TAMBLANG – Penyelidikan terhadap kasus pembunuhan Ni Wayan Gunami, 60, oleh anak tirinya, Ketut Budi Astawa alias Paros, 24, berlanjut.
Kemarin Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Denpasar melakukan olah tempat kejadian perkara di Pasar Tamblang.
Yang menarik, Wayan Anggardita, 33, yang notabene kakak tersangka, menyebutkan tersangka memang menunjukkan gelagat cukup aneh sejak sepekan terakhir.
Menurut Anggardita, adiknya memang mengalami perubahan perilaku sejak ayah kandungnya, Made Dika, meninggal dalam peristiwa pembunuhan di Desa Mengening pada Februari 2017 lalu.
“Pernah dia bakar baju ibu kami (ibu kandung, Nyoman Budiarmi, Red). Waktu itu sempat ditegur. Tapi dia malah tambah emosi sampai tembok rumah dipukul,” cerita Anggardita.
Selain itu, ia juga menerima kabar bahwa adiknya hendak membeli sepeda motor baru. “Ini hanya dengar dari teman-temannya saja. Sepeda motor apa, dapat uang dari mana, terus terang saya belum tahu,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan terjadi di Pasar Desa Tamblang, sekitar pukul 17.00 Sabtu sore lalu.
Korban Ni Wayan Gunami, 60, dibunuh oleh anak tirinya, Ketut Budi Astawa alias Paros dengan menggunakan pisau temutik.
Korban ditusuk saat sedang berjualan. Korban disebut ditusuk sebanyak tiga kali. Bahkan setelah rebah di tanah, korban masih sempat ditusuk hingga mata pisau tertinggal di perut kiri korban.
Diduga kasus pembunuhan itu berkaitan dengan insiden kasus pembunuhan yang menimpa Made Dika, di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, pada Februari 2017 lalu.
Made Dika merupakan suami dari Ni Wayan Gunami dan juga ayah kandung dari Ketut Budi Astawa alias Paros.
Saat Made Dika dibunuh pada Februari lalu, Ni Wayan Gunami menjadi saksi kunci karena Dika dan Gunami saat itu tengah mengendarai mobil menuju Desa Sukawana, Bangli.