31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:16 AM WIB

Banjir Bandang Terjang Buleleng, Rumah Hancur, Ternak Warga Hanyut

BUSUNGBIU – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Buleleng pada Sabtu (23/3) malam hingga Minggu (24/3) dini hari, berakibat timbulnya bencana.

Di Desa Subuk, Kecamatan Busungbiu, sejumlah rumah warga rusak karena diterjang banjir bandang.

Sementara di Desa Banjarasem dan Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, puluhan ternak warga hanyut karena terkena banjir.

Banjir bandang di Desa Subuk, dipicu oleh tanah longsor yang terjadi di sejumlah titik. Sedikitnya ada delapan titik longsor di areal perkebunan warga.

Itu belum termasuk longsor yang terjadi di sepanjang Jalan Raya Seririt-Pupuan. Akibat banjir bandang itu, Jalan Raya Seririt-Pupuan sempat ditutup dan baru dibuka pagi kemarin.

Total ada enam rumah warga yang rusak akibat banjir bandang dan longsor. Masing-masing rumah milik Gede Pasek, Gede Yasa, Ketut Sulatra, Gede Bawa, Nyoman Gede Tegeh, dan Ketut Manis.

Ketut Sulatra, 65, menuturkan, longsor terjadi sekitar pukul 23.00 Sabtu malam lalu. Peristiwa berawal saat hujan lebat mengguyur wilayah Desa Subuk sejak pukul 19.00 malam.

Saat itu ia was-was dengan kondisi tebing di belakang rumahnya yang rentan longsor. Sulatra bersama keluarga memutuskan tidur di teras rumah.

Tiba-tiba sekitar pukul 23.00 malam ia mendengar suara gemuruh di belakang rumah yang diikuti dengan terjangan air bercampur lumpur.

“Perasaan saya dari awal hujan itu sudah tidak enak. Makanya saya dan keluarga tidur di teras. Ternyata benar ada kejadian.

Sekarang rumah saya tidak bisa ditempati. Terpaksa numpang di keponakan dulu,” katanya. Sulatra menyebut ini bukan pertama kali rumahnya terkena longsor.

Peristiwa serupa sempat terjadi pada 2014 dan 2016 lalu. Rumah lainnya yang terdampak ialah milik Gede Pasek, 49.

Rumahnya rusak parah karena tertimpa senderan Jalan Raya Seririt-Pupuan yang jebol. Akibatnya kamar tidur dan teras rumahnya mengalami kerusakan cukup parah. Beruntung saat kejadian, rumah dalam kondisi kosong.

“Saya sedang di Denpasar. Biasanya hari Sabtu, dapat saja pulang kampung. Kebetulan kemarin tidak. Sekitar jam 21.00 malam itu saya dapat telepon dari keluarga di rumah,

kalau rumah saya kena senderan jebol. Maunya saya tadi malam pulang kampung, tapi karena jalannya lumpuh, terpaksa baru tadi pagi pulang,” kata Pasek.

Sementara itu di Desa Pangkungparuk, Kecamatan Seririt, sebanyak 500 ekor itik ternak warga hilang dibawa hanyut banjir.

Begitu pula di Desa Banjarasem ada lima ekor sapi dan 15 ekor babi yang juga hanyut. Sedangkan di Desa Kalisada ada seekor sapi yang hilang. 

BUSUNGBIU – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Buleleng pada Sabtu (23/3) malam hingga Minggu (24/3) dini hari, berakibat timbulnya bencana.

Di Desa Subuk, Kecamatan Busungbiu, sejumlah rumah warga rusak karena diterjang banjir bandang.

Sementara di Desa Banjarasem dan Desa Kalisada, Kecamatan Seririt, puluhan ternak warga hanyut karena terkena banjir.

Banjir bandang di Desa Subuk, dipicu oleh tanah longsor yang terjadi di sejumlah titik. Sedikitnya ada delapan titik longsor di areal perkebunan warga.

Itu belum termasuk longsor yang terjadi di sepanjang Jalan Raya Seririt-Pupuan. Akibat banjir bandang itu, Jalan Raya Seririt-Pupuan sempat ditutup dan baru dibuka pagi kemarin.

Total ada enam rumah warga yang rusak akibat banjir bandang dan longsor. Masing-masing rumah milik Gede Pasek, Gede Yasa, Ketut Sulatra, Gede Bawa, Nyoman Gede Tegeh, dan Ketut Manis.

Ketut Sulatra, 65, menuturkan, longsor terjadi sekitar pukul 23.00 Sabtu malam lalu. Peristiwa berawal saat hujan lebat mengguyur wilayah Desa Subuk sejak pukul 19.00 malam.

Saat itu ia was-was dengan kondisi tebing di belakang rumahnya yang rentan longsor. Sulatra bersama keluarga memutuskan tidur di teras rumah.

Tiba-tiba sekitar pukul 23.00 malam ia mendengar suara gemuruh di belakang rumah yang diikuti dengan terjangan air bercampur lumpur.

“Perasaan saya dari awal hujan itu sudah tidak enak. Makanya saya dan keluarga tidur di teras. Ternyata benar ada kejadian.

Sekarang rumah saya tidak bisa ditempati. Terpaksa numpang di keponakan dulu,” katanya. Sulatra menyebut ini bukan pertama kali rumahnya terkena longsor.

Peristiwa serupa sempat terjadi pada 2014 dan 2016 lalu. Rumah lainnya yang terdampak ialah milik Gede Pasek, 49.

Rumahnya rusak parah karena tertimpa senderan Jalan Raya Seririt-Pupuan yang jebol. Akibatnya kamar tidur dan teras rumahnya mengalami kerusakan cukup parah. Beruntung saat kejadian, rumah dalam kondisi kosong.

“Saya sedang di Denpasar. Biasanya hari Sabtu, dapat saja pulang kampung. Kebetulan kemarin tidak. Sekitar jam 21.00 malam itu saya dapat telepon dari keluarga di rumah,

kalau rumah saya kena senderan jebol. Maunya saya tadi malam pulang kampung, tapi karena jalannya lumpuh, terpaksa baru tadi pagi pulang,” kata Pasek.

Sementara itu di Desa Pangkungparuk, Kecamatan Seririt, sebanyak 500 ekor itik ternak warga hilang dibawa hanyut banjir.

Begitu pula di Desa Banjarasem ada lima ekor sapi dan 15 ekor babi yang juga hanyut. Sedangkan di Desa Kalisada ada seekor sapi yang hilang. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/