28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 20:01 PM WIB

Duh, Pengemis Mengaku-ngaku Pengungsi Bermunculan di Jembrana

RadarBali.com – Fenomena pengungsi Gunung Agung yang tersebar di Jembrana, dijadikan kesempatan oknum masyarakat untuk meminta – minta atau mengemis dengan mengatasnamakan pengungsi.

Hal tersebut diungkapkan sejumlah warga di Jembrana yang didatangi pengemis mengaku pengungsi dari Gunung Agung sejak seminggu terakhir ini.

Pengemis yang datang dari rumah ke rumah rata-rata anak kecil. Tapi tidak sendiri, ada orang tua yang “sembunyi” menunggu dari jarak jauh.

“Saya pengungsi gunung agung pak,” kata anak berusia sekitar 5 tahun ini, saat ditanya wartawan Jawa Pos Radar Bali saat meminta minta di depan salah satu rumah warga di Desa Banyubiru, beberapa waktu lalu.

Namun setelah ditanya pada orang tua yang sembunyi di kejauhan membantah sebagai pengungsi. Pengakuan anaknya yang mengaku sebagai pengungsi itu memang sengaja disuruh agar orang-orang yang didatangi merasa iba.

“Bukan pengungsi pak, saya pengemis biasa,” kata perempuan paruh baya yang mengaku dari Desa Tianyar, Karangasem ini.

Pengemis yang mengaku sebagai pengungsi juga terjadi di Kelurahan Dauh Waru, Sabtu (21/10). Bedanya, pengemis perempuan yang sudah tua tersebut datang sendiri, tidak bersama anak kecil.

Setelah didesak warga, ternyata mengaku bukan bagian dari pengungsi Gunung Agung.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana memastikan tidak ada pengungsi yang meminta-meminta ke rumah warga.

Semua pengungsi yang ada di Jembrana 630 orang, ada di rumah kerabat masing-masing, sehingga tidak mungkin mengemis meminta belas kasihan orang lain. “Bantuan juga sudah diberikan sesuai dengan permohonan,” tegasnya. 

RadarBali.com – Fenomena pengungsi Gunung Agung yang tersebar di Jembrana, dijadikan kesempatan oknum masyarakat untuk meminta – minta atau mengemis dengan mengatasnamakan pengungsi.

Hal tersebut diungkapkan sejumlah warga di Jembrana yang didatangi pengemis mengaku pengungsi dari Gunung Agung sejak seminggu terakhir ini.

Pengemis yang datang dari rumah ke rumah rata-rata anak kecil. Tapi tidak sendiri, ada orang tua yang “sembunyi” menunggu dari jarak jauh.

“Saya pengungsi gunung agung pak,” kata anak berusia sekitar 5 tahun ini, saat ditanya wartawan Jawa Pos Radar Bali saat meminta minta di depan salah satu rumah warga di Desa Banyubiru, beberapa waktu lalu.

Namun setelah ditanya pada orang tua yang sembunyi di kejauhan membantah sebagai pengungsi. Pengakuan anaknya yang mengaku sebagai pengungsi itu memang sengaja disuruh agar orang-orang yang didatangi merasa iba.

“Bukan pengungsi pak, saya pengemis biasa,” kata perempuan paruh baya yang mengaku dari Desa Tianyar, Karangasem ini.

Pengemis yang mengaku sebagai pengungsi juga terjadi di Kelurahan Dauh Waru, Sabtu (21/10). Bedanya, pengemis perempuan yang sudah tua tersebut datang sendiri, tidak bersama anak kecil.

Setelah didesak warga, ternyata mengaku bukan bagian dari pengungsi Gunung Agung.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana memastikan tidak ada pengungsi yang meminta-meminta ke rumah warga.

Semua pengungsi yang ada di Jembrana 630 orang, ada di rumah kerabat masing-masing, sehingga tidak mungkin mengemis meminta belas kasihan orang lain. “Bantuan juga sudah diberikan sesuai dengan permohonan,” tegasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/