NEGARA – Pertempuran pasukan M yang dipimpin Kapten Markadi pada 4 April 1946 memang memiliki sejarah tersendiri bagi TNI Angkatan Laut (AL).
Untuk mengenang kepahlawanan Kapten Markadi dan heroiknya pertempuran lintas laut yang pertama dalam sejarah mempertahankan kemerdekaan itu,
TNI AL kemarin malam menggelar tradisi pembaretan siswa Pusdik Pomal di monumen pertempuran Lintas Laut Jawa-Bali, kawasan Cekik, Lingkungan Penginuman Kelurahan Gilimanuk, Melaya.
Upacara pembaretan terhadap 100 siswa Pusdikpomal Surabaya diawali dengan pementasan pragmen kolosal pertempuran yang dimenangkan pasukan M yang dipimpin Kapten Markadi.
Dalam fragmen itu digambarkan pasukan M yang mengunakan armada jukung dengan senjata seadanya melawan pasukan Belanda yang mengunaklan kapal lengkap dengan senapan mesin.
Usai fragmen, 100 siswa Pusdik Pomal memeragakan senam lalu lintas di depan Komandan Upacara Mayor Laut (PM) Hendra Adi Pramono dan Inspektur Upacara Danpuspomal Laksamana Pertama (Laksma) Nazali Lempo.
Usai pembaretan, Danpuspomal Laksma Nazali Lempo menyatakan, upacara pembaretan ini merupakan satu bentuk kegiatan tradisi
Korps Pomal L sebagai wujud implementasi pembinaan aspek kultural dan juga merupakan momentum penting yang nilai historis dalm perjalanan karir setiap Prajurit Pomal.
“Dengan demikian sebagai konsekwensi menjadi seorang Prajirit Korps Pomal berkewajiban dan punya tanggung jawab untuk berprilaku dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur dan kehormatan Korps,” ujarnya.
Laksma Nazali Lempo menambahkan, pembaretan ini baru pertama dilaksanakan di monumen pertempuran lintas laut Jawa-Bali di Cekik, Gilimanuk.
“Kita sengaja melaksanakan di monumen Cekik ini karena ada nilai historis yakni pertempuran laut pertama pasukan M yang dipimpoim Kapten Markadi
yang berstatus sebagi polisi tentara angkatan laut melawan Belandan. Kita juga berharap monumen Cekik ini semakin dikenal luas, selain sebagai obyek wisata juga sejarah,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga sebagai sosialisasi ke masyaralat tetang kepahlawanan Kapten Markadi, sehingga dari daerah sampai pusat tahu.
“Untuk usulan sebagai pahlawan nasional untuk Kapten Markadi kita tunggu dari Pemda setempat, kita pasti dukung,” pungkasnya.