RadarBali.com – Empat siswa yang dikeluarkan dari SMK Triatma Jaya, Tabanan lantaran melakukan perbuatan cabul dan merekam dalam video sehingga viral di media sosial akhirnya sudah mendapat sekolah baru.
Keempatnya masuk ke SMK lain di Tabanan. “Keempatnya akan pindah ke sekolah lain. Sudah ada sekolah yang mau menerima keempat siswa ini,” kata Kepala UPTD Dinas Pendidikan
Provinsi Bali di Tabanan Ketut Sudarma usai mengikuti pertemuan bersama Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali yang mengunjungi SMK Triatma Jaya Tabanan Selasa (21/11).
Sudarma enggan menyebutkan nama sekolah tersebut. Jika nama sekolah ini disebut, dikhawatirkan mempengaruhi siswa dimaksud.
“Di sekolah yang baru, keempat siswa ini akan mendapat pengawasan dari pengawas sekolah yang baru,” jelasnya.
Sudarma mengatakan, sanksi yang diberikan pihak sekolah tidak berlebihan. Sekolah tentunya sudah memiliki tata tertib yang harus dipatuhi siswanya.
Bila melanggar tatib sekolah, tentu ada risiko yang harus ditanggung. “Sanksi ini juga untuk memberikan efek jera bagi pelaku dan siapa saja yang melakukan hal yang sama,” terang dia.
Komisioner Bidang Pendidikan, Pengisian Waktu Luang dan Kebudayaan KPPAD Provinsi Bali Kadek Ariasa yang datang dalam pertemuan tersebut menjelaskan,
kedatangan pihaknya salah satunya untuk memastikan kelanjutan pendidikan empat siswa yang dikeluarkan sekolahnya tersebut.
Ariasa mengakui, pemindahan ini juga sudah tepat, agar empat siswa ini tidak dirisak (bully) oleh siswa lain di sekolah lamanya.
“Dipindahkan agar tidak dibully dari lingkungan sekolah lamanya, ” kata Ariasa. Sudarma menambahkan, langkah pasca kejadian ini, pihaknya akan terus melakukan penyuluhan berupa pendidikan karakter bagi para guru.
Harapannya, para guru menularkan pendidikan karakter terhadap siswanya. Dari 34 SMA dan SMK di Tabanan, kata Sudarma, pihaknya baru memberikan penyuluhan pendidikan karakter kepada guru di lima sekolah.
“Pembinaan karakter ini akan terus dilakukan,” jelas dia. Disinggung apakah para siswa ini melakukan tindakan cabul karena meniru lingkungannya, Sudarma membantah.
Dia juga menampik perilaku tidak etis yang dilakukan para siswa ini sebagai cermin dari kondisi masyarakat saat ini.
“Gak ada hubungannya perilaku para siswa ini dengan kondisi masyarakat secara umum. Ini spontan saja,” kata Sudarma.
Di bagian lain, Ketua Jurusan Akomodasi Perhotelan Ni Putu Dian Cahyani menjelaskan, empat siswa yang bermasalah sedang menjalani sanksi skorsing. Setelah masa skorsing selesai mereka baru akan benar-benar pindah ke sekolah lain.
Dan korbannya kini sudah masuk sekolah. Dikatakan setelah kejadian itu, korban tampil lebih kalem. “Pakaiannya juga lebih sopan. Sebelumnya agak seksi dan minim,” ujar Dian.