29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:26 AM WIB

Di Tengah Corona, Bocah 9 Tahun di Buleleng Meninggal Dunia Karena DB

SINGARAJA – Kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Buleleng tak bisa dianggap enteng. Seorang anak yang tinggal di Jalan Setiabudi, Lingkungan Banyuning Timur, Kelurahan Banyuning, meninggal dunia karena penyakit demam berdarah.

Ini sekaligus menjadi kasus kematian ketiga akibat demam berdarah, sepanjang tahun 2020 ini. Korban diketahui bernama Luh Putu Indah Damayanti, 9.

Mendiang mulai mengalami panas pada Kamis (16/4). Pada Jumat (17/4) orang tua mendiang sempat mengajaknya ke Puskesmas Buleleng III guna menjalani pengobatan.

“Di Puskesmas sempat diberi obat. Sabtu itu mulai turun panasnya. Pas hari minggu itu mulai lemas. Mau makan, tapi muntah.

Akhirnya sorenya saya bawa ke UGD di umum (RSUD Buleleng, Red),” kata Gede Agus Laba, 38, orang tua mendiang Indah Damayanti, saat ditemui di rumah duka, kemarin sore.

Saat di RSUD Buleleng, mendiang hanya sempat dirawat selama sehari. Mendiang dinyatakan meninggal dunia pada pukul 15.00 Senin (20/4) sore.

“Hari Minggu itu masih sadar. Masih sempat komunikasi, katanya minta pulang biar di rumah saja. Sama sekali nggak menyangka kalau demam berdarah. Selama ini di sekitar sini tidak ada yang kena demam berdarah,” ceritanya.

Disisi lain, warga di Lingkungan Banyuning Timur, langsung melakukan fogging swadaya. Pengasapan dilakukan pada Selasa sore.

Kepala Lingkungan Banyuning Timur Putu Suardika mengatakan, sekitar sebulan lalu sebenarnya fogging swadaya sudah pernah dilakukan.

“Tapi fogging itu kan bukan faktor utama yang membuat nyamuk hilang. Paling efektif sebenarnya kan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) itu.

Kami akui masih banyak yang kurang paham. Masih sering kami temui banyak kaleng bekas dibiarkan, berisi air. Kami harap kedepan ada sosialisasi

dari (dinas) kesehatan untuk pencegahan, selain itu kami juga ingin biar masyarakat partisipasinya lebih aktif untuk demam berdarah ini,” papar Suardika.

SINGARAJA – Kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Buleleng tak bisa dianggap enteng. Seorang anak yang tinggal di Jalan Setiabudi, Lingkungan Banyuning Timur, Kelurahan Banyuning, meninggal dunia karena penyakit demam berdarah.

Ini sekaligus menjadi kasus kematian ketiga akibat demam berdarah, sepanjang tahun 2020 ini. Korban diketahui bernama Luh Putu Indah Damayanti, 9.

Mendiang mulai mengalami panas pada Kamis (16/4). Pada Jumat (17/4) orang tua mendiang sempat mengajaknya ke Puskesmas Buleleng III guna menjalani pengobatan.

“Di Puskesmas sempat diberi obat. Sabtu itu mulai turun panasnya. Pas hari minggu itu mulai lemas. Mau makan, tapi muntah.

Akhirnya sorenya saya bawa ke UGD di umum (RSUD Buleleng, Red),” kata Gede Agus Laba, 38, orang tua mendiang Indah Damayanti, saat ditemui di rumah duka, kemarin sore.

Saat di RSUD Buleleng, mendiang hanya sempat dirawat selama sehari. Mendiang dinyatakan meninggal dunia pada pukul 15.00 Senin (20/4) sore.

“Hari Minggu itu masih sadar. Masih sempat komunikasi, katanya minta pulang biar di rumah saja. Sama sekali nggak menyangka kalau demam berdarah. Selama ini di sekitar sini tidak ada yang kena demam berdarah,” ceritanya.

Disisi lain, warga di Lingkungan Banyuning Timur, langsung melakukan fogging swadaya. Pengasapan dilakukan pada Selasa sore.

Kepala Lingkungan Banyuning Timur Putu Suardika mengatakan, sekitar sebulan lalu sebenarnya fogging swadaya sudah pernah dilakukan.

“Tapi fogging itu kan bukan faktor utama yang membuat nyamuk hilang. Paling efektif sebenarnya kan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) itu.

Kami akui masih banyak yang kurang paham. Masih sering kami temui banyak kaleng bekas dibiarkan, berisi air. Kami harap kedepan ada sosialisasi

dari (dinas) kesehatan untuk pencegahan, selain itu kami juga ingin biar masyarakat partisipasinya lebih aktif untuk demam berdarah ini,” papar Suardika.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/