RadarBali.com – Ribuan warga mendatangi Taman Pujaan Bangsa Margarana, Marga, untuk memperingati ke-71 tahun Puputan Margarana, Senin (20/11).
Mereka bersembahyang ke taman makam para pahlawan dan pejuang. Warga datang dari seluruh Bali karena di taman makam ini terdapat 1372 nisan pahlawan dan pejuang.
Jro Mangku Nyoman Beji, 50, warga Banjar Kekeran, Selanbawak, Marga mengaku setiap peringatan Puputan Margarana menyempatkan datang ke Taman Pujaan Bangsa Margarana.
Menurutnya, banyak warga dari desanya juga menjadi pejuang yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai. “Sebagai bangsa Indonesia, sudah sepatutnya kami datang ke sini.
Untuk mengaturkan doa bagi para pahlawan dan pejuang, sebagai bakti kita,” kata Jro Mangku yang datang bersama istrinya.
Sebelum berdoa di nisan I Gusti Ngurah Rai, Jro Mangku mengaturkan doa di Candi utama. Bahkan, kata dia, sudah menjadi kemestian warga di manapun mendoakan para pahlawan dan pejuang.
Di mana pun ada tugu pejuang, lanjutnya, menjadi keharusan untuk turut merawat dan berdoa baginya. “Karena tanpa ada beliau, kita tidak bisa seperti ini.
Karena yang dipertaruhkan nyawa beliau. Pengorbanan nyawa itu tingkatan paling tinggi. Nyawa tidak ada yang jual. Kalau harta, bisa dicari, uang ada yang nyetak,” tuturnya.
Made Sumerti, 46, staf Taman Pujaan Bangsa Margarana mengatakan, jika hari-hari biasa cukup sepi. Keramaian, katanya, tampak bila ada momen-momen tertentu.
Selain Peringatan Puputan Margarana, juga ramai saat Peringatan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus, peringatan Hari Pahlawan 10 November, dan Hari Raya Galungan dan Kuningan.
“Kalau memperingati Hari Puputan Margarana, biasanya mulai ramai 19 November. Ada acara mecaru di Beji,” jelas perempuan yang saat Peringatan Puputan Margarana bertugas menyiapkan tirta dan puja di nisan I Gusti Ngurah Rai ini.
TPB Margarana terletak di Banjar Kelaci, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga. Taman makam ini berada di lahan seluas 9 hektare.
Terdapat 1.372 nisan pahlawan dan pejuang di Taman Bahagia, bagian dari taman makam tersebut.
Taman ini dibuat untuk mengenang perjuangan pasukan pejuang Indonesia di Bali yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai dalam perang habis-habisan (puputan) melawan tentara NICA di Desa Marga.