26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:43 AM WIB

Sebelum Tewas, Keluarga Sempat Mengira Korban Kena Penyakit Non Medis

Tewasnya Anak Agung Gede Rai Kariyawan alias Ode, 22 yang diduga positif rabies, pada Minggu malam (19/5) membuat warga Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan gempar.

Pemuda ini tewas setelah tiga bulan sebelumnya digigit anak anjing di obyek wiata Tukad Unda, Paksebali, Klungkung.

 

MADE AYU PITRI ARISANTI, Klungkung

Suara tangisan dan teriakan pecah di ruang IGD RSUD Klungkung.

Anak Agung Istri Anom Putriasih, perempuan 47  tahun asal Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan itu terlihat menangis sejadi-jadinya di sisi utara lobi IGD RSUD Klungkung, Minggu malam (19/5).

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat tedung itu tidak menyangka jika hari itu adalah hari terakhir anak semata wayangnya, Anak Agung Gede Rai Kariyawan, 22.

Tidak hanya Putriasih, sejumlah kerabat dan sanak keluarga yang menemani pun turut menangis.

Semakin larut, semakin banyak sanak keluarga yang berdatangan ke IGD RSUD Klungkung.

Meski sangat ingin melihat jenazah pria yang memiliki nama panggilan Ode itu, mereka harus menahan diri lantaran pria yang belum menikah itu meninggal dunia lantaran diduga terinfeksi virus rabies.

Bahkan tim dan tenaga medis yang menangani Ode pun harus menggunakan pakaian khusus, selop tangan, dan sepatu boot karet mirip kostum astronot saat menangani jenazah Ode.

Suasana duka dan perasaan terpukul pun masih terlihat dari raut ibu korban Anak Agung Istri Anom Putriasih dan suaminya Anak Agung Gede Ngurah Yasa.

Sambil sesekali mengusah air mata, Ngurah Yasa pun akhirnya mau bercerita tentang kematian anak semata wayangnya yang sangat tragis itu.

Menurut Yasa,, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia, anaknya tidak pernah bercerita tentang sakit yang dirasakan.

Begitu juga dengan peristiwa gigitan anak anjing yang sekitar tiga bulan yang lalu dialami, kata Yasa, Ode juga tidak pernah bercerita kepadanya sebagai orang tua.

Singkat cerita, ia baru mengetahui anaknya sakit pada Sabtu (18/5). Saat itu Ode mengalami sesak nafas dan susah menelan air. “Dia sesak nafas dua hari berturut-turut dan susah menelan air. Kami juga sempat membawa ke RSUD Klungkung,”aku Yasa.

 Setelah pulang dari RSUD Klungkung, Ode tidak hanya mengalami sesak nafas dan sulit menelan air, Ode mulai takut dengan hembusan angin. “Kalau ada angin, langsung meronta kayak orang kesurupan,” ungkapnya.

Melihat anaknya meronta seperti orang kesurupan, Putriasih mulai berpikir jika anaknya itu sakit non medis.

Sehingga akhirnya diajak ke tempat kerabatnya untuk mendapat pengobatan alternatif hanya saja tidak memberikan hasil.

Sehingga akhirnya ia mengajak anaknya itu berobat ke para normal yang ada di wilayah Kecamatan Banjarangkan.

Namun oleh para normal tersebut diungkapkan bahwa anaknya tersebut tidak menderita penyakit non medis.

“Langsung saya bahwa ke mantri di Banjarangkan, waktu di sana mulai mengamuk dan dibilang ciri-ciri kena rabies sehingga dianjurkan bahwa ke rumah sakit.

Akhirnya dibawa ke rumah sakit pukul 17.00. Dan saya baru tahu dari teman-teman anak saya kalau anak saya sempat digigit anjing tiga bulan yang lalu di Kali Unda,” imbuh Yasa.

Tewasnya Anak Agung Gede Rai Kariyawan alias Ode, 22 yang diduga positif rabies, pada Minggu malam (19/5) membuat warga Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan gempar.

Pemuda ini tewas setelah tiga bulan sebelumnya digigit anak anjing di obyek wiata Tukad Unda, Paksebali, Klungkung.

 

MADE AYU PITRI ARISANTI, Klungkung

Suara tangisan dan teriakan pecah di ruang IGD RSUD Klungkung.

Anak Agung Istri Anom Putriasih, perempuan 47  tahun asal Dusun Peninjauan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan itu terlihat menangis sejadi-jadinya di sisi utara lobi IGD RSUD Klungkung, Minggu malam (19/5).

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat tedung itu tidak menyangka jika hari itu adalah hari terakhir anak semata wayangnya, Anak Agung Gede Rai Kariyawan, 22.

Tidak hanya Putriasih, sejumlah kerabat dan sanak keluarga yang menemani pun turut menangis.

Semakin larut, semakin banyak sanak keluarga yang berdatangan ke IGD RSUD Klungkung.

Meski sangat ingin melihat jenazah pria yang memiliki nama panggilan Ode itu, mereka harus menahan diri lantaran pria yang belum menikah itu meninggal dunia lantaran diduga terinfeksi virus rabies.

Bahkan tim dan tenaga medis yang menangani Ode pun harus menggunakan pakaian khusus, selop tangan, dan sepatu boot karet mirip kostum astronot saat menangani jenazah Ode.

Suasana duka dan perasaan terpukul pun masih terlihat dari raut ibu korban Anak Agung Istri Anom Putriasih dan suaminya Anak Agung Gede Ngurah Yasa.

Sambil sesekali mengusah air mata, Ngurah Yasa pun akhirnya mau bercerita tentang kematian anak semata wayangnya yang sangat tragis itu.

Menurut Yasa,, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia, anaknya tidak pernah bercerita tentang sakit yang dirasakan.

Begitu juga dengan peristiwa gigitan anak anjing yang sekitar tiga bulan yang lalu dialami, kata Yasa, Ode juga tidak pernah bercerita kepadanya sebagai orang tua.

Singkat cerita, ia baru mengetahui anaknya sakit pada Sabtu (18/5). Saat itu Ode mengalami sesak nafas dan susah menelan air. “Dia sesak nafas dua hari berturut-turut dan susah menelan air. Kami juga sempat membawa ke RSUD Klungkung,”aku Yasa.

 Setelah pulang dari RSUD Klungkung, Ode tidak hanya mengalami sesak nafas dan sulit menelan air, Ode mulai takut dengan hembusan angin. “Kalau ada angin, langsung meronta kayak orang kesurupan,” ungkapnya.

Melihat anaknya meronta seperti orang kesurupan, Putriasih mulai berpikir jika anaknya itu sakit non medis.

Sehingga akhirnya diajak ke tempat kerabatnya untuk mendapat pengobatan alternatif hanya saja tidak memberikan hasil.

Sehingga akhirnya ia mengajak anaknya itu berobat ke para normal yang ada di wilayah Kecamatan Banjarangkan.

Namun oleh para normal tersebut diungkapkan bahwa anaknya tersebut tidak menderita penyakit non medis.

“Langsung saya bahwa ke mantri di Banjarangkan, waktu di sana mulai mengamuk dan dibilang ciri-ciri kena rabies sehingga dianjurkan bahwa ke rumah sakit.

Akhirnya dibawa ke rumah sakit pukul 17.00. Dan saya baru tahu dari teman-teman anak saya kalau anak saya sempat digigit anjing tiga bulan yang lalu di Kali Unda,” imbuh Yasa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/