AMLAPURA—Cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa hari ini membuat Gunung Agung ditutupi kabut.
Visual Gunung tertinggi di Bali tersebut tidak terlihat sama sekali. Kondisi ini membuat misi Aeroterrascan menerbangkan drone AI 450 selama dua hari di Bali belum bisa terlaksana dengan baik.
Bahkan sampai siang kemarin drone gagal terbang. Penerbangan tidak bisa dilakukan kalau kondisi cuaca buruk seperti itu.
Drone baru bisa terbang Sabtu sore lalu sekitar pukul 16.30 wita. Kala itu, drone berhasil terbang setelah cuaca sempat membaik.
Penerbangan saat itu lengkap membawa sensor multi gas dan juga kamera pemantau. Sensor multi gas bertujuan mengecek kandungan gas di puncak gunung Agung.
Sementara kamera untuk melihat kondisi kawah Gunung Agung dan badan Gunung Agung.
“Sabtu kemarin sempat naik, namun tidak dapat gampar apa apa, karena tidak sampai ke kawah,” ujar Seno Suhisnu dari Principal Development Enginner Aeroterrascan, Bandung, kemarin.
Selain tertutup kabut, tepat saat penerbangan drone Gunung Agung mengalami erupsi. Bahkan drone yang diterbangkan langsung drop mengalami penurunan sekitar 200 meter.
Dimana ketinggian awal terbang sekitar 3.300 meter. Karena kondisi seperti itu pesawat langsung dipanggil balik.
“Karena kalau dipaksakan masuk ke kawah gunung, sedang erupsi maka pesawat akan mengalami kerusakan. Bahkan bisa saja pesawat hangus terbakar oleh panas udara saat erupsi terjadi,” paparnya.
Pesawat juga banyak ada komponen elektronik sehingga akan rusak jika terpapar panas yang kuat.