26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 3:58 AM WIB

Awas, Jalan Rawan Putus

SEMARAPURA, Radar Bali- Tidak semua kerusakan pada fasilitas umum yang ditimbulkan dari peristiwa banjir bandang di Kecamatan Nusa Penida, Senin (13/12) itu dapat ditangani di tahun ini. Lantaran pengamprahan kegiatan pada APBD 2021 maksimal dilakukan pada tanggal 25 Desember, sehingga penanganan di fokuskan pada kerusakan fasilitas umum yang bersifat darurat.

Sekda Klungkung, I Gede Putu Winastra, Minggu (19/12) mengungkapkan, usulan berkaitan dengan penanganan pasca banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Nusa Penida telah masuk. Yakni dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Klungkung sebesar Rp 277,5 juta lebih untuk cadangan pangan dan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung sebesar Rp 469 juta lebih untuk penanganan fasilitas umum. “Penganggarannya, kami gunakan pola BTT (Belanja Tidak Terduga) digeser ke kegiatan. Karena tanggap darurat,” terangnya.

Mengingat pengamprahan kegiatan dilakukan maksimal pada 25 Desember, maka penanganan difokuskan pada penanganan fasilitas umum yang sifatnya darurat. Selain itu, tiga rekanan juga telah ditunjuk langsung untuk mengerjakan kegiatan fisik yang ditargetkan tuntas pada 24 Desember. “Untuk kegiatan fisik, kami targetkan telah tuntas dan langsung pencairan pada 24 Desember. Sehingga sebelum akhir tahun anggaran, telah selesai,” katanya.

Kadis Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung, I Made Jati Laksana dikonfirmasi terpisah menambahkan ada sebanyak tujuh titik jalan yang sebagian besar berada di Desa Ped menjadi fokus penanganan pasca banjir bandang di Nusa Penida. Menurutnya jalan tersebut mengalami rusak berat setelah diterjang banjir bandang. Yang mana bila tidak segera ditangani secara permanen dikhawatirkan akan mengalami kerusakan yang kian parah bahkan berpotensi putus. “Jalan yang kami tangani saat ini adalah jalan-jalan yang sangat rawan sekali. Kalau jalan ini putus maka terputus juga akses masyarakat yang akan berdampak pada sosial dan ekonomi,” jelasnya.

Lebih lanjut diungkapkannya sangat banyak jalan yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir bandang tersebut. Yang mana penanganannya akan dianggarkan di anggaran penanganan rutin. “Anggaran yang dibutuhkan cukup lumayan sekali. Kami harus ulangi mengecek karena banyak sekali soalnya,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan BPBD Klungkung mencatat ada sekitar tujuh desa di Nusa Penida yang terkena dampak banjir bandang dengan total kerugian sekitar Rp 3,6 miliar lebih. Seperti di Desa Sakti dengan kerugian sekitar Rp 1,6 miliar lebih tercatat banjir bandang itu menyebabkan hancurnya warung, matinya ternak, tembok pagar roboh, motor hanyut, bangunan usaha toilet hancur dan tanggul pengaman pantai jebol. Sementara di Desa Batumadeg dengan kerugian sekitar Rp 121 juta lebih, tercatat ada jalan dan senderan yang jebol, kolam penampung air jebol, tembok pura jebol, barang dan dagangan hanyut. Sedangkan di Desa Suana dengan kerugian sekitar Rp 429 juta, banjir bandang tercatat menghancurkan warung milik warga, motor rusa dan hanyut, dan mobil rusak.

Sementara di Desa Batununggul dengan kerugian sekitar Rp 55 juta, ternyata ada sekitar 55 KK yang rumahnya terendam banjir. Kemudian Desa Lembongan dengan kerugian sekitar 795 juta, tercatat tanggul pengaman pekarangan dan penyengker sanggah jebol. Sedangkan di Desa Kutampi Kaler total kerugian yang dialami warga sekitar Rp 610 juta lebih. Di Desa Ped dengan kerugian sekitar Rp 42 juta, ternyata ada sekitar 42 KK yang rumahnya terendam air. 

