26.5 C
Jakarta
13 Desember 2024, 6:40 AM WIB

Setahun, Demam Berdarah di Jembrana Renggut Tiga Nyawa

NEGARA – Di tengah pandemi Covid-19, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jembrana selama tahun 2020 ini meningkat drastis dibandingkan tahun 2019 lalu.

Bahkan, kasus kematian akibat virus yang menular melalui gigitan nyamuk aedes aegypti tahun mencapai tiga orang.

Terbaru, salah satu remaja yang tinggal di Kelurahan Baler Bale Agung meninggal setelah mendapat perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Jembrana.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, penularan virus melalui nyamuk ini merupakan penyakit endemis, bukan pandemi seperti Covid-19.

Karena penyakit endemis, penyakit ini berbasis lingkungan, jika lingkungan tidak bersih dan sehat maka berpotensi memunculkan penyakit ini.

Kasus DBD meningkat terutama saat musim hujan. Pada musim hujan, jika lingkungan rutin dibersihkan untuk mencegah munculnya bibit nyamuk, maka potensi penularan virus bisa dicegah.

Karena DBD merupakan penyakit berbasis masyarakat, perlu peran aktif masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Masyarakat harus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mulai dari rumah dan lingkungannya sendiri.

“PSN ini untuk mencegah siklus nyamuk dari jentik menjadi dewasa, sehingga tidak ada yang menularkan virus pada manusia” ujarnya.

Disamping itu, memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.

Langkah-langkah pencegahan ini harus rutin dilakukan untuk memberantas nyamuk pembawa virus mematikan.

Pengasapan dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa, terutama di wilayah yang muncul kasus DBD, sehingga perlu dilakukan pemberantasan nyamuk dewasa.

Arisantha menambahkan, kasus DBD di Jembrana tahun 2020 ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 lalu karena sepanjang tahun 2020 ini sering terjadi hujan.

Tahun 2019, terjadi sebanyak 213 kasus, tanpa ada kasus kematian. Sedangkan tahun ini, dari Januari hingga pertengahan bulan Desember ini kasus DBD sudah mencapai 257 kasus.

Bahkan, tahun 2020 ini sudah merenggut tiga nyawa. Dua orang meninggal terjadi pada bulan Maret lalu saat dalam perawatan di RSUP Sanglah.

Baru-baru ini, seorang anak meninggal karena DBD setelah sempat mendapat penanganan di salah satu rumah sakit swasta di Jembrana.

“Setelah saya konfirmasi ke rumah sakit yang menangani, korban memang meninggal karena DBD,” terangnya.

Namun, anak yang tinggal bersama bapaknya di rumah dinas di Kelurahan Baler Bale Agung tersebut, diduga tertular penyakit sebelum berada di Jembrana.

Karena menurutnya, anak yang meninggal tersebut sebelumnya tidak berada di Jembrana, saat berada di Jembrana langsung jatuh sakit.  

Namun demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk mencegah DBD dengan menerapkan PSN.

NEGARA – Di tengah pandemi Covid-19, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jembrana selama tahun 2020 ini meningkat drastis dibandingkan tahun 2019 lalu.

Bahkan, kasus kematian akibat virus yang menular melalui gigitan nyamuk aedes aegypti tahun mencapai tiga orang.

Terbaru, salah satu remaja yang tinggal di Kelurahan Baler Bale Agung meninggal setelah mendapat perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Jembrana.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, penularan virus melalui nyamuk ini merupakan penyakit endemis, bukan pandemi seperti Covid-19.

Karena penyakit endemis, penyakit ini berbasis lingkungan, jika lingkungan tidak bersih dan sehat maka berpotensi memunculkan penyakit ini.

Kasus DBD meningkat terutama saat musim hujan. Pada musim hujan, jika lingkungan rutin dibersihkan untuk mencegah munculnya bibit nyamuk, maka potensi penularan virus bisa dicegah.

Karena DBD merupakan penyakit berbasis masyarakat, perlu peran aktif masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Masyarakat harus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mulai dari rumah dan lingkungannya sendiri.

“PSN ini untuk mencegah siklus nyamuk dari jentik menjadi dewasa, sehingga tidak ada yang menularkan virus pada manusia” ujarnya.

Disamping itu, memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.

Langkah-langkah pencegahan ini harus rutin dilakukan untuk memberantas nyamuk pembawa virus mematikan.

Pengasapan dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa, terutama di wilayah yang muncul kasus DBD, sehingga perlu dilakukan pemberantasan nyamuk dewasa.

Arisantha menambahkan, kasus DBD di Jembrana tahun 2020 ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 lalu karena sepanjang tahun 2020 ini sering terjadi hujan.

Tahun 2019, terjadi sebanyak 213 kasus, tanpa ada kasus kematian. Sedangkan tahun ini, dari Januari hingga pertengahan bulan Desember ini kasus DBD sudah mencapai 257 kasus.

Bahkan, tahun 2020 ini sudah merenggut tiga nyawa. Dua orang meninggal terjadi pada bulan Maret lalu saat dalam perawatan di RSUP Sanglah.

Baru-baru ini, seorang anak meninggal karena DBD setelah sempat mendapat penanganan di salah satu rumah sakit swasta di Jembrana.

“Setelah saya konfirmasi ke rumah sakit yang menangani, korban memang meninggal karena DBD,” terangnya.

Namun, anak yang tinggal bersama bapaknya di rumah dinas di Kelurahan Baler Bale Agung tersebut, diduga tertular penyakit sebelum berada di Jembrana.

Karena menurutnya, anak yang meninggal tersebut sebelumnya tidak berada di Jembrana, saat berada di Jembrana langsung jatuh sakit.  

Namun demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk mencegah DBD dengan menerapkan PSN.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/