29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:20 AM WIB

Tergerus Zaman, Tradisi Memunjung saat Pagerwesi Mulai Terkikis

SINGARAJA –– Hari raya Pagerwesi dirayakan dengan meriah di Kabupaten Buleleng. Ribuan krama di sejumlah desa adat, melakukan ziarah ke areal pekuburan.

Ada yang membawa banten punjung, ada pula yang membawa banten penek. Kebiasaan berziarah itu juga disebut tradisi memunjung.

Kelian Desa Pakraman Buleleng, Jro Nyoman Sutrisna mengungkapkan, saat ini tradisi memunjung sudah mulai terkikis.

Sebab banyak krama yang tak lagi melakukan upacara penguburan atau mekingsan ring pertiwi.

Biasanya krama yang belum mampu melangsungkan upacara ngaben, memilih melangsungkan upacara mekingsan ring geni.

Khusus di Desa Pakraman Buleleng, tradisi munjung masih lestari bagi krama Banjar Adat Pakraman Banjar Jawa. Sementara bagi krama banjar adat lainnya, sudah mulai terkikis.

“Sekarang tetaneman di setra ini semakin berkurang, dampaknya ya sama tradisi munjung saat Pagerwesi ini.

Sekarang ini hanya Banjar Jawa saja yang banyak melakukan tradisi ini, kalau yang lain tidak banyak. Kami juga akan memberi pengertian pada krama, agar tradisi ini bisa dilakukan terus menerus,” demikian Sutrisna. 

SINGARAJA –– Hari raya Pagerwesi dirayakan dengan meriah di Kabupaten Buleleng. Ribuan krama di sejumlah desa adat, melakukan ziarah ke areal pekuburan.

Ada yang membawa banten punjung, ada pula yang membawa banten penek. Kebiasaan berziarah itu juga disebut tradisi memunjung.

Kelian Desa Pakraman Buleleng, Jro Nyoman Sutrisna mengungkapkan, saat ini tradisi memunjung sudah mulai terkikis.

Sebab banyak krama yang tak lagi melakukan upacara penguburan atau mekingsan ring pertiwi.

Biasanya krama yang belum mampu melangsungkan upacara ngaben, memilih melangsungkan upacara mekingsan ring geni.

Khusus di Desa Pakraman Buleleng, tradisi munjung masih lestari bagi krama Banjar Adat Pakraman Banjar Jawa. Sementara bagi krama banjar adat lainnya, sudah mulai terkikis.

“Sekarang tetaneman di setra ini semakin berkurang, dampaknya ya sama tradisi munjung saat Pagerwesi ini.

Sekarang ini hanya Banjar Jawa saja yang banyak melakukan tradisi ini, kalau yang lain tidak banyak. Kami juga akan memberi pengertian pada krama, agar tradisi ini bisa dilakukan terus menerus,” demikian Sutrisna. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/