29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:48 AM WIB

TERUNGKAP! Sebelum Tewas Disambar Bus, Ucik Ingin Temui Ayah Kandung

SINGARAJA – Kecelakaan tragis yang terjadi KM 12 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban Komang Darmiasih, 21.

Rencananya jenazah korban akan di-aben pada Selasa (19/12) hari ini di Setra Desa Pakraman Dencarik.

Suasana haru pun menyelimuti rumah duka korban Darmiasih di Kelurahan Kaliuntu, Senin (18/12) pagi. Jenazah Darmiasih sementara disemayamkan di rumah pamannya, Nyoman Tirta.

Di rumah itu pula Darmiasih tinggal semasa hidup. Rencananya hari ini, jenazah akan langsung diboyong ke rumah keluarga besar di Desa Dencarik, dan segera di-aben di Setra Dencarik.

Konon korban yang biasa disapa Ucik itu, tidak berencana pulang kampung ke Singaraja pada Sabtu (16/12) lalu. Rencananya ia akan tinggal di Denpasar selama beberapa hari lagi, karena sebentar lagi akan libur akhir semester.

Paman korban, Nyoman Tirta, saat ditemui di rumah duka pagi kemarin, mengaku masih sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa keponakannya.

Maklum saja, selama ini ia yang mengasuh Ucik sejak kecil. Masalah keluarga, membuat ia harus mengambil alih pengasuhan pada korban.

Saat keponakannya pulang pada Sabtu lalu, Tirta sebenarnya tidak menaruh rasa curiga. “Saya biasa saja. Saya memang sempat berpikir dia tidak pulang,

karena sebentar lagi liburan semester. Karena dia pulang, ya sudah,” kata Tirta yang kesehariannya menjadi guru di SMPN 3 Banjar.

Keesokan harinya, Tirta sempat membangunkan keponakannya dan meminta agar ia mengantar adiknya mencari lauk pauk.

Sementara Tirta menuju sekolah untuk mengurus beberapa berkas administrasi setelah pembagian rapor.

Korban pun kemudian berangkat ke Denpasar lebih awal, sekitar jam 12 Minggu siang. Alasannya ia akan menyervis motor dan menghindari banjir yang sempat terjadi di Wanagiri pada Sabtu siang.

Saat itu perasannya mulai tidak enak. Ia pun memutuskan pulang ke rumah. Belum lagi sampai di rumah, ia mendapat telepon dari seseorang yang bernama Komang.

Saat itu ia dikabari bahwa keponakannya terlibat kecelakaan dengan truk dan tubuhnya masih terjepit tubuh truk.

“Saya langsung berangkat ke tempat kejadian, dan ternyata memang benar itu keponakan saya. Hanya helmnya saja yang kelihatan,” kata Tirta.

Belakangan Tirta baru tahu bahwa keponakannya itu sengaja pulang kampung untuk menemui ayah kandungnya, I Putu Gede.

Hal itu pun ia ketahui dari kekasih korban. Maklum saja, kekasih korban cukup dekat dengan keluarga Tirta. Apalagi mereka sudah menjalin hubungan selama beberapa tahun terakhir.

“Keponakan saya ini sempat cerita sampai pacarnya kalau dia pulang mau ketemu dengan ajiknya. Tapi sampai hari Minggu itu, belum ketemu dengan bapaknya.

Dia juga sempat bilang sama pacarnya nggak sempat ketemu dan mampir karena cepet-cepetan ke Denpasar, takut kebanjiran,” ceritanya lagi.

SINGARAJA – Kecelakaan tragis yang terjadi KM 12 Jalan Raya Singaraja-Denpasar, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban Komang Darmiasih, 21.

Rencananya jenazah korban akan di-aben pada Selasa (19/12) hari ini di Setra Desa Pakraman Dencarik.

Suasana haru pun menyelimuti rumah duka korban Darmiasih di Kelurahan Kaliuntu, Senin (18/12) pagi. Jenazah Darmiasih sementara disemayamkan di rumah pamannya, Nyoman Tirta.

Di rumah itu pula Darmiasih tinggal semasa hidup. Rencananya hari ini, jenazah akan langsung diboyong ke rumah keluarga besar di Desa Dencarik, dan segera di-aben di Setra Dencarik.

Konon korban yang biasa disapa Ucik itu, tidak berencana pulang kampung ke Singaraja pada Sabtu (16/12) lalu. Rencananya ia akan tinggal di Denpasar selama beberapa hari lagi, karena sebentar lagi akan libur akhir semester.

Paman korban, Nyoman Tirta, saat ditemui di rumah duka pagi kemarin, mengaku masih sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa keponakannya.

Maklum saja, selama ini ia yang mengasuh Ucik sejak kecil. Masalah keluarga, membuat ia harus mengambil alih pengasuhan pada korban.

Saat keponakannya pulang pada Sabtu lalu, Tirta sebenarnya tidak menaruh rasa curiga. “Saya biasa saja. Saya memang sempat berpikir dia tidak pulang,

karena sebentar lagi liburan semester. Karena dia pulang, ya sudah,” kata Tirta yang kesehariannya menjadi guru di SMPN 3 Banjar.

Keesokan harinya, Tirta sempat membangunkan keponakannya dan meminta agar ia mengantar adiknya mencari lauk pauk.

Sementara Tirta menuju sekolah untuk mengurus beberapa berkas administrasi setelah pembagian rapor.

Korban pun kemudian berangkat ke Denpasar lebih awal, sekitar jam 12 Minggu siang. Alasannya ia akan menyervis motor dan menghindari banjir yang sempat terjadi di Wanagiri pada Sabtu siang.

Saat itu perasannya mulai tidak enak. Ia pun memutuskan pulang ke rumah. Belum lagi sampai di rumah, ia mendapat telepon dari seseorang yang bernama Komang.

Saat itu ia dikabari bahwa keponakannya terlibat kecelakaan dengan truk dan tubuhnya masih terjepit tubuh truk.

“Saya langsung berangkat ke tempat kejadian, dan ternyata memang benar itu keponakan saya. Hanya helmnya saja yang kelihatan,” kata Tirta.

Belakangan Tirta baru tahu bahwa keponakannya itu sengaja pulang kampung untuk menemui ayah kandungnya, I Putu Gede.

Hal itu pun ia ketahui dari kekasih korban. Maklum saja, kekasih korban cukup dekat dengan keluarga Tirta. Apalagi mereka sudah menjalin hubungan selama beberapa tahun terakhir.

“Keponakan saya ini sempat cerita sampai pacarnya kalau dia pulang mau ketemu dengan ajiknya. Tapi sampai hari Minggu itu, belum ketemu dengan bapaknya.

Dia juga sempat bilang sama pacarnya nggak sempat ketemu dan mampir karena cepet-cepetan ke Denpasar, takut kebanjiran,” ceritanya lagi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/