Warning: Undefined variable $reporternya in /var/www/devwpradar/wp-content/themes/Newspaper/functions.php on line 229
27.3 C
Jakarta
22 Juli 2024, 4:02 AM WIB

Dampak Bencana: Di Puncak Pura Tertimpa Pohon, di Pantai Abrasi

GIANYAR – Bencana alam menyebabkan kerusakan di daerah tinggi dan di pesisir pantai, Selasa (19/1) kemarin.

Pukul 09.00, dua bangunan Pura Alas Harum di Banjar Belahan, Desa Manukaya, Kecamatan  Tampaksiring tertimpa pohon tumbang.

Sedangkan, di Pantai Saba, Gianyar terjadi abrasi sehingga warung semi permanen diterjang ombak.

Kabid Kedaruratan BPBD Gianyar Didya Presasta menyatakan,  pohon Kepuh berdiameter 1,5 meter dengan panjang kurang lebih 15 meter tumbang. Dua bangunan di pura diterjang. Yakni bale kulkul dan bale pangguangan.

“Akibat kejadian tersebut, nihil korban jiwa,” terangnya. Kerugian ditaksir mencapai Rp 150 juta. Pihak BPBD Gianyar yang menerima informasi langsung terjun ke lokasi kejadian.

Bersama sejumlah pihak, dari Kecamatan, Kepolisian, TNI, relawan Rapi dan sejumlah warga bahu membahu mengevakuasi pohon tumbang.

Selama proses evakuasi dan pembersihan, tim mengalami sedikit kendala. “Dahan ukuran besar tersangkut di atas. Perlahan kami atasi,” jelasnya.

Pihaknya menduga, pohon tumbang disebabkan usia yang sudah tua. “Ditambah cuaca ekstrim,” imbuhnya. Kegiatan evakuasi berakhir pukul 13.30.

Di bagian lain, Pura Alas Rengked di pesisir pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh terancam abrasi. Tembok penyengker pura sisi timur sudah tampak menggantung, karena pasir bagian pondasi sudah tergerus.

Disamping itu, sebuah warung semi permanen diterjang ombak. Jro Mangku Rengked menyatakan, membuka warung semi permanen sejak 10 tahun lalu.

“Istri saya yang jualan. Makanan dan minuman, terkenalnya tipat sate babi,” ujarnya. Dampak dari abrasi, warung sederhana inipun ikut tergerus. Sampai-sampai tiangnya miring.

“Sebelum roboh sendiri, saya inisiatif untuk bongkar. Mau pindah ke barat, karena sudah tidak memungkinkan lagi jualan sate disini,” jelasnya.

Jro Mangku asal Banjar Saba, Desa Saba, Blahbatuh, itu menambahkan, ombak besar menerjang sejak seminggu terakhir.

“Kemarin malam paling tinggi ombaknya. Makanya hari ini saya bongkar warung ini. Pindah ke barat. Lebih datar,” tandasnya.

Dirinya berharap ada pembangunan tanggul pemecah ombak di kawasan pantai Saba khususnya yang tergerus abrasi.

“Karena saya lihat di timur sudah bagus, di barat pantai Purnama juga bagus. Pantai Saba juga saya harap diperhatikan,” pintanya. 

GIANYAR – Bencana alam menyebabkan kerusakan di daerah tinggi dan di pesisir pantai, Selasa (19/1) kemarin.

Pukul 09.00, dua bangunan Pura Alas Harum di Banjar Belahan, Desa Manukaya, Kecamatan  Tampaksiring tertimpa pohon tumbang.

Sedangkan, di Pantai Saba, Gianyar terjadi abrasi sehingga warung semi permanen diterjang ombak.

Kabid Kedaruratan BPBD Gianyar Didya Presasta menyatakan,  pohon Kepuh berdiameter 1,5 meter dengan panjang kurang lebih 15 meter tumbang. Dua bangunan di pura diterjang. Yakni bale kulkul dan bale pangguangan.

“Akibat kejadian tersebut, nihil korban jiwa,” terangnya. Kerugian ditaksir mencapai Rp 150 juta. Pihak BPBD Gianyar yang menerima informasi langsung terjun ke lokasi kejadian.

Bersama sejumlah pihak, dari Kecamatan, Kepolisian, TNI, relawan Rapi dan sejumlah warga bahu membahu mengevakuasi pohon tumbang.

Selama proses evakuasi dan pembersihan, tim mengalami sedikit kendala. “Dahan ukuran besar tersangkut di atas. Perlahan kami atasi,” jelasnya.

Pihaknya menduga, pohon tumbang disebabkan usia yang sudah tua. “Ditambah cuaca ekstrim,” imbuhnya. Kegiatan evakuasi berakhir pukul 13.30.

Di bagian lain, Pura Alas Rengked di pesisir pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh terancam abrasi. Tembok penyengker pura sisi timur sudah tampak menggantung, karena pasir bagian pondasi sudah tergerus.

Disamping itu, sebuah warung semi permanen diterjang ombak. Jro Mangku Rengked menyatakan, membuka warung semi permanen sejak 10 tahun lalu.

“Istri saya yang jualan. Makanan dan minuman, terkenalnya tipat sate babi,” ujarnya. Dampak dari abrasi, warung sederhana inipun ikut tergerus. Sampai-sampai tiangnya miring.

“Sebelum roboh sendiri, saya inisiatif untuk bongkar. Mau pindah ke barat, karena sudah tidak memungkinkan lagi jualan sate disini,” jelasnya.

Jro Mangku asal Banjar Saba, Desa Saba, Blahbatuh, itu menambahkan, ombak besar menerjang sejak seminggu terakhir.

“Kemarin malam paling tinggi ombaknya. Makanya hari ini saya bongkar warung ini. Pindah ke barat. Lebih datar,” tandasnya.

Dirinya berharap ada pembangunan tanggul pemecah ombak di kawasan pantai Saba khususnya yang tergerus abrasi.

“Karena saya lihat di timur sudah bagus, di barat pantai Purnama juga bagus. Pantai Saba juga saya harap diperhatikan,” pintanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/