SEMARAPURA, Radar Bali- Tidak semua kerusakan pada fasilitas umum yang ditimbulkan dari peristiwa banjir bandang di Kecamatan Nusa Penida, Senin (13/12) itu dapat ditangani di tahun ini. Lantaran pengamprahan kegiatan pada APBD 2021 maksimal dilakukan pada tanggal 25 Desember, sehingga penanganan di fokuskan pada kerusakan fasilitas umum yang bersifat darurat.

Sekda Klungkung, I Gede Putu Winastra, Minggu (19/12) mengungkapkan, usulan berkaitan dengan penanganan pasca banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Nusa Penida telah masuk. Yakni dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Klungkung sebesar Rp 277,5 juta lebih untuk cadangan pangan dan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung sebesar Rp 469 juta lebih untuk penanganan fasilitas umum. “Penganggarannya, kami gunakan pola BTT (Belanja Tidak Terduga) digeser ke kegiatan. Karena tanggap darurat,” terangnya.

Mengingat pengamprahan kegiatan dilakukan maksimal pada 25 Desember, maka penanganan difokuskan pada penanganan fasilitas umum yang sifatnya darurat. Selain itu, tiga rekanan juga telah ditunjuk langsung untuk mengerjakan kegiatan fisik yang ditargetkan tuntas pada 24 Desember. “Untuk kegiatan fisik, kami targetkan telah tuntas dan langsung pencairan pada 24 Desember. Sehingga sebelum akhir tahun anggaran, telah selesai,” katanya.

Kadis Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung, I Made Jati Laksana dikonfirmasi terpisah menambahkan ada sebanyak tujuh titik jalan yang sebagian besar berada di Desa Ped menjadi fokus penanganan pasca banjir bandang di Nusa Penida. Menurutnya jalan tersebut mengalami rusak berat setelah diterjang banjir bandang. Yang mana bila tidak segera ditangani secara permanen dikhawatirkan akan mengalami kerusakan yang kian parah bahkan berpotensi putus. “Jalan yang kami tangani saat ini adalah jalan-jalan yang sangat rawan sekali. Kalau jalan ini putus maka terputus juga akses masyarakat yang akan berdampak pada sosial dan ekonomi,” jelasnya.

Lebih lanjut diungkapkannya sangat banyak jalan yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir bandang tersebut. Yang mana penanganannya akan dianggarkan di anggaran penanganan rutin. “Anggaran yang dibutuhkan cukup lumayan sekali. Kami harus ulangi mengecek karena banyak sekali soalnya,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan BPBD Klungkung mencatat ada sekitar tujuh desa di Nusa Penida yang terkena dampak banjir bandang dengan total kerugian sekitar Rp 3,6 miliar lebih. Seperti di Desa Sakti dengan kerugian sekitar Rp 1,6 miliar lebih tercatat banjir bandang itu menyebabkan hancurnya warung, matinya ternak, tembok pagar roboh, motor hanyut, bangunan usaha toilet hancur dan tanggul pengaman pantai jebol. Sementara di Desa Batumadeg dengan kerugian sekitar Rp 121 juta lebih, tercatat ada jalan dan senderan yang jebol, kolam penampung air jebol, tembok pura jebol, barang dan dagangan hanyut. Sedangkan di Desa Suana dengan kerugian sekitar Rp 429 juta, banjir bandang tercatat menghancurkan warung milik warga, motor rusa dan hanyut, dan mobil rusak.

Sementara di Desa Batununggul dengan kerugian sekitar Rp 55 juta, ternyata ada sekitar 55 KK yang rumahnya terendam banjir. Kemudian Desa Lembongan dengan kerugian sekitar 795 juta, tercatat tanggul pengaman pekarangan dan penyengker sanggah jebol. Sedangkan di Desa Kutampi Kaler total kerugian yang dialami warga sekitar Rp 610 juta lebih. Di Desa Ped dengan kerugian sekitar Rp 42 juta, ternyata ada sekitar 42 KK yang rumahnya terendam air. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/