29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:06 AM WIB

Kesulitan Biaya, Pengelola Alas Kedaton Kurangi Jumlah Pakan Kera

TABANAN – Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan setahun memaksa daya Tarik Wisata Alas Kedaton, yang berada di Desa Kukuh, Marga tutup total. Pandemi ini pemasukan dari DTW Alas Kedaton yang menyuguhkan wisata kera pun turun drastis.

Pengaruh pun luar biasa ini memaksa pihak pengelola DTW Alas Kedaton dibuat pusing. Karena harus memberikan pakan ribuan kera yang hidup di DTW Alas Kedaton setiap. Dulunya biaya pakan kera terpenuhi, karena ada pemasukkan didapat wisatawan yang berkunjung ke DTW tersebut.

Pihak pengelola kini mulai mengurangi jumlah pakan kera. Selain itu mengandalkan pemberian pakan dari warga dan sumbangan dari organisasi dan yayasan.

“Sudah mulai Januari lalu kami kurangi pemberian pakan kera. Kalau dulu biasanya dalam sehari pakan dua kali. Sekarang pakan cukup satu kali dalam sehari diberikan kepada kera,” kata Gede Nyoman Punia, 52 salah seorang pekerja yang setiap harinya khusus menangani pakan kera, ketika ditemui, Minggu kemarin, (21/3).

Dia menyebut populasi kera yang berdiam di Alas kedaton sudah mencapai 1.000 lebih. Ini pihaknya setiap hari harus disediakan makanan.

Jika kera tersebut tidak dirawat khawatir karakter mereka akan menjadi galak tidak jinak lagi. Apalagi kera masuk duwe pura di Alas Kedaton. Sehingga harus dirawat.

“Yang kami takuti adalah kera-kera bisa keluar dari Alas Kedaton untuk mencari makanan di rumah-rumah penduduk dan dapat pula merusak tanaman warga,” ungkapnya.

Pihak pengelola menganggarkan biaya pakan sekitar Rp 15 juta setiap bulan. Dengan pakan rata-rata setiap hari 100 kilogram ketela dihabiskan.

Namun karena pertimbangan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan belum ada kepastian kapan pandemi akan berakhir.

Pihak pengelola pun memilih untuk menghemat pengeluaran pada pakan kera. Sebulan pengeluaran Rp 15 juta untuk pakan sekarang sudah terasa berat, karena omset turun.

“Maka kami sebagai pekerja diminta untuk lebih hemat memberikan pakan kera. Agar bisa anggaran Rp 15 Juta dipakai untuk dua bulan. Mengingat Covid-19 masih berlangsung dan pariwisata Bali belum dibuka,” terangnya.

Dia juga menambahkan untuk lebih irit dalam pengeluaran pakan kera. Pihaknya juga menerima sumbangan pakan dari warga, organisasi atau yayasan. Biasanya dalam sebulan ada saja warga atau organisasi yang memberikan sumbangan makanan kepada kera-kera yang ada di Alas Kedaton.

“Sumbangan buah jenis apapun pasti kami terima. Asalkan tidak mentah. Karena ini yang bisa kami lakukan. Agar kera-kera bisa bertahan hidup,” pungkasnya.

Sementara itu di saat bersamaan salah satu Yayasan Kesatria Keris Bali wilayah Tabanan melakukan aksi sosial dengan memberikan sumbangan makanan buah kepada kera-kera di DTW Alas Kedaton.

Ratusan kilogram makan kera mulai dari pisang, apel, rambutan, salak dan buah lainnya yang diterima langsung oleh pihaknya pengelola.

“Kami memang datang dengan niat untuk membantu memberikan sumbangan. Untuk meringankan beban pengeluaran biaya pakan dari pihak pengelola,” ungkapnya Gus Keris Ketua Yayasan Kesatria Keris Bali wilayah Tabanan

Mudah-mudahan pemberian pakan kera bisa secara kontinyu dilakukan. Agar kera-kera di sini bisa bertahan hidup.

