28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:41 AM WIB

Ini Pemicu Warga Perumahan Elite Protes Pengembang Kirana Residence

GIANYAR – Warga penghuni perumahan Taman Nuansa Tjampuan (TNT) di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, membentangkan spanduk protes.

Itu lantaran akses rumah warga seharga Rp 1,1 miliar itu dilewati perumahan dengan harga murah. Warga pun cemas jalan perumahan bisa rusak karena dilintasi proyek.

Kaling Taman Nuansa Tjampuan (TNT) Cening Suartama mengatakan, warga TNT mulai marah karena pihak Kirana Residence diundang untuk melakukan sosialisasi di TNT, pihak Kirana Resedence tidak mau datang.

Tapi, belakangan langsung membangun dengan menguruk kali. Protes warga dengan memasang spanduk penolakan dan dipasang sejumlah tempat, namun semua spanduk hilang.

Sehingga warga kembali membuat dan memasang spanduk tersebut. Bahkan pembangunan jembatan dengan menguruk kali terus berlangsung.

“Kami tidak keberatan ada pembangunan perumahaan di sebelah. Dengan catatan mereka menggunakan jalan sendiri dan tidak menggunakan akses jalan kami (TNT, red),” pinta Cening.

Salah satu warga perumahan, Yoga Arta Kusuma, mengaku dulu membeli rumah di TNT karena sejumlah fasilitas yang dijanjikan.

“Di antaranya one gate sistem, jalannya lebar, minimal 2 are dan tidak kumuh, keamanan terjamin,” ungkap Yoga.

Menurut Yoga Arta Kusuma, di perumahan TNT minimal tanah 2 are dan harganya mencapai Rp 1,1 miliar.

Berbeda dengan perumahan baru yang dibangun Kirana Resedence tanahnya hanya 1 are kurang. Bahkan harganya jauh di bawah.

“Sehingga akan merusak harga perumahan TNT,” keluhnya. Warga lain, Putu Suparta mempertanyakan izin pembangunan perumahan itu.

Putu Suparta juga mempertanyakan izin pengurukan sungai kecil yang dilakukan pengembang baru. Sungai itu diurug dijadikan jembatan sebagai penghubung antara perumahan TNT dengan perumahan baru.

“Yang jadi pertanyaan saja apakah pembangunan perumahan itu ada ijinnya?, termasuk menguruk kali itu sudah ada ijin dari pihak terkait,” tandas Suparta yang seorang jaksa itu. 

GIANYAR – Warga penghuni perumahan Taman Nuansa Tjampuan (TNT) di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, membentangkan spanduk protes.

Itu lantaran akses rumah warga seharga Rp 1,1 miliar itu dilewati perumahan dengan harga murah. Warga pun cemas jalan perumahan bisa rusak karena dilintasi proyek.

Kaling Taman Nuansa Tjampuan (TNT) Cening Suartama mengatakan, warga TNT mulai marah karena pihak Kirana Residence diundang untuk melakukan sosialisasi di TNT, pihak Kirana Resedence tidak mau datang.

Tapi, belakangan langsung membangun dengan menguruk kali. Protes warga dengan memasang spanduk penolakan dan dipasang sejumlah tempat, namun semua spanduk hilang.

Sehingga warga kembali membuat dan memasang spanduk tersebut. Bahkan pembangunan jembatan dengan menguruk kali terus berlangsung.

“Kami tidak keberatan ada pembangunan perumahaan di sebelah. Dengan catatan mereka menggunakan jalan sendiri dan tidak menggunakan akses jalan kami (TNT, red),” pinta Cening.

Salah satu warga perumahan, Yoga Arta Kusuma, mengaku dulu membeli rumah di TNT karena sejumlah fasilitas yang dijanjikan.

“Di antaranya one gate sistem, jalannya lebar, minimal 2 are dan tidak kumuh, keamanan terjamin,” ungkap Yoga.

Menurut Yoga Arta Kusuma, di perumahan TNT minimal tanah 2 are dan harganya mencapai Rp 1,1 miliar.

Berbeda dengan perumahan baru yang dibangun Kirana Resedence tanahnya hanya 1 are kurang. Bahkan harganya jauh di bawah.

“Sehingga akan merusak harga perumahan TNT,” keluhnya. Warga lain, Putu Suparta mempertanyakan izin pembangunan perumahan itu.

Putu Suparta juga mempertanyakan izin pengurukan sungai kecil yang dilakukan pengembang baru. Sungai itu diurug dijadikan jembatan sebagai penghubung antara perumahan TNT dengan perumahan baru.

“Yang jadi pertanyaan saja apakah pembangunan perumahan itu ada ijinnya?, termasuk menguruk kali itu sudah ada ijin dari pihak terkait,” tandas Suparta yang seorang jaksa itu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/