NEGARA – Jalan putus di Banjar Loloan, Desa Medewi, akibat banir bandang yang terjadi sepekan yang lalu belum bisa dilakukan perbaikan dalam waktu dekat.
Pemerintah Kabupaten Jembrana masih perlu mengkaji lebih dulu untuk menganggarkan perbaikan jalan. Disamping itu, pemerintah kabupaten perlu berkoordinasi dengan pihak balai sungai.
Jalan yang rusak karena diterjang banjir bandang tersebut sebenarnya baru di aspal pada bulan Desember lalu.
Warga berharap perbaikan jalan segera dilakukan karena warga untuk beraktivitas harus mencari jalan alternatif yang jaraknya lebih jauh.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, jalan yang putus karena banjir bandang memang baru diaspal.
Karena bencana yang terjadi pada awal tahun, belum bisa melakukan perbaikan dengan segera. “Kami akan mengkaji dulu. Karena jalan itu sering rusak diterjang banjir,” terangnya.
Karena rusaknya jalan akibat sungai yang menggerus jalan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Sungai untuk mencari solusi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
“Perbaikan jalan ini harus dipikirkan dengan matang, karena ada kaitannya dengan sungai sehingga perlu koordinasi dengan pihak berwenang mengenai sungai,” ujarnya.
Perbaikan yang menggunakan APBD Jembrana, masih perlu proses kajian dan mengalokasikan anggaran lebih dulu.
Karena bencana ini terjadi pada awal tahun sedangkan anggaran APBD Induk sudah disahkan, maka tidak dialokasikan. “Paling cepat pada APBD perubahan bisa dianggarkan,” tandasnya.
Perbaikan jalan sekaligus daerah aliran sungai bisa dilakukan lebih cepat jika ada pihak lain atau pihak ketiga yang memberikan bantuan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Karena kabarnya, salah satu perusahaan BUMN akan memberikan CSR khusus untuk perbaikan jalan yang rusak akibat banjir.
“Kalau ada CSR lebih cepat lagi diperbaiki. Saya juga mendengar kabar itu, tetapi belum tahu kapan pelaksanaannya,” terangnya.
Seperti diketahui, Akses jalan sekitar 500 meter tersebut sebelumnya memang sudah rusak karena tergerus air sungai.
Karena itu, sekitar sebulan sebelumnya banjir badang, calon Bupati I Nengah Tamba sempat membuat jembatan dari bambu untuk askes jalan warga.
Jembatan yang terbuat dari bambu hanyut dibawa banjir dan kerusakan jalan semakin parah. Bahkan, satu rumah yang ada di pinggir sungai hanyut bersama tanahnya, sehingga pemilik rumah masih mengungsi di tenda pengungsian.
Dua rumah lagi tidak bisa ditempati karena bagian pondasi rumah sudah digerus air sungai. Hingga kemarin, sebanyak 12 kepala keluarga masih mengungsi.