SINGARAJA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mengusulkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi dampak bencana, pada BPBD Bali.
Keterbatasan pos anggaran pemulihan bencana, menyebabkan BPBD Buleleng harus mencari sumber lain untuk membiayai kerusakan yang terjadi.
Akibat bencana gempa bumi yang terjadi pada Kamis (14/11) lalu, kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,61 miliar. Kerusakan terbanyak terjadi di Kecamatan Seririt.
Tercatat ada 62 rumah dan 24 fasilitas umum yang mengalami kerusakan. Sementara di Kecamatan Gerokgak ada 19 rumah dan 7 fasilitas umum yang rusak, sedangkan di Kecamatan Sukasada ada sebuah rumah yang mengalami kerusakan.
Selain itu bencana puting beliung yang terjadi pada hari yang sama, menyebabkan kerusakan yang tak kalah masif.
Di Desa Pakisan tercatat ada 19 rumah dan dua buah sekolah yang rusak. Sementara di Desa Bontihing ada 18 rumah, sebuah kandang simantri, dan pura yang rusak.
Total kerugian mencapai Rp 134,3 miliar. Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengatakan, pihaknya masih melakukan verifikasi dan validasi terhadap laporan kerusakan yang masuk.
“Kami akan cek lagi ke lokasi, berapa besar kerusakannya secara material. Nanti kami usulkan ke BPBD Bali dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk dana rehab dan rekonstruksi pasca-bencana,” kata Suadnyana.
Selain itu, BPBD Buleleng juga berencana bekerjasama dengan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng.
Warga miskin yang terdampak bencana, baik gempa bumi maupun puting beliung, rencananya akan mendapat dana stimulan perbaikan rumah lewat pos anggaran di Dinas Perkimta.
“Kami masih koordinasi lagi dengan Perkimta. Apakah mereka masih ada anggaran yang masih bisa dimanfaatkan, atau bagaimana.
Harapannya kan bisa digunakan tahun ini. Tapi kalau tidak ada, ya terpaksa tahun depan. Yang jelas untuk warga miskin ini, datanya harus riil dan ada rekomendasi dari aparat desa,” tegasnya.
Gempa yang terjadi pada Kamis lalu, juga menunjukkan bahwa fasilitas berupa sensor gempa dan alat peringatan dini tsunami, masih diperlukan.
Menurut Suadnyana, Buleleng akan mendapat bantuan 12 buah alat intensity meter. Alat itu berfungsi untuk mengetahui tingkat intensitas dan tingkat kerusakan gempa yang terjadi.
Rencananya alat itu akan dipasang pada 2-6 Desember mendatang. Alat-alat itu akan dipasang di seluruh kecamatan, termasuk di Kantor BPBD Buleleng.