NEGARA – Sebulan lebih warga Banjar Loloan, Desa Medewi, yang menjadi korban banjir bandang masih tinggal pengungsian. Terutama warga yang lehilangan rumah dan rumahnya rusak parah.
Sementara bantuan rumah untuk korban masih belum ada kepastian, karena hingga kemarin masih belum ada usulan dari desa.
Menurut Agus Suparwan, salah satu korban banjir yang masih tinggal di tenda pengungsian, warga yang masih tinggal di pengungsian hanya satu kepala keluarga.
Yakni, Misbah, mertua Agus yang rumahnya hilang beserta tanahnya terbawa banjir. “Istri saya juga masih tinggal di tenda
menjaga bapak dan ibu yang sudah tua. Kalau saya dan anak saya tinggal di rumah saudara, kasihan panas di tenda,” ujar Agus Suparwan.
Korban banjir bandang yang masih tinggal di pengungsian masih menunggu realisasi dari pemerintah yang menjanjikan bantuan untuk pembangunan rumah yang rusak.
Namun, hingga sebulan lebih setelah terjadinya banjir bandang, belum ada kepastian mengenai bantuan tersebut.
Sementara itu, pelaksana tugas kepala pelaksana BPBD Jembrana I Gusti Ngurah Dharma Putra mengatakan, bantuan untuk sandang dan pangan pada korban banjir bandang sudah direalisasikan, baik dari BPBD Kabupaten dan Provinsi.
Namun untuk bantuan rumah bagi warga yang terdampak paling parah masih dalam proses pengusulan. “Masih kami upayakan bantuan dari provinsi,” jelasnya.
Menurutnya, petugas BPBD Jembrana sudah mengawal proses permohonan bantuan tersebut dengan melakukan pendampingan pada desa.
Pihak desa sudah membuat proposal usulan bantuan pada BPBD Provinsi melalui BPBD Jembrana, hanya saja masih ada beberapa kekurangan kelengkapan administrasi yang perlu dilengkapi.
“Kalau sudah lengkap, nanti akan disampaikan pada BPBD Jembrana,” terangnya. Pejabat yang juga menjabat sebagai staf ahli bupati ini memastikan untuk mengupayakan bantuan pada korban banjir bandang.
“Jika sudah ada permohonan dari desa, segera kami sampaikan pada Provinsi agar segera bisa diverifikasi dan ada kepastian bantuannya,” tandasnya.
Seperti diketahui, banjir bandang pada 15 Januari lalu terjadi di dua lokasi di Wilayah Kecamatan Pekutatan.
Dampak terparah banjar Loloan Desa Medewi, sebanyak 12 kepala keluarga mengungsi. Bahkan, salah satu rumah warga hilang bererta tanahnya dan satu rumah lagi rusak pada bagian pondasi, sehingga tidak bisa ditempati lagi.