RadarBali.com – Seorang warga yang diketahui bernama Mahaguru Aertrya Narayana di evakuasi dari Hutan Negara di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Jumat pagi kemarin.
Evakuasi terhadap Mahaguru Aertrya Narayana yang mengaku dari berasal dari Puri Kesiman, Denpasar tersebut dilakukan karena dianggap aktivitas yang bersangkutan berpotensi menginspirasi orang lain menguasai hutan.
Pasca dievakuasi, Mahaguru Aetrya Narayana mengaku masih mengurus surat ke instansi terkait agar bisa kembali menempati dan mempergunakan hutan sebagai lokasi bertapa.
Dia juga bakal melanjutkan rencananya membuat tempat suci Pura Campuhan Narayana dan Pura Beji. Diketahui, Mahaguru berada dalam hutan Puncak Mangu sejak 6 Juli 2017 lalu.
Beragam aktivitas dia lakukan. Di antaranya bersemedi dan melakukan pembersihan (pelukatan) serta pengobatan kepada warga yang datang.
Untuk memenuhi kebutuhan makanan selama berada di hutan, Mahaguru menanam sayur-sayuran untuk di konsumsi.
Sedangkan untuk tempat peristirahatan, Mahaguru tidur di kandang sapi milik warga dekat dengan lokasi hutan.
Menurut informasi, selama menetap di hutan, kotoran sapi dijadikan abu serta dipakai untuk sarana pembersih.
Di antaranya dioleskan ke jidat yang melukat. Juga dipakai oleh Mahaguru Aetrya Narayana. Pasca turun dari lokasi pertapaan, Mahaguru sementara i ditampung oleh Komang Awit, di Dusun Selangki, Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan sambil menunggu proses pengajuan ijin ke instansi terkait selesai.
Keluarga Mahaguru Aetrya Narayana, Komang Dapet yang merupakan pengempon di Pura Campuhan, rencananya akan datang untuk menjenguk mahaguru.