TABANAN – Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan setahun memaksa daya Tarik Wisata Alas Kedaton, yang berada di Desa Kukuh, Marga tutup total. Pandemi ini pemasukan dari DTW Alas Kedaton yang menyuguhkan wisata kera pun turun drastis.

Pengaruh pun luar biasa ini memaksa pihak pengelola DTW Alas Kedaton dibuat pusing. Karena harus memberikan pakan ribuan kera yang hidup di DTW Alas Kedaton setiap. Dulunya biaya pakan kera terpenuhi, karena ada pemasukkan didapat wisatawan yang berkunjung ke DTW tersebut.

Pihak pengelola kini mulai mengurangi jumlah pakan kera. Selain itu mengandalkan pemberian pakan dari warga dan sumbangan dari organisasi dan yayasan.

“Sudah mulai Januari lalu kami kurangi pemberian pakan kera. Kalau dulu biasanya dalam sehari pakan dua kali. Sekarang pakan cukup satu kali dalam sehari diberikan kepada kera,” kata Gede Nyoman Punia, 52 salah seorang pekerja yang setiap harinya khusus menangani pakan kera, ketika ditemui, Minggu kemarin, (21/3).

Dia menyebut populasi kera yang berdiam di Alas kedaton sudah mencapai 1.000 lebih. Ini pihaknya setiap hari harus disediakan makanan.

Jika kera tersebut tidak dirawat khawatir karakter mereka akan menjadi galak tidak jinak lagi. Apalagi kera masuk duwe pura di Alas Kedaton. Sehingga harus dirawat.

“Yang kami takuti adalah kera-kera bisa keluar dari Alas Kedaton untuk mencari makanan di rumah-rumah penduduk dan dapat pula merusak tanaman warga,” ungkapnya.

Pihak pengelola menganggarkan biaya pakan sekitar Rp 15 juta setiap bulan. Dengan pakan rata-rata setiap hari 100 kilogram ketela dihabiskan.

Namun karena pertimbangan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan belum ada kepastian kapan pandemi akan berakhir.

Pihak pengelola pun memilih untuk menghemat pengeluaran pada pakan kera. Sebulan pengeluaran Rp 15 juta untuk pakan sekarang sudah terasa berat, karena omset turun.

“Maka kami sebagai pekerja diminta untuk lebih hemat memberikan pakan kera. Agar bisa anggaran Rp 15 Juta dipakai untuk dua bulan. Mengingat Covid-19 masih berlangsung dan pariwisata Bali belum dibuka,” terangnya.

Dia juga menambahkan untuk lebih irit dalam pengeluaran pakan kera. Pihaknya juga menerima sumbangan pakan dari warga, organisasi atau yayasan. Biasanya dalam sebulan ada saja warga atau organisasi yang memberikan sumbangan makanan kepada kera-kera yang ada di Alas Kedaton.

“Sumbangan buah jenis apapun pasti kami terima. Asalkan tidak mentah. Karena ini yang bisa kami lakukan. Agar kera-kera bisa bertahan hidup,” pungkasnya.

Sementara itu di saat bersamaan salah satu Yayasan Kesatria Keris Bali wilayah Tabanan melakukan aksi sosial dengan memberikan sumbangan makanan buah kepada kera-kera di DTW Alas Kedaton.

Ratusan kilogram makan kera mulai dari pisang, apel, rambutan, salak dan buah lainnya yang diterima langsung oleh pihaknya pengelola.

“Kami memang datang dengan niat untuk membantu memberikan sumbangan. Untuk meringankan beban pengeluaran biaya pakan dari pihak pengelola,” ungkapnya Gus Keris Ketua Yayasan Kesatria Keris Bali wilayah Tabanan

Mudah-mudahan pemberian pakan kera bisa secara kontinyu dilakukan. Agar kera-kera di sini bisa bertahan hidup.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/