnya sudah terbayarkan bulan Oktober, namun hingga sekarang klaim tersebut belum juga dibayarkan oleh Dinas Kesehatan Bali.

Akibat keterlambatan pembayaran klaim dari BPJS dan JKBM itu beberapa kegiatan termasuk pembayaran jasa pelayanan untuk dokter dan perawat sebesar Rp. 1,1 miliar setiap bulanya terpaksa diundur pembayarannya.

“Memang ada keterlambatan, tetapi baru seminggu dan saya kira tidak masalah,” ujar Direktur RSUD Negara, Made Dwipayana, Jumat (17/11) kemarin.

Menurut Dwipayana, klaim untuk bulan September memang baru diajukan pada 20 Oktober dan saat ini masih dalam proses.

Dwipayana juga mengakui kalau RSU Negara masih punya piutang di JKBM sebesar Rp 3,9 miliar.

 “Klaim JKBM itu juga masih berproses memang sampai saat ini belum dibayarkan. Mudah-mudahan segara bisa dibayarkan,”ungkapnya.

Sementara itu kepala BPJS Cabang Jembrana Ni Luh Mastami mengatakan, untuk pembayaran klaim di RSU Negara masih menunggu dana dari pusat.

Keterlambatan pembayaran klaim itu diduga karena ada defisit anggaran yang dialami BPJS. Defisit ini terjadi lantaran

tidak seimbangnya klaim dari rumah sakit dengan iuran yang didapat akibat banyaknya peserta yang menunggak iuran setiap bulannya.

“Kami di cabang hanya menungu kucuran dana dari pusat. Telatnya hanya beberapa hari. Jika sudah ada dana pasti langsung kami bayar,